Mendikbud Anies Baswedan Sampaikan Duka Cita Atas Wafatnya Menteri Pendidikan Timor Leste  03 Juni 2015  ← Back

Jakarta, Kemendikbud -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Mendikbud RI) Anies Baswedan menyampaikan duka cita yang dalam atas wafatnya Menteri Koordinator bidang Sosial dan Pendidikan Timor Leste Fernando de Araujo.

“Saya sampaikan duka cita yang mendalam. Almarhum adalah orang baik,” kata Mendikbud Anies Baswedan di Jakarta, Selasa (2/06/2015).

Mendikbud Anies Baswedan  berencana untuk melakukan kunjungan ke Dili, Timor Leste, untuk bertemu Menteri Fernando Araujo akhir tahun ini. “Pertemuan terakhir kita adalah tiga minggu lalu, dan diskusi panjang, saat itu ada pertemuan Menteri Pendidikan se-Asia Tenggara di Thailand. Bahkan kita sudah berencana mengadakan beberapa kerja sama,” ujar Anies Baswedan. Mendikbud pun melanjutkan, “Saya sendiri janji akan mengunjungi ke Dili akhir tahun. Lalu tadi pagi dapat kabar duka ini,”

Fernando de Araújo yang lebih dikenal sebagai Fernando Lasama merupakan pria kelahiran Desa ManutasiAinaro, Timor Leste, pada tanggal 26 Februari 1963. Fernando Lasama merupakan politisi aktif yang menjabat Presiden Partai Demokrat (PD), yang saat ini menjabat Menteri Koordinator bidang Sosial dan Pendidikan Timor Leste.

Perjalanan karir politik Fernando sangat cemerlang, yaitu pernah menduduki posisi Wakil Perdana Menteri Timor Leste, sejak 8 Agustus 2012, dan presiden Parlemen Nasional.

Fernando muda bersama rekan-rekannya, seperti Mariano Sabino Lopes, mendirikan Partido Democrático pada tanggal 10 Juni 2001 di Dili yang kemudian menjadi peserta Pemilu pada tahun 2001.

Fernando de Araújo lahir dari keluarga petani, dan menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 1 Becora (1985), dan melanjutkan pendidikannya di Universitas Udayana Bali Indonesia (1985 - 1989). Namun, Fernando tidak menyelesaikan studi di Universitas Udayana tersebut, karena terlibat dalam gerakan bawah tanah melawan militer Indonesia di Timor Timur saat itu. Pasca Timor Timur melepaskan diri dari Indonesia, melalui referendum, Fernando mengambil kesempatan untuk menyelesaikan pendidikannya di Universitas Melbourne, Australia  (1999-2001).


Sumber :

 


Penulis :
Editor :
Dilihat 844 kali