Mendikbud Ajak Pembuatan Film Sejarah Tanamkan Tiga Unsur Positif  04 Juni 2015  ← Back

Jakarta, Kemendikbud --- Film sejarah memuat banyak sekali pesan-pesan menarik yang muncul dalam setiap dialog-dialog yang disampaikan. Karenanya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengajak kepada insan perfilman untuk tidak melupakan tiga unsur positif dalam pembuatan film sejarah.

“Tiga unsur ini pertama, kondisi masa lalu dan masa kini jangan terlalu dipaksakan. Kedua, tentang kekuatan kata-kata jangan dilupakan, dan ketiga, jangan melupakan Indonesia adalah negara Bhineka,” demikian disampaikan Mendikbud pada dialog pembuatan film Kartini, di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Senin (01/06/2015).

Mendikbud mengatakan film sejarah tentang Kartini yang masih dalam proses pembuatan ini dapat memuat dan merefleksikan, serta menceritakan Kartini pada eranya. Pesan untuk masa kini, kata Mendikbud, jangan terlalu dipaksakan, sehingga tidak merubah keaslian tokoh sejarah yang ditampilkan.

”Pikiran dan gagasan Kartini yang ditulisnya melampaui eranya. Jika keaslian pemikiran dan gagasannya tersebut difilmkan, maka dapat menjadi pelajaran menarik bagi kaum muda,” tutur Mendikbud pada acara dialog film dengan target penayangan pada bulan April 2016.

Pada unsur kedua, Mendikbud menekankan pada perlunya penguatan kata-kata. Mendikbud memandang kekuatan kata-kata pada penayangan film masih belum menjadi hal yang penting. Terdapat tiga kekuatan dalam kata-kata, yaitu mengajarkan sesuatu yang mendidik, menginspirasi, dan menggerakan. ”Kata-kata ini memiliki level yang tinggi, dan memiliki efek yang sangat dahsyat,” ujar Mendikbud.

Selanjutnya pada unsur ketiga, Mendikbud berharap dalam pembuatan film sejarah untuk tidak melupakan bahwa Indonesia adalah negara bhinneka. Berbagai suku bangsa masih memiliki ruang tradisi lebih besar terhadap kesetaraan gender. ”Menjadi tugas kita bersama memberikan frame ideologisnya,” pesan Mendikbud.

Mendikbud menambahkan, film-film sejarah seperti Kartini dapat memberikan inspirasi bagi para kaum muda, meneruskan tradisi berpikir, gemar membaca, menulis seperti generasi sebelumnya. ”Hal ini tentunya juga dapat mendorong kemajuan dunia pendidikan di Indonesia,” pungkas Mendikbud. (Seno Hartono)

 


Sumber :

 


Penulis :
Editor :
Dilihat 715 kali