Mendikbud: Beri Warna pada Wajah Masa Depan Indonesia Melalui Pendidikan dan Kebudayaan  30 Maret 2015  ← Back

Depok, Kemendikbud --- Kebijakan yang kita buat hari ini bukan untuk kita sekarang tetapi untuk generasi masa depan. Apa yang kita kerjakan dampaknya adalah satu generasi. Wajah masa depan Indonesia ada di tangan kita semua.
 
Demikian disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, saat memberikan sambutan di acara Bincang-bincang Inspiratif Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) tahun 2015, di Bojongsari, Minggu (29/3/2015). Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan dinas pendidikan dan kebudayaan dari berbagai daerah di seluruh penjuru Indonesia.
 
Mendikbud mengingatkan seluruh pihak yang berada di dunia pendidikan tentang tanggung jawab yang besar dan dampak yang sangat panjang. Maka, kata dia, seluruh pihak harus menyadari bersama-sama bahwa pembangunan pendidikan dan kebudayaan bukan tentang satu orang, tapi tentang semua orang.  "Ini bukan tentang saya, ini adalah tentang masa depan Indonesia," tuturnya.
 
Mendikbud mengatakan, peserta yang berkumpul pada acara bincang-bincang inspiratif itu adalah insan-insan yang mengelola pendidikan. Semua yang ada di sana, kata dia, adalah hasil pendidikan. "Kita semua tidak duduk di tempat ini jika tak hadir pendidikan, yang kebijakannya ada di tangan kita semua," katanya.
 
Mendikbud menekankan, semua yang hadir di acara RNPK tahun 2015 ini bukan sekadar untuk memastikan serapan anggaran atau sekadar hadir dalam diskusi. Kita datang ke tempat ini, kata dia, untuk serius memberikan warna dan memberikan wajah masa depan Indonesia lewat pendidikan dan kebudayaan. "Kita datang ke sini sebagai kehormatan," ujarnya.
 
Mendikbud menyampaikan, akhir-akhir ini kehormatan sering dicampuradukan dengan penghormatan. Kehormatan, kata dia, tidak ada yang jual dan tidak bisa dibeli, itu yang membuat orang-orang dihormati karena mereka melakukan hal-hal yang terhormat. Dia juga mengatakan, jabatan bisa mengantarkan kita untuk mendapat penghormatan tetapi untuk dapat kehormatan bukan jabatan. “Kehormatan bukan karena jabatan tapi kehormatan karena perbuatan,” ucapnya.
 
Mendikbud mengungkapkan, sebagai pendidik yang disebut sebagai guru bangsa, bukan hanya mengajar dan bukan hanya mendidik tetapi menggerakkan. Hari-hari ke depan, kata dia, kita akan membuat pendidikan Indonesia yang menggeliat di masa depan. “Bukan Indonesia sekadar rutin, kita akan ubah suasana. Dengan mengembalikan kehormatan ke dalam proses pendidikan,” (Agi Bahari)

Sumber :

 


Penulis :
Editor :
Dilihat 673 kali