Membangun Pendidikan Karakter Lewat Tradisi Mendongeng  29 Mei 2015  ← Back

Jakarta, Kemendikbud --- Dongeng merupakan tradisi pengajaran tertua dalam dunia pendidikan. Dongeng pula yang menjadi sebab tumbuhnya bahasa dalam evolusi peradaban manusia. Untuk itu menggunakan dongeng sebagai media pembelajaran dapat membangun pendidikan karakter. Demikian disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan saat mencanangkan “Gerakan 10 Menit Membaca Cerita untuk Anak” di Kantor Kemendikbud, Jumat (29/05/2015).

Mendikbud mengatakan, pendidikan karakter terdiri dari dua jenis, yaitu pendidikan moral dan pengetahuan. Dalam masyarakat modern, untuk membangun budaya mendongeng atau membaca dapat dimulai dengan membangun kebiasaan. Kebiasaan dapat dilakukan dengan diajarkan terlebih dahulu, baru kemudian didisiplinkan. Jika sudah menjadi kebiasaan, maka dapat membentuk sebuah kebudayaan. 

Mendikbud mengakui, bahwa membaca adalah modal penting untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran manusia. Tantangan dalam melakukan hal tersebut, kata dia, adalah menumbuhkan minat agar masyarakat mau memulainya. "Butuh effort khusus untuk melakukannya," kata Mendikbud.

Mendikbud mengatakan, kebiasaan membaca bukan ditanamkan lewat pidato melainkan secara implisit. Yaitu dengan kebersamaan dari orang tua maupun guru untuk memulai kebiasaan tersebut. Salah satu bentuk pembiasaan kepada anak-anak ini adalah dengan 10 menit membaca baik di rumah maupun di sekolah.

Menteri Anies menekankan agar masyarakat tidak menggunakan alasan ekonomi sebagai penghambat dalam membangun budaya membaca. Karena kebiasaan ini bisa dimulai dengan hal-hal kecil dan kreatif yang bisa dilakukan oleh orang tua. “Tidak perlu mengandalkan buku baru, cari cara kreatif untuk menumbuhkan minat baca,” tuturnya. (Aline Rogeleonick)

 


Sumber :

 


Penulis :
Editor :
Dilihat 749 kali