Komunitas Budaya Meriahkan Acara Jalan Sehat dan Sepeda Santai Hardiknas 2015  11 Mei 2015  ← Back

Jakarta, Kemendikbud --- Ada yang berbeda dengan acara Jalan Sehat dan Sepeda Santai dalam rangka Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2015. Tahun ini acara dalam rangkaian Hardiknas 2015 tersebut dimeriahkan juga oleh kehadiran komunitas budaya, antara lain komunitas permainan tradisional, Gudang Dolanan, dan komunitas jamu gendong.

Komunitas permainan tradisional Gudang Dolanan meramaikan lapangan kantor Kemendikbud dengan menggelar berbagai permainan tradisional seperti bakiak, gasing, egrang bambu, egrang batok dan congklak. Anak-anak, remaja, hingga orang dewasa tampak ramai menikmati beragam permainan tradisional tersebut. Apalagi mereka yang sudah lama tidak memainkannya. 

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan juga menyempatkan diri mengunjungi lapangan yang meriah oleh permainan tradisional itu. Bahkan Mendikbud sempat mencoba bermain gasing dan egrang bambu, dan minum jamu usai bersepeda santai.

Ia juga berbincang-bincang sebentar dengan Endi Aras, pendiri komunitas permainan tradisional Gudang Dolanan. Mendikbud mengatakan ia tertarik dan berencana bermain ke lokasi Gudang Dolanan. 

Endi Aras pun menyampaikan komunitasnya itu memiliki misi untuk menjadikan tahun 2015 sebagai tahun kebangkitan permainan tradisional. Ia optimis permainan tradisional akan kembali dikenal masyarakat Indonesia. 

"Karena dari direktorat tradisi (Kemendikbud) maupun komunitas permainan tradisional khususnya, sudah mulai gencar menyosialisasikan kembali," katanya di lapangan kantor Kemendikbud, Jakarta, Minggu (10/05/2015). Ia mengatakan, salah satu bentuk sosialisasi yang dilakukan Gudang Dolanan adalah aktif menggelar permainan tradisional setiap dua minggu sekali dalam Car Free Day. 

Sementara Tia, remaja berusia 16 tahun yang aktif di Gudang Dolanan sejak 2010 ini mengaku sangat senang mengikuti kegiatan di Gudang Dolanan. Ia mengatakan, permainan tradisional yang banyak diminati anak-anak adalah permainan tanpa alat, seperti gobak sodor dan taplak. Baginya permainan tradisional memiliki rasa persatuan dan solidaritas antarsesama, berbeda dengan permainan menggunakan gadget yang mengutama individualisme, yang menjadi hobi anak-anak saat ini. (Desliana Maulipaksi)

 


Sumber :

 


Penulis :
Editor :
Dilihat 718 kali