Dorong Ekspresi Cinta Tanah Air Anak Indonesia Sesuai Zamannya 01 September 2015 ← Back
Semarang, Kemendikbud --- Hari ini kita memiliki begitu banyak anak-anak Indonesia yang mencintai tanah airnya sama dengan generasi-generasi sebelumnya. Hanya saja anak-anak yang memiliki ekspresi kuat terhadap kecintaannya pada republik ini seringkali tidak dipahami oleh kebanyakan orang bahwa mereka sebenarnya sedang mencintai tanah air Indonesia.
Demikian disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, di Universitas Negeri Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (29/8/2015).
Mendikbud mencontohkan, pada sebuah kompetisi desain yang bertujuan untuk mengubah desain-desain yang ada di Indonesia saat ini, para peserta mengekspresikan kecintaan terhadap Indonesia dengan desain-desain gaya baru yang populer saat ini. Dia mengatakan, seringkali kebanyakan orang menganggap bahwa kecintaan terhadap Indonesia diekspresikan dengan cara yang lama seperti upacara bendera, baris berbaris, dan sebagainya. “Padahal cara mengekspresikan rasa cinta tanah air itu banyak sekali,” katanya.
Mendikbud menyebutkan, batik-batik yang dimodifikasi dengan segala macam modelnya oleh anak-anak Indonesia itu juga dapat menunjukan kecintaan terhadap budaya Indonesia dengan cara yang baru dan lebih segar bagi anak muda. “Kita harus mendorong kreasi baru untuk bisa mencintai Indonesia sesuai dengan zamannya dan diakui itu sebagai cinta tanah air,” tuturnya.
Mendikbud mengungkapkan, pemerintah ingin menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang mendunia bahkan menjadi bahasa internasional. Saat ini, kata dia, Bahasa Indonesia terdiri dari 91.000 lebih kosakata sementara Bahasa Inggris terdiri dari 1.000.000 lebih kosakata. “Kita membutuhkan Bahasa Indonesia untuk tumbuh, kita harus menyerap bahasa-bahasa daerah sehingga Bahasa Indonesia itu kaya,” ujarnya.
Ini artinya, lanjut Mendikbud, ketika anak-anak muda menggunakan Bahasa Indonesia dengan gayanya maka jangan dihentikan dan dianggap keliru secara bahasa tetapi berikan ruang bagi mereka untuk memperkaya Bahasa Indonesia. “Berekspresi itu bagian dari perubahan zaman, seringkali kita menganggap dahulu lebih baik dari sekarang, hari ini masih banyak anak-anak muda yang mencintai Indonesia tinggal kita harus mengapresiasi mereka dengan baik,” ucapnya.
Mendikbud menjelaskan, selama ini pendidikan di Indonesia terlalu fokus dan memberikan perhatian lebih pada aspek intelektual anak terutama komponen science (ilmu pengetahuan,-) sedangkan aspek rasa dan raga terlewatkan. Dia mengatakan, sudah saatnya di setiap daerah tidak hanya memunculkan anak yang berprestasi di bidang science saja tetapi juga memunculkan anak-anak yang berprestasi di bidang olahraga dan seni. “Kita ingin kembalikan agar penumbuhan rasa dan raga juga penting,” pungkasnya. (Agi Bahari)
Sumber :
Penulis :
Editor :
Dilihat 1560 kali
Editor :
Dilihat 1560 kali