Presiden dan Mendikbud Tinjau Sekolah Aman Asap di Palangkaraya 31 Oktober 2015 ← Back
Palangkaraya, Kemendikbud --- Presiden Joko Widodo beserta Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani dan Mendikbud Anies Baswedan melanjutkan kunjungan kerja ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Kunjungan kerja ini merupakan rangkaian kunjungan berupa peninjauan ke daerah terdampak asap, terutama sekolah-sekolah di daerah itu. Setelah sebelumnya berkunjung ke sekolah di Palembang dan Jambi, hari ini, Sabtu (31/10/2105), Presiden dan rombongan mengunjungi sekolah aman asap di Palangkaraya.
Presiden Joko Widodo dan rombongan tiba di Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, sekitar pukul 11.00 WIB, Sabtu (31/10/2015). Setibanya di Palangkaraya, rombongan langsung meninjau sekolah aman asap, yaitu SD Negeri 8 Pahandut Kota Palangkaraya di Jalan Dr Murjani, Gang Purwosari, Kota Palangkaraya.
Untuk mencapai lokasi, Presiden dan rombongan harus melewati pemukiman padat penduduk yang rata-rata berupa rumah panggung yang terbuat dari kayu. SD Negeri 8 Pahandut juga terbuat dari kayu, termasuk lapangan upacara sekolah. Di sekolah ini terdapat satu kelas yang disebut kelas aman asap.
Setibanya di SD Negeri 8 Pahandut, Presiden dan Ibu Iriana berbincang dengan sejumlah murid.
"Selamat siang anak-anak," kata Iriana menyapa anak-anak kelas 2 SD Negeri 8 Pahandut. "Belajar ya biar pintar," tuturnya.
Presiden juga sempat bertanya soal kabut asap. "Kemarin pas asap libur?" tanyanya. "Libur sebulan Pak," jawab para murid.
SD Negeri 8 Pahandut merupakan sekolah yang telah menggunakan sistem sekolah aman asap di kelasnya. Kelas aman asap di sekolah ini merupakan hasil gotong royong Satgas Asap Kemendikbud dengan masyarakat di sekitar sekolah. Teknologi yang digunakan untuk kelas aman asap ini termasuk teknologi sederhana yang telah terbukti lewat uji coba di Sekolah Percobaan Kota Padang pada 27-28 Oktober lalu. Selain itu, telah diterapkan juga di SDN 181 Kelurahan Lebak Bandung, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi. Kunjungan, saat kunjungan Presiden dan rombongan kemarin, Jumat (30/10/2015).
Mendikbud berharap sekolah-sekolah lain yang terkena dampak kabut asap dapat menerapkan Sekolah Aman Asap dengan penggunaan isolasi, dan penjernihan udara. "Kemdikbud pasti akan bergerak cepat dan serius. Namun kami juga mengajak masyarakat dan pihak swasta untuk membantu percepatan penerapan Sekolah Aman Asap, agar anak-anak kita dapat melanjutkan kegiatan belajarnya dengan rasa tenang dan aman," ujarnya beberapa waktu lalu.
Sistem sekolah aman asap dikembangkan oleh pakar dari ITB, Zeily Nurachman dan Staf Ahli Mendikbud Bidang Inovasi dan Daya Saing, Ananto Kusuma Seta. Caranya, di kelas dipasang kasa dakron pada setiap lubang ventilasi ruangan, memasang kipas exhauster untuk mengeluarkan udara kotor, dan memasang sistem aerasi pada akuarium yang ditaruh di dalam ruangan.
Kain kasa dakron (kain kasa yang biasa digunakan untuk saringan aerasi akuarium) berguna untuk menangkap partikel-partikel asap yang terbang di udara sehingga udara yang melewati kain kasa tersebut sudah dalam keadaan bersih. Kasa juga harus dibasahi agar partikel-partikel yang melewati pori-pori kain kasa tertangkap air dan menempel pada kasa. Sementara itu kipas exhauster (kipas yang biasa digunakan untuk exhaust kamar mandi) dapat mengusir udara dari dalam ruangan kelas ke luar kelas. Kemudian akuarium yang ada aerasinya berguna untuk menangkap partikel-partikel mineral yang masih masuk ke dalam ruangan kelas. Akuarium harus diisi oleh tumbuhan ganggang yang bisa didapatkan di kolam-kolam. Ganggang juga berguna untuk menyerap CO2 dan memproduksi oksigen dalam ruangan. Oleh karena itu akuarium perlu dipasang lampu ultraviolet agar fotosintesis terjadi. (Desliana Maulipaksi)
Sumber :
Editor :
Dilihat 604 kali