​Mendikbud Lantik Dirjen Kebudayaan dan Kepala Badan Bahasa 31 Desember 2015 ← Back
Jakarta, Kemendikbud --- Di hari terakhir tahun 2015 ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan melantik tiga pejabat eselon 1 dan satu pejabat eselon 2 Kemendikbud. Pejabat yang dilantik tersebut adalah Hilmar Farid, Ph.D sebagai Direktur Jenderal Kebudayaan; Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum sebagai Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa; Dr. Arie Budhiman, M.Si sebagai Staf Ahli bidang Pembangunan Karakter; dan Dr. Maman Wijaya sebagai Kepala Pusat Pengembangan Perfilman.
Dalam sambutannya, Mendikbud mengucapkan terima kasih dan apresiasi sebesar-besarnya kepada pejabat yang bertugas sebelumnya, yaitu Kacung Marijan, mantan Dirjen Kebudayaan; Didik Suhardi, mantan pelaksana tugas (plt) Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa; Taufik Hanafi, mantan plt Staf Ahli bidang Pengembangan Karakter; dan Ari Santoso, mantan plt Kepala Pusat Pengembangan Perfilman.
Mendikbud mengatakan, kali ini adalah pertama kalinya jabatan Dirjen Kebudayaan dijabat oleh nonPNS atau tidak berkarir di birokrasi. Jabatan Dirjen Kebudayaan memang menjadi satu-satunya jabatan dalam seleksi jabatan di lingkungan Kemendikbud yang dalam persyaratannya membolehkan nonPNS untuk mendaftar. Mendikbud berharap Hilmar Farid sebagai Dirjen Kebudayaan yang baru akan mampu memunculkan terobosan dan meneruskan hal-hal yang sudah dicapai pimpinan sebelumnya.
“Pak Kacung mewariskan sebuah program besar. Pertama, Indonesia akan menjadi guest country dalam Festival Europalia tahun 2017. Kedua, dalam hitungan bulan, akan nada World Culture Forum (WCF). Selain itu, komunitas kebudayaan di seluruh Indonesia mengharapkan fasilitasi pemerintah untuk dapat tumbuh,” katanya saat acara pelantikan pejabat di Graha Utama Kemendikbud, Jakarta, (31/12/2015).
Mendikbud juga menyampaikan pesan khusus kepada pejabat lain yang dilantik. Kepada Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Dadang Sunendar, Mendikbud berpesan agar mengutamakan usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan berbahasa yang baik. “Tanpa berbahasa yang baik kita tidak bisa menularkan pengetahuan,” tutur Mendikbud.
Sementara untuk Staf Ahli bidang Pembangunan Karakter, Arie Budhiman, Mendikbud berpesan agar konsep revolusi mental diterjemahkan menjadi operasional. Sedangkan kepada Kepala Pusat Pengembangan Perfilman Maman Wijaya, Mendikbud berharap film Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan di seluruh dunia.
“Setiap karya adalah potret diri pembuatnya. Mari tandai karya-karya itu dengan kecemerlangan sebagai bukti bahwa pembuatnya adalah orang-orang gemilang,” tutur Mendikbud menutup sambutannya.
Dalam sambutannya, Mendikbud mengucapkan terima kasih dan apresiasi sebesar-besarnya kepada pejabat yang bertugas sebelumnya, yaitu Kacung Marijan, mantan Dirjen Kebudayaan; Didik Suhardi, mantan pelaksana tugas (plt) Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa; Taufik Hanafi, mantan plt Staf Ahli bidang Pengembangan Karakter; dan Ari Santoso, mantan plt Kepala Pusat Pengembangan Perfilman.
Mendikbud mengatakan, kali ini adalah pertama kalinya jabatan Dirjen Kebudayaan dijabat oleh nonPNS atau tidak berkarir di birokrasi. Jabatan Dirjen Kebudayaan memang menjadi satu-satunya jabatan dalam seleksi jabatan di lingkungan Kemendikbud yang dalam persyaratannya membolehkan nonPNS untuk mendaftar. Mendikbud berharap Hilmar Farid sebagai Dirjen Kebudayaan yang baru akan mampu memunculkan terobosan dan meneruskan hal-hal yang sudah dicapai pimpinan sebelumnya.
“Pak Kacung mewariskan sebuah program besar. Pertama, Indonesia akan menjadi guest country dalam Festival Europalia tahun 2017. Kedua, dalam hitungan bulan, akan nada World Culture Forum (WCF). Selain itu, komunitas kebudayaan di seluruh Indonesia mengharapkan fasilitasi pemerintah untuk dapat tumbuh,” katanya saat acara pelantikan pejabat di Graha Utama Kemendikbud, Jakarta, (31/12/2015).
Mendikbud juga menyampaikan pesan khusus kepada pejabat lain yang dilantik. Kepada Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Dadang Sunendar, Mendikbud berpesan agar mengutamakan usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan berbahasa yang baik. “Tanpa berbahasa yang baik kita tidak bisa menularkan pengetahuan,” tutur Mendikbud.
Sementara untuk Staf Ahli bidang Pembangunan Karakter, Arie Budhiman, Mendikbud berpesan agar konsep revolusi mental diterjemahkan menjadi operasional. Sedangkan kepada Kepala Pusat Pengembangan Perfilman Maman Wijaya, Mendikbud berharap film Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan di seluruh dunia.
“Setiap karya adalah potret diri pembuatnya. Mari tandai karya-karya itu dengan kecemerlangan sebagai bukti bahwa pembuatnya adalah orang-orang gemilang,” tutur Mendikbud menutup sambutannya.
Sumber :
Penulis : Desliana Maulipaksi
Editor :
Dilihat 1524 kali
Editor :
Dilihat 1524 kali