Hadapi MEA, Standar Mutu Sekolah Jadi Salah Satu Perhatian Mendikbud 02 Februari 2015 ← Back
Jakarta, Kemendikbud --- Persaingan pada era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akan semakin meningkat. Ini karena MEA tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional. Pendidikan sebagai pencetak sumber daya manusia (SDM) berkualitas menjadi jawaban terhadap kebutuhan tersebut. Oleh karena itu meningkatkan standar mutu sekolah menjadi keharusan agar lulusannya siap menghadapi persaingan.
“Letak sekolah boleh di kampung, tetapi standar tidak boleh kampungan. Jadi kita akan tingkatkan terus standarnya,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan saat menerima Gatra di ruang kerjanya, Jumat (30/1).
Mendikbud mengatakan, meningkatkan standar mutu sekolah salah satunya dengan menguatkan aktor pendidikan, yaitu kepala sekolah, guru, dan orang tua. Menurutnya, kepemimpinan kepala sekolah menjadi kunci tumbuhnya ekosistem pendidikan yang baik. Guru juga perlu dilatih dengan metode yang tepat, yaitu mengubah pola pikir guru dengan rangsangan-rangsangan seperti akupuntur. “Dalam metode akupuntur itu kan titiknya kecil dan tidak sakit, tetapi efeknya sistemik. Guru harus mau menjadi sosok menyenangkan dan diingat siswanya,” ujar Mendikbud.
Orang tua juga menjadi pendidik terpenting bagi anaknya. Sayangnya, orang tua terkadang menjadi bagian yang tidak tersiapkan. “Banyak orang tua kita yang tidak mampu mendidik anaknya. Contoh paling mudah adalah bagaimana mengelola tontonan televisi bagi anak. Mereka lebih nyaman membiarkan anaknya diam di depan TV ketimbang main lumpur di luar rumah. Maka, peran orang tua harus diperkuat,” tuturnya.
Selain itu, untuk semakin memperkuat daya saing SDM Indonesia menghadapi MEA, Mendikbud berpesan agar setidaknya para siswa menguasai tiga bahasa: bahasa ibu (daerah), bahasa Indonesia, dan bahasa internasional. “Kemampuan komunikasi ini juga sangat penting,” katanya.
Lebih jauh Mendikbud menuturkan, hasil ujian nasional (UN) juga bisa digunakan untuk meningkatkan daya saing. Itu karena hasil UN setiap siswa akan dijabarkan dengan lebih terperinci. Dalam surat keterangan hasil ujian nasional (SKHUN), selain mengetahui nilainya, siswa juga bisa mengetahui posisinya di rata-rata sekolah dan secara nasional.
“Jadi kita bisa membandingkan antara sekolah yang satu dengan sekolah yang lain. Kalau kita ingin menang di standar internasional, minimal kita menang di standar nasional. Dengan UN kita bisa tahu posisi kita di tingkat nasional,” tutur Mendikbud.(Ratih Anbarini)
Sumber :
Editor :
Dilihat 1124 kali