Praktik Pelaksanaan Program Penumbuhan Budi Pekerti SMPN 12 Jakarta 28 Juli 2015 ← Back
Jakarta, Kemendikbud --- Program Penumbuhan Budi Pekerti yang telah dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) siap dilaksanakan di berbagai jenjang dan lembaga pendidikan. Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 12 Jakarta Sujaelani berbagi cerita mengenai praktik-praktik pelaksanaan program Penumbuhan Budi Pekerti (PBP) yang dilaksanakan di sekolahnya.
“Program Penumbuhan Budi Pekerti, kami sangat mendukung, dan kami selalu mengutamakan penumbuhan budi pekerti luhur ini disetiap aktivitas di sekolah,” demikian disampaikan Sujaelani, saat ditemui di kantornya, Senin (27/07/2015).
Di pagi hari saat kehadiran para siswa, Sujaelani mengatakan, pihak sekolah selalu menugaskan guru secara bergantian untuk menyapa para siswa menyambut kehadiran generasi penerus bangsa tersebut. Para guru tersebut menyapa para siswa dengan salam dan senyum. “Di pintu gerbang masuk sekolah, para siswa sudah disambut oleh para guru dengan salam dan senyum. Saya ingin para guru dan siswa dapat mengawali hari proses belajar mengajar dengan senyum,” ujarnya.
“Kami pun mengajak para orang tua untuk ikut mengantarkan anaknya ke sekolah, dan menyerahkan anaknya kepada guru untuk mengikuti pembelajaran di sekolah,” ucap Sujaelani.
Setelah saling mengucapkan salam antara guru dan siswa, kata Sujaelani, para siswa diajak untuk berkumpul berdoa bersama sesuai agama dan kepercayaannya. Peserta didik yang beragama Islam misalnya, diajak untuk Tadarusan, yang beragama Kristen diajak untuk doa pagi bersama, dan sebagainya. “Dengan pelaksanaan doa pagi bersama ini bisa menanamkan nilai-nilai religius kepada para siswa,” ucapnya.
Kemudian untuk mengawali hari pertama di hari Senin, pihak sekolah menyelenggarakan upacara bendera, sebagai upaya memupuk rasa cinta tanah air. Selain itu juga, pelaksanaan upacara bendera ini menjadi salah satu upaya memupuk rasa kebersamaan antara sesama siswa, dan guru, serta tenaga kependidikan. “Dalam upacara bendera semua warga sekolah berkumpul, saling bahu membahu mempersiapkan pelaksanaan upacara. Disitulah akan terjadi keakraban antar warga sekolah,” tutur Sujaelani.
Selain melalui berbagai kegiatan positif selama proses belajar mengajar, khususnya kegiatan non kurikuler, sekolah juga menggandeng orang tua untuk dapat melakukan pendampingan kepada para siswa sebagai upaya penumbuhan nilai-nilai budi pekerti luhur. Karena bagaimanpun, Sujaelani percaya rumah adalah tempat pendidikan pertama “Saya selalu ingatkan kepada orang tua, bahwa rumah merupakan tempat pendidikan pertama bagi anak-anak. Disitulah karakter dapat terbentuk, dan menjadi yang utama dalam menananmkan nilai-nilai budi pekerti luhur kepada anak melalui berbagai pendekatan dan teladan orang tua,” pungkas Sujaelani. (Seno Hartono)
Sumber :
Penulis :
Editor :
Dilihat 930 kali
Editor :
Dilihat 930 kali