17 anggota LSF yang diambil sumpah tersebut menjalankan tugasnya berdasarkan surat keputusan Presiden Republik Indonesia. Mereka adalah: Ahmad Yani Basuki, Rommy Fibri Hardianto, Imam Suharjo, Mukhlis Paeni, Zaitunah Subhan, Dody Budiatman, C. Musiana Yudhaswati, Suzen HR Tobing, Ni Luh Putu Elly Erawati, Noor Saadah, Arturo Gunapriatna, Sudama Dipawikarta, Nasrullah, Wahyu Tri Hartati, Syamsul Lusa, Dyah Citratia Lestyawati, dan Monang Sinambela.

 

Dengan dilantiknya anggota LSF ini, Mendikbud mengatakan, tugas yang diemban oleh LSF tidak mudah. LSF bertanggung jawab atas tayangan yang ditampilkan ke publik. Tayangan yang ditampilkan ke publik, kata dia, harus benar-benar mewakili kepentingan publik. “Kepentingan publik bisa dirumuskan secara objektif dan dijalankan secara profesional,” kata Menteri Anies saat menyampaikan arahannya usai mengambil sumpah.

 

Mendikbud mengingatkan, film adalah produk budaya sekaligus pembentuk budaya. Perannya sangat strategis bagi pembentukan budaya ke depan. Karena film, jelasnya, membantu mengkonstruksikan pemahaman kolektif tentang budaya Indonesia, tentang dinamika masyarakat Indonesia.  

 

Film, kata Menteri Anies, tidak hanya tampil sebagai hiburan, tapi sebagai inspirasi pelaku berbagai sektor termasuk anak-anak. Ia mencontohkan, saat duduk di bangku sekolah dasar ia memiliki kenangan bersama teman-temannya menonton film yang membangkitkan nasionalisme dan masih membekas hingga sekarang. “Ini tanggung jawab dunia perfilman kita untuk menghasilkan karya-karya monumental yang penetrative dalam memori anak-anak Indonesia. Nempel di memori dan menjadi bagian pembentuk konstruksi karakter di masa depan,” katanya. (Aline Rogeleonick)

Penulis :
Editor :
Dilihat 839 kali