Hadapi IOAA 2016, Team Leader Indonesia: Kita Akan Lakukan Persiapan Lebih Matang 07 Agustus 2015 ← Back
Jakarta, Kemendikbud --- Olimpiade Internasional Astronomi dan Astrofisika atau International Olympiad on Astronomy and Astrophysics (IOAA) 2015 baru saja usai. Tahun depan, IOAA ke-10 dihelat di India. Tuan rumah sudah menyampaikan kesiapannya saat menerima bendera pataka IOAA di acara penutupan IOAA 2015, di Teater Sendratari Ramayana, Candi Prambanan, Klaten, Jogjakarta (3/8/2015).
Menghadapi IOAA ke-10 pada tanggal 9–19 Desember 2016 di Bhubaneswar, India, salah satu team leader Indonesia pada IOAA 2015, Mochamad Ikbal Arifyanto, menyampaikan perlunya persiapan yang lebih baik. “Kita akan melakukan persiapan lagi secara lebih matang, “ ujar pria yang akrab disapa Ikbal saat diwawancara kemdikbud.go.id, Selasa (4/5/2015). Ia dan anggota team leader Indonesia lainnya memandang perlu penataan kembali program pembinaan siswa peserta menghadapi IOAA 2016. Belajar dari pengalaman mengikuti IOAA 2015, Ikbal menyarankan pelajaran untuk tim pada kompetisi yang akan datang adalah mendalami pelajaran fisika, matematika, bukan hanya astronomi. Dasar matematika dan fisika, ujarnya, perlu dimasukan lebih awal, lalu di tahap kedua, astronomi.
Dosen pada Program Studi Astronomi, Institut Teknolog Bandung ini juga menekankan pentingnya pemahaman materi yang dominan dipelajari di negara tuan rumah India. “(Materi tersebut) akan kami pelajari juga.” ujarnya. Ia menjelaskan perubahan materi soal dari tahun ke tahun penyelenggaraan IOAA biasa terjadi, karena yang membuat soal adalah tuan rumah. Setiap tuan rumah memiliki ciri khas dalam pembuatan soal.
Untuk menjadi peserta tahun depan, tiga orang siswa yang mengikuti IOAA 2015 akan diikutkan kembali dalam seleksi, karena mereka memperoleh medali. “Ditambah lagi, umur mereka masih muda,” ujar pria asal Cilegon ini. Mereka bertiga nanti langsung menuju pembinaan tahap ke-2. Pada tahap ke-2 ini mereka diadu lagi dengan siswa pemenang OSN tahun 2015. Pada seleksi tahap ke-3, keseluruhan peserta akan dipilih untuk kategori 5 besar. Psikolog juga dilibatkan dalam proses pengelompokkan dan pembinaan siswa peserta IOAA.
“Ketika pembinaan akhir di Bandung dan Magelang, kami meminta bantuan dari psikolog untuk melihat kondisi mereka,” ia mengenang pembinaan peserta IOAA 2015. Psikolog kemudian melihat dan memahami kekurangan mereka agar mendapatkan motivasi yang tepat. “Kemudian kita mengelompokan kesepuluh anak ini secara psikologis.” ujar Ikbal. (Emi Salpiati)
Sumber :
Editor :
Dilihat 1286 kali