ISPRO ke-3: Penelitian untuk Perdamaian, dan Bertukar Budaya 06 Mei 2015 ← Back
Jakarta, Kemendikbud --- Olimpiade sains terapan dunia, International Science Project Olympiad (ISPRO) ke-3 yang sedang berlangsung 4-9 Mei 2015, di Jakarta mengusung tema “Experiment for Peace”. Tema ini dipilih agar generasi muda meningkatkan kepedulian dan kesadaran terhadap masalah lingkungan di sekitarnya, juga di dunia. Untuk menarik keterlibatan siswa dalam isu penting ini, ISPRO mengajak peserta olimpiade untuk memaparkan ide-ide yang diikuti dengan konsep model dan disain pemecahan masalah.
Ada lima kategori yang bisa diikuti oleh peserta ISPRO, yaitu biologi, fisika, kimia, lingkungan, dan teknologi. Dalam kompetisi ini peserta diminta untuk menjelaskan proyeknya, mempertahankan dan menggunakan ide tersebut dalam teori dan praktik. Jika diperlukan, peserta bisa membawa alat bantu audiovisual.
Peserta yang berusia 14-18 tahun ini bisa menyertakan maksimal 10 karya dari satu negara. Dan untuk setiap karya maksimal dikerjakan oleh dua orang dan satu project supersivor. Setiap naskah yang dibawa peserta harus mengandung prinsip dan metodologi ilmiah.
Penilaian yang dilakukan oleh juri terdiri dari beberapa kriteria. Kriteria tersebut mencakup pertanyaan tentang penelitian, disain dan metodologi, koleksi data, analisis, dan pemahaman, kreativitas, dan pemaparan.
Selain berkompetisi, dalam ajang ini setiap peserta juga saling berkenalan dan berbagi dengan teman-teman baru dari negara-negara yang ikut serta. Disampaikan delegasi dari Indonesia, Dedi dan Herlis, mereka sangat antusias mengikuti kompetisi ini. “Kami sangat senang bisa ikut ISPRO karena bisa bertemu dengan rekan sebaya dari seluruh dunia. Kami optimis dapat berprestasi di sini sambil memperkenalkan budaya Indonesia, khususnya Lampung,” tutur kedua peserta yang berasal dari Bandar Lampung ini, Senin (5/5/2015) pada acara pembukaan ISPRO di Kantor Kemendikbud.
Tak hanya delegasi dari Indonesia, dua delegasi dari Kosovo, Rina dan Jeton juga menjelaskan motivasinya mengikuti ajang ini. Menurut mereka, keikutsertaan mereka di ISPRO kali ini selain untuk mengasah kemampuan ilmiah mereka di tingkat internasional, juga untuk mengunjungi negara yang jauh dari kampung halamannya. “ Kami ingin tahu lebih jauh kehidupan dan kebudayaan di Indonesia,” ujarnya. (Aline Rogeleonick)
Sumber :
Editor :
Dilihat 769 kali