SMK TI Singaraja Diprioritaskan Ikuti UN CBT  18 Maret 2015  ← Back

Bali, Kemendikbud--Penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) berbasis komputer telah melewati proses verifikasi kesiapan sekolah penyelenggara ujian. 740 sekolah telah diverifikasi untuk dapat menyelenggaraakan UN berbasis komputer. Di provinsi Bali, satu sekolah akan diprioritaskan untuk mengikuti penyelenggaraan UN berbasis komputer jenjang Sekolah Menengah Atas di tahun pelajaran 2014/2015. Sekolah itu adalah Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Informasi Global (SMK TI) Singaraja, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. 

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Kadisdikpora) Provinsi Bali mengungkapkan pertimbangan psikologis dan kesiapan peserta didik mengikuti UN berbasis komputer menjadi alasan pemilihan satu sekolah tersebut. Hal ini terungkap saat berlangsung dialog publik tentang penyelenggaraan UN tahun pelajaran 2014/2015. Dialog diikuti oleh pemangku kepentingan bidang pendidikan di seluruh provinsi Bali dan pejabat terkait Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. "Penggunaan komputer memang bukan barang yang baru bagi anak didik kami, namun mereka masih perlu sosialisasi untuk penyelenggaraan UN seperti ini. Karena belum cukup sosialisasi, jadi metode UN dengan komputer ini jadi barang baru untuk mereka. Jadi, kami prioritaskan satu sekolah saja, untuk antisipasi anak didik karena masih baru kenal ini," jelasnya, di Kuta, Bali (17/3). 

 

Terkait rasio ketersediaan komputer dan siswa, Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kapuspendik Kemendikbud) Nizam mengungkapkan rasio antara ketersediaan komputer dengan para siswa yang mengikuti UN yaitu sebesar 1:3. Selain itu, harus ada 10 persen computer cadangan. Plt Kepala Pusat Informasi dan Humas Ari Santoso mencontohkan apabila terdapat 300 siswa, maka sekolah harus menyediakan sebanyak 100 komputer, dan 10 persen cadangan dari jumlah komputer yang ada. 

 

Diakui Ari yang juga menjabat sebagai Kepala Pusat Teknologi Komunikasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, penetapan rasio berkaitan dengan faktor psikologis siswa dalam mengikuti ujian. "Rasio 1:3 adalah demi memberikan layanan untuk ujian yang lebih baik sehingga jangan sampai siswa terpaksa mengikuti ujian di luar jam-jam kepatutan," tegasnya.

Kepada peserta Diskusi Publik, Plt Kepala PIH Ari mengungkapkan ada tiga sesi jadwal ujian yaitu pukul 07.30 s.d 09.30, 10.30 s.d 12.30, dan pukul 14.00 s.d 16.00. "Sulit mempertahankan anak mengikuti jadwal ujian yang melewati pukul 17.00. Sehingga, rasio 1:3 pun ditetapkan," tegasnya. Ia meyakinkan bahwa mekanisme tersebut dibuat bukan untuk mempersulit, tapi menjaga agar tidak ada masalah infrastruktur saat anak mengerjakan ujian.

Dengan demikian persiapan UN CBT betu-betul mempertimbangkan semua aspek termasuk psikologis siswa. Ia mengungkapkan beberapa sekolah memiliki 100 komputer untuk 400 peserta ujian. Ini merupakan jumlah yang mendekati persyaratan rasio yang diberikan. "Itu perbandingannya mendekati, kami membuka diri kalau dinas pendidikan sanggup menjamin ketersediaan komputer ," pungkasnya. (Gloria Gracia/Emi Salpiati)

 


Sumber :

 


Penulis :
Editor :
Dilihat 586 kali