Hari Pertama, Awal Untuk Semua  16 Oktober 2015  ← Back

Pernahkah kita bertanya apa yang terjadi sebelum bel atau lonceng sekolah berbunyi di awal tahun pelajaran? Kemungkinannya pasti beragam. Boleh jadi ada rombongan sepeda, kayuhan sampan, deru mesin kendaraan, atau langkah-langkah kaki kecil menuju sekolah. Moda transportasinya boleh berbeda, tapi semangatnya sama, semangat untuk menyambut hari-hari baru di sekolah.

Antusiasme itulah yang akan kembali kita dorong pada hari pertama sekolah tahun ajaran baru ini. Yang ingin kita lakukan adalah antusiasme itu tak hanya muncul pada adik-adik kita saja. Kita ingin mendorong itu juga muncul pada orang tua.

Bayangkan jika sepeda, sampan kecil, deru mesin kendaraan, dan langkah-langkah kecil adik-adik kita menuju sekolah juga ditemani oleh orang tuanya. Orang tua hadir langsung menemani anaknya ke sekolah. Kehadiran orang tua ke sekolah ini akan membangun semangat baru sekolah, membangun semangat sekolah dan orang tua untuk bermitra dalam mendidik anak-anak kita.

Hari pertama sekolah adalah kesempatan penting untuk membangun interaksi intens antara sekolah dengan orang tua. Mengantar secara fisik bukan sekadar hadir, lantas pergi begitu saja setelah sampai sekolah. Banyak hal yang bisa orang tua lakukan saat berada di sekolah.

Orang tua bisa berinteraksi dan menanyakan banyak hal pada guru. Mulai dari siapa wali kelas yang akan mengampu anaknya, siapa saja guru-guru yang akan hadir di kelas, tanyakan kontaknya untuk menjalin komunikasi. Tanyakan juga apa yang akan para peserta didik dapatkan selama satu tahun, serta apa yang bisa kita lakukan untuk mendorong peningkatan kualitas sekolah.

Orang tua adalah pendidik terpenting maka partisipasi aktifnya di sekolah akan sangat mempengaruhi perkembangan anak-anak kita. Orang tualah aktor pendidikan yang paling dekat dengan anak, mempunyai banyak keunggulan dan kesempatan untuk menjadi berdaya membentuk perilaku dirinya dan anak dalam keluarga.  

Semangat positif orang tua di hari pertama sekolah akan menular. Maka semangat keterlibatan aktif orang tua juga akan menular pada aktor-aktor pendidikan di sekolah. Guru, kepala sekolah, tenaga pendidikan, dan masyarakat di sekitar sekolah akan ikut merasakan aura positif tersebut.

Keterlibatan aktif orang tua akan membuat guru memberi perhatian lebih pada perkembangan para peserta didiknya. Seperti halnya orang tua di hari pertama sekolah, guru bisa ambil peran penting.

Guru bisa memaparkan pelajaran apa yang akan peserta didik terima selama satu tahun ke depan. Kegiatan-kegiatan kolaboratif apa yang bisa guru dan orang tua lakukan bersama. Tak hanya guru, kepala sekolah bisa berbagi visi misi sekaligus target-target sekolah setahun ke depan.  Kakak kelas bisa memandu orang tua siswa baru melakukan orientasi sekolah. Maka semua pihak akan terlibat, ambil peran positif.

Hari pertama sekolah adalah awal untuk mewujudkan ekosistem pendidikan di sekolah yang sehat sekaligus aktif. Orang tua ambil bagian, guru ambil peran, kepala sekolah mendorong perubahan, dan masyarakat sekitar terlibat dalam beragam kegiatan sekolah. Dengan begitu sekolah akan menjadi milik bersama.

Rasa memiliki ini penting. Ini menjadi dasar bagi kita untuk bersama-sama mendorong perubahan. Ketika sekolah menjadi milik bersama maka semua aktor akan berupaya aktif mendorong kemajuan pendidikan.

Hari pertama adalah awal untuk memulai semangat positif tersebut.

Maka ketika di hari pertama tahun pelajaran baru kita akan melihat orang tua yang membonceng anaknya dengan sepeda, mengayuh sampan bersama, atau duduk bersama dalam kendaraan bermotor menuju sekolah. Saat melihat itu sebenarnya kita tak sekadar melihat kegiatan berangkat sekolah. Kita sesungguhnya sedang melihat sebuah ikhtiar membangun pendidikan bersama-sama. (*)  


Sumber :

 


Penulis : redaktur
Editor :
Dilihat 94924 kali