Kemendikbud Berkomitmen Capai Tata Kelola Berkelas Dunia  26 Agustus 2015  ← Back

Jakarta, Kemendikbud --- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan berkomitmen untuk membuat tata kelola di lingkungan Kemendikbud lebih baik dan berintegritas. Tak tanggung-tanggung, ia berharap agar tata kelola di Kemendikbud bisa berkelas dunia dan menjadi contoh bagi kementerian dan lembaga lainnya.

Untuk mencapai tata kelola berkelas dunia, Mendikbud menyampaikan kerangka strategis yang meliputi tiga aspek utama. Tujuannya, untuk membentuk insan dan ekosistem pendidikan dan kebudayaan berkarakter dengan dilandasi semangat gotong royong. Salah satu dari ketiga aspek itu adalah perbaikan tata kelola untuk pengembangan efektivitas birokrasi.

“Kita melihat pendidikan memerlukan partisipasi publik yang sangat luas. Ada 208 ribu unit sekolah, anggaran sebesar Rp53 triliun dengan 16.350 pegawai, dan pihak penerima layanan meliputi guru, murid, orang tua, LSM, pemerhati, dan lain-lain,” kata Mendikbud pada temu awal evaluasi kinerja Kemendikbud dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) di Kantor Kemendikbud, Rabu (26/08/2015).

 

Mendikbud menyampaikan, saat ini hasil penilaian mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi (PMPRB) di Kemendikbud adalah baik. Nilai dari panel bersama asesor Inspektorat Jenderal dan Unit utama adalah 81,53. Mendikbud yakin nilai tersebut akan terus naik sesuai dengan kinerja yang juga semakin baik di kementerian yang ia pimpin.

Di hadapan Menteri PAN RB dan seluruh pejabat eselon I dan II Kemendikbud dan KemenPANRB, Mendikbud menyampaikan beragam terobosan dari reformasi birokrasi yang dilakukan di Kemendikbud. Terobosan yang diunggulkan salah satunya adalah Unit Layanan Terpadu (ULT) yang memfasilitasi lebih dari 50 layanan yang ada di Kemendikbud dalam satu tempat. Tujuan layanan ini, kata dia, untuk membantu masyarakat menyelesaikan berbagai masalah yang terkait pendidikan dan kebudayaan tanpa harus kebingungan.

Terobosan lain adalah rintisan ujian nasional berbasis komputer atau yang dikenal dengan UN CBT. UN dengan model ini terbukti bisa menjaga integritas peserta dalam melaksanakan ujian karena setiap peserta mengerjakan soal berbeda yang berasal dari bank soal di sistem tersebut. Mendikbud juga menyebutkan perampingan struktur organisasi di Kemendikbud sebagai terobosan. Dari 10 unit utama dirampingkan menjadi delapan unit dengan seleksi pimpinan madya dan pratama secara terbuka.

Beberapa terobosan lain yang disebutkan oleh Mendikbud adalah adanya unit pengendali gratifikasi, analisis jabatan, guru garis depan, perbaikan kurikulum, penataan sekolah keluarga TKI, dan program penumbuhan budi pekerti.

Dengan adanya berbagai terobosan yang dirintis oleh Kemendikbud, MenPANRB Yuddi Chrisnandi yakin bahwa Kemendikbud bisa menjadi center of excellence kementerian dan lembaga lain. Ia mengapresiasi apa yang sudah dilakukan oleh Kemendikbud dan berharap agar apa yang sudah dilakukan ini bisa tetap pada jalurnya.

“Saya optimis apa yang dilakukan (Kemendikbud) ini bukan semata-mata agar tunjangan kinerja bisa naik. Tapi ini adalah salah satu konsekuensi dari adanya birokrasi yang jelas dan klir serta tata kelola yang baik. Dengan adanya keinginan kuat untuk mematuhi aturan, maka tata kelola akan on track,” kata Yuddi. (Aline Rogeleonick)


Sumber :

 


Penulis :
Editor :
Dilihat 885 kali