Peserta IOAA 2015 Rakit Teleskop untuk Tes Observasi  28 Juli 2015  ← Back

Magelang, Kemendikbud --- Hari ketiga penyelenggaraan International Olympiad on Astronomy and Astrophysics (IOAA) 2015 atau Olimpiade Internasional Astronomi dan Astrofisika diisi dengan kegiatan merakit teleskop. Sebanyak 210 siswa SMA dari 41 negara pun sibuk dan berkonsentrasi penuh menyelesaikan misi perakitan teleskop. Kegiatan merakit teleskop berlangsung pada Selasa pagi, (28/07/2015), di Hotel Puri Asri, Magelang, Jawa Tengah. Teleskop yang dirakit peserta berupa teleskop astronomi dengan lensa akromatik dengan panjang 4 cm. "Itu teleskop kecil yang dirakit dari pipa-pipa yang disambung," ujar asisten juri dari ITB, Miftahul Ilmi. Teleskop kecil hasil rakitan peserta itu akan digunakan untuk tes observasi jika langit cerah di malam hari saat waktu tes observasi berlangsung. Panitia juga telah menyiapkan teleskop besar sebanyak 30 buah untuk tes observasi. Jika kondisi langit tidak bagus dan tidak memungkinkan untuk menggunakan teleskop kecil, maka peserta akan dibagi menjadi enam sesi untuk bergantian menggunakan teleskop besar. "Kelebihan teleskop kecil itu, setiap peserta punya satu teleskop, jadi bisa mengadakan observasi bersama-sama," ujar Ilmi. Sedangkan jika bergantian menggunakan teleskop besar, lanjutnya, kondisi langit bisa berubah di setiap sesi, apalagi sesi terakhir. Konsekuensinya, Tim Akademis IOAA 2015 harus mengganti soal dengan tingkat kesulitan yang sama dengan soal sebelumnya. Salah satu peserta IOAA 2015 dari Indonesia, Muhammad Ahdillah Fadlila Daya-Jati mengatakan dirinya tidak merasa kesulitan dalam merakit teleskop. Pada pelatihan Tim Nasional IOAA 2015, tim Indonesia juga sudah mendapat pelatihan merakit teleskop. "Dalam hal teknis udah lancar, tapi dalam hal kerapihan agak sulit. Mungkin karena cowok ya," ujar siswa MAN Insan Cendikia Gorontalo itu. IOAA 2015 memiliki empat jenis tes, yaitu tes observasi, tes tertulis, analisis data dan team competition atau kompetisi tim. Tes observasi akan berlangsung di pelataran Candi Borobudur pada malam hari. Para peserta akan melakukan observasi atau peneropongan dengan teleskop rakitan dan teleskop besar. Diperkirakan tes ini akan berlangsung hingga dini hari. (Desliana Maulipaksi)
Sumber :

 


Penulis :
Editor :
Dilihat 643 kali