Hari Nasional 09 Juli 2015 ← Back
Jakarta, Kemendikbud --- Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Berlin, Jerman, menyelenggarakan Lomba Pidato Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing. Final lomba berlangsung di Aula KBRI Berlin, pada tanggal 27 Juni 2015. Delapan peserta berhasil lolos dari babak penyisihan dalam lomba yang diikuti 14 peserta itu.
Para peserta berasal dari berbagai negara bagian di seluruh Jerman. Penyisihan dilakukan dengan menyeleksi esay yang mereka buat. Ke-8 finalis penutur Jerman tersebut antara lain: Cornelius Tometten – Universitas Köln; Jochen Hülß – Universitas Mannheim; Anna-Lena Brossell – Universitas Hamburg; Joshua Ramon Enslin – Universitas Frankfurt; dan empat orang dari Hochschule Teknik Wirschaft Gestaltung (HTWG) Konstanz yaitu Fati Aledji, Christoph Isele, Andreas Guenter, dan Nadine Seiberle. Mereka menampilkan berbagai topik menarik yang disampaikan dalam bahasa Indonesia yang fasih di hadapan tidak kurang dari 70 penonton yang berasal dari komunitas Friends of Indonesia.. Lomba Pidato Bahasa Indonesia ini merupakan penyelenggaraan yang ke-4 kali.
Acara lomba diawali penampilan dari Gamelan Lindu Raras yang merupakan grup binaan KBRI Berlin. Anggotanya terdiri dari berbagai bangsa antara lain, yaitu Jerman, Inggris, Iran dan Kanada. Grup ini menampilkan musik Talempong dengan lagu-lagu dari daerah Minang dari Sumatera Barat antara lain: Tak Tong Tong, Mudiak Arao, Rangrang Tak, Malam Bainai dan Lariuk sanjo.
Dalam sambutannya, Atdikbud KBRI Berlin, Agus Rubiyanto mengatakan bangsa Indonesia terdiri dari lebih dari 300 kelompok etnik dan menggunakan lebih dari 700 bahasa dan dialek. Namun demikian, sejak awal kebangkitannya sebagai sebuah bangsa, para pendiri bangsa (founding father) pada tanggal 28 Oktober 1928 telah sepakat untuk menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu.
“Dalam upaya KBRI Berlin untuk mempromosikan Bahasa Indonesia di kalangan mahasiswa dan masyarakat Jerman, sejak tahun 2012 telah diselenggarakan Lomba Pidato Bahasa Indonesia bagi penutur Asing. Sangat menggembirakan, bahwa minat warga Jerman untuk mempelajari Bahasa Indonesia semakin meningkat akhir-akhir ini. Dengan mempertimbangkan arti penting dari Lomba Pidato ini bagi promosi budaya Indonesia, acara final ini secara sengaja diselenggarakan di Aula KBRI Berlin, agar suasana keramahtamahan Bangsa Indonesia dapat dirasakan finalis dan juga mencicipi makanan Indonesia,” ujarnya.
Pada babak final di Berlin, dua peserta lomba berhasil meyakinkan dan memukau dewan juri. Kedua pemenang Lomba Pidato Bahasa Indonesia Tahun 2015 berasal dari University Applied Sciences (HTWG) Konstanz yaitu Christoph Isele sebagai pemenang utama dan Fati Aledji sebagai juara kedua. Christoph Isele berhasil menjadi juara pertama dengan pidatonya yang berjudul “Bahasa Indonesia: Sebuah Mukjizat”: Christoph mengatakan, Indonesia terdiri dari beragam etnis. Dalam bertutur kata setiap etnis memiliki bahasa yang berbeda-beda. Misalnya orang Jawa memperkenalkan dirinya “Nami kula...”; orang Bali bila berterima kasih mengucapkan “Matur Suksma”; orang Sunda bilang “Permios” kalau mau lewat; Orang Batak bilang “Horas Bah” saat bertegur sapa. Namun di manapun ia berada bisa berkomunikasi dalam bahasa Indonesia tanpa masalah.
Sumber :
Penulis :
Editor :
Dilihat 642 kali
Editor :
Dilihat 642 kali