Yuk, Membaca Buku di Sekolah Sebelum Pelajaran Dimulai 27 Juli 2015 ← Back
Jakarta, Kemendikbud --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui gerakan Penumbuhan Budi Pekerti (PBP) ingin menumbuhkembangkan potensi unik pada anak-anak. Salah satu cara untuk menumbuhkembangkan hal tersebut yaitu dengan mewajibkan setiap siswa untuk membaca buku selain buku-buku mata pelajaran kurang lebih selama 15 menit setiap harinya sebelum pembelajaran dimulai. Hal ini perlu dilakukan mengingat saat ini Indonesia merupakan salah satu negara dengan minat baca yang paling rendah di dunia.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan menyampaikan, dengan pembiasaan membaca buku pada anak-anak tersebut diharapkan dapat mengubah predikat Indonesia sebagai negara yang minat bacanya paling rendah di dunia. Budaya membaca, kata dia, dimulai dengan membaca singkat tapi rutin dilakukan terus menerus sehingga menjadi pembiasaan dan akhirnya menjadi budaya.
“Kita ingin anak-anak kita membaca maka bangun kebiasaan membaca, insya Allah nanti memiliki budaya membaca, ini menuju kesana,” katanya saat memberikan keterangan pers pada acara Jumpa Pers tentang Penumbuhan Budi Pekerti di kantor Kemendikbud, Jakarta, Jumat (24/7/2015).
Mendikbud mengungkapkan, potensi dan minat setiap anak itu berbeda-beda termasuk dalam hal membaca buku maka Kemendikbud memberikan keleluasaan kepada sekolah untuk menentukan tema buku yang layak dibaca dan disukai oleh siswa. Sebagai bahan referensi, kata dia, Kemendikbud melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa telah menerbitkan dan akan mendistribusikan buku-buku yang dapat dijadikan bahan siswa dalam kegiatan membaca tersebut ke beberapa sekolah di tanah air. “Di luar ini juga banyak buku-buku yang bisa dipakai,” ujarnya.
Banyak metode atau model kegiatan membaca bagi siswa sebagai variasi agar tidak membosankan, seperti membaca dengan suara keras secara bergantian, membaca di luar ruangan sekolah misalnya pekarangan sekolah, membaca di perpustakaan, dan lain sebagainya. “Biarkan anak-anak kita itu menikmati membaca sebagai sebuah kebiasaan,” tuturnya.
Mendikbud mengimbau, agar sekolah yang telah memiliki perpustakaan dapat mendukung kegiatan membaca di sekolah tersebut. Anak-anak, kata dia, sebaiknya membaca buku-buku sastra sesuai dengan usianya sehingga kemampuan anak-anak untuk berimajinasi itu tumbuh. Dia mengatakan, siswa-siswa yang sudah menempuh hingga jenjang SMA saat ini belum tentu pernah membaca sebuah karya sastra. “Kita justru ingin bangun semangat literasi itu,” ucapnya. (Agi Bahari)
Sumber :
Editor :
Dilihat 1998 kali