Indonesia Jajaki Program Pertukaran Guru dengan Australia 26 Februari 2016 ← Back
Jakarta, Kemendikbud --- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan melakukan courtesy call atau pertemuan resmi dengan Duta Besar (Dubes) Australia untuk Indonesia, Paul Grigson. Dalam pertemuan tersebut, Mendikbud menawarkan kerja sama di bidang pendidikan berupa program pertukaran guru. Ia juga menjelaskan secara singkat beberapa program unggulan baru di Kemendikbud, salah satunya Neraca Pendidikan Daerah (NPD).
Mendikbud mengatakan, saat ini Kemendikbud tengah merevisi kurikulum dan memperbaiki manajemen sekolah untuk menciptakan ekosistem pendidikan, di mana tiap pelaku pendidikannya dapat memiliki interaksi yang baik. Salah satu pelaku terpenting dalam ekosistem pendidikan adalah guru. Karena itu mengirimkan guru untuk program pertukaran guru menjadi salah satu metode bagi guru untuk menjalani sebuah pembelajaran.
“Kami berharap bisa mengirimkan group of learner. Kami harap mereka bisa mendapatkan kesempatan mengunjungi sekolah-sekolah di Australia, dan melihat bagaimana sekolah-sekolah di sana berjalan. Jadi bukan hanya kunjungan biasa, tapi learning visit. Mereka (guru) harus memiliki proyeksi apa yang akan dilakukan setelah kembali ke Indonesia,” ujar Mendikbud saat menerima kedatangan Dubes Australia di kantornya, Jakarta, (26/2/2016).
Rencana tentang program pertukaran guru itu, tutur Mendikbud, sudah didiskusikannya dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang langsung menyetujui rencana itu dan meminta segera dilaksanakan. Mendikbud merencanakan dalam satu tahun akan ada pengiriman guru ke Australia untuk lima batch atau kloter, mengingat banyaknya jumlah guru di Indonesia.
“Satu batch tidak hanya terdiri dari satu delegasi, di mana dalam satu delegasi berjumlah 60-70 orang. Tetapi dalam satu batch terdiri dari 10 delegasi, sehingga akan ada sekitar 600 orang dalam satu batch,” tutur Mendikbud. Guru-guru yang menjadi peserta pertukaran guru itu akan dikirim ke daerah yang berbeda-beda di Australia. Mereka akan berinteraksi dengan masyarakat Australia sehingga bisa mendapatkan pembelajaran yang bermanfaat untuk dunia pendidikan di Indonesia.
Menanggapi program pertukaran guru itu, Dubes Australia Paul Grigson mengatakan, mengirimkan guru ke daerah yang berbeda merupakan suatu hal yang baik. Ada beberapa daerah atau kota di Australia yang memiliki kelebihan dalam bidang pendidikan. Namun para peserta program pertukaran guru nantinya tidak hanya akan melihat kebijakan pendidikan di daerah yang dituju, melainkan juga kebijakan secara nasional di suatu negara. Australia juga akan memutuskan daerah-daerah atau kota-kota mana saja yang akan menjadi lokasi tujuan dalam program pertukaran guru.
Mendikbud mengatakan, saat ini Kemendikbud tengah merevisi kurikulum dan memperbaiki manajemen sekolah untuk menciptakan ekosistem pendidikan, di mana tiap pelaku pendidikannya dapat memiliki interaksi yang baik. Salah satu pelaku terpenting dalam ekosistem pendidikan adalah guru. Karena itu mengirimkan guru untuk program pertukaran guru menjadi salah satu metode bagi guru untuk menjalani sebuah pembelajaran.
“Kami berharap bisa mengirimkan group of learner. Kami harap mereka bisa mendapatkan kesempatan mengunjungi sekolah-sekolah di Australia, dan melihat bagaimana sekolah-sekolah di sana berjalan. Jadi bukan hanya kunjungan biasa, tapi learning visit. Mereka (guru) harus memiliki proyeksi apa yang akan dilakukan setelah kembali ke Indonesia,” ujar Mendikbud saat menerima kedatangan Dubes Australia di kantornya, Jakarta, (26/2/2016).
Rencana tentang program pertukaran guru itu, tutur Mendikbud, sudah didiskusikannya dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang langsung menyetujui rencana itu dan meminta segera dilaksanakan. Mendikbud merencanakan dalam satu tahun akan ada pengiriman guru ke Australia untuk lima batch atau kloter, mengingat banyaknya jumlah guru di Indonesia.
“Satu batch tidak hanya terdiri dari satu delegasi, di mana dalam satu delegasi berjumlah 60-70 orang. Tetapi dalam satu batch terdiri dari 10 delegasi, sehingga akan ada sekitar 600 orang dalam satu batch,” tutur Mendikbud. Guru-guru yang menjadi peserta pertukaran guru itu akan dikirim ke daerah yang berbeda-beda di Australia. Mereka akan berinteraksi dengan masyarakat Australia sehingga bisa mendapatkan pembelajaran yang bermanfaat untuk dunia pendidikan di Indonesia.
Menanggapi program pertukaran guru itu, Dubes Australia Paul Grigson mengatakan, mengirimkan guru ke daerah yang berbeda merupakan suatu hal yang baik. Ada beberapa daerah atau kota di Australia yang memiliki kelebihan dalam bidang pendidikan. Namun para peserta program pertukaran guru nantinya tidak hanya akan melihat kebijakan pendidikan di daerah yang dituju, melainkan juga kebijakan secara nasional di suatu negara. Australia juga akan memutuskan daerah-daerah atau kota-kota mana saja yang akan menjadi lokasi tujuan dalam program pertukaran guru.
Sumber :
Penulis : Desliana Maulipaksi
Editor :
Dilihat 4037 kali
Editor :
Dilihat 4037 kali