Tingkatkan Peran Orang Tua Melalui Pendidikan Keayahbundaan 02 Februari 2015 ← Back
Jakarta, Kemendikbud --- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menganggap perlu diadakannya pendidikan untuk orang tua. "Memang jika sudah menikah, berarti sudah siap menjadi pasangan suami istri. Tapi menjadi orang tua yang mendidik, itu adalah dunia yang berbeda," katanya di depan ratusan siswa dan alumni sekolah Santa Ursula Jakarta akhir Januari lalu.
Mendikbud Anies mengatakan bahwa selama ini para orang tua-- pada umumnya-- hanya mengajari anak soal kesehatan dan lain sebagainya, tapi untuk pembentukan karakter dan budinya belum tentu. Dan itu bisa dari hal-hal terkecil. Pada kenyataannya, orang tua lebih sering mengesampingkan itu.
"Contohnya, ketika ingin pergi ke acara pernikahan. Anak-anak yang berusia 3-4 tahun biasanya nangis minta ikut. Tapi orang tua lebih sering menyuruh pengasuhnya untuk menyelimuti dan memainkan film kartun," katanya. "Setelah itu, maka orang tuanya pergi tanpa pamit." tambahnya.
Anies mengatakan bahwa sebaiknya orang tua tidak berperilaku demikian. "Bapak dan Ibu membiasakan anaknya untuk tegas. Kalau bilang iya, iya. Kalau bilang tidak, tidak," kata Mendikbud Anies.
Ia juga menambahkan bahwa ini berpengaruh terhadap anak itu sendiri, dan anak akan terbiasa memegang prinsip. Nilai-nilai seperti inilah yang harus diajarkan orang tua sejak dini.
Orang tua adalah pendidik terpenting, kata Mendikbud, tapi justru yang paling tak tersiapkan. Pendidikan sebagai orang tua ini tidak tersentuh. Untuk itu akan ada direktorat baru yang menangani program keayahbundaan.
Program keorangtuaan yang ada selama ini belum menjangkau sasaran akhir yaitu meningkatkan peran orang tua dalam mencapai hasil belajar anak yang optimal. “Oleh karena itu perhatian serius terhadap peran orang tua perlu dilakukan melalui peningkatan kualitas pendidikan keayahbundaan,” ucap Sekretaris Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal (PAUDNI) Ella Yulaelawati saat ditemui di kantornya, Jumat (30/01/2015).
Ella mengatakan, melalui pendidikan keayahbundaan akan diupayakan memberikan wawasan, pemahaman, dan keterampilan tentang kiat mendidik anak sejak dalam kandungan sampai dengan dewasa. Pendidikan yang akan diberikan adalah dalam hal memelihara cinta dan kasih sayang kepada anak, pendidikan karakter, gizi dan kesehatan, menyiapkan prakeaksaraan, memenuhi hak dan perlindungan anak.
“Selain hal tersebut, fokus pendidikan keayahbundaan adalah mencegah perilaku destruktif dan meningkatkan kualitas hasil belajar anak melalui pendampingan yang menyeluruh,” kata Ella.
Dengan adanya pendidikan keayahbundaan diharapkan dapat menyajikan standar menjadi orang tua yang bermartabat . Standar tersebut diharapkan dapat disusun oleh orang tua, diakses, dan dinilai oleh, untuk dan dari para ayah bunda itu sendiri. “Dengan begitu dapat meningkatkan kapasitas ayahbunda dalam peningkatan kualitas pembelajaran yang bermakna untuk anak,” pungkas Ella. (Seno Hartono/dari berbagai sumber)
Sumber :
Editor :
Dilihat 1040 kali