1.000 Pemangku Kepentingan Pendidikan Ikuti Penguatan Kemitraan Pendidikan Keluarga  03 November 2015  ← Back

Kemendikbud, Jakarta –Sebanyak 1.000 pemangku kepentingan di lingkungan pendidikan mengikuti sosialisasi Penguatan Kemitraan Pendidikan Keluarga. Mereka berasal dari Pendidikan para pengawas, dan penilik dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), pendidikan non formal, dan perwakilan dewan pendidikan dan organisasi mitra dari 60 kabupaten/kota.

Sosialisasi penguatan kemitraan pendidikan keluarga dengan pemangku kepentingan ini dibagi menjadi lima angkatan, yaitu angkatan I yang diselenggarakan pada tanggal 2-4 November 2015 di Hotel Lor In Sentul, Bogor. Angkatan II tanggal 5 s.d. 7 November 2015 di Hotel Lor In Bogor. Angkatan III tanggal 2 s.d. 4 November 2015 di Hotel Inna Simpang Surabaya. Angkatan IV tanggal 5-7 November 2015 di Hotel Santika Makassar, dan angkatan V tanggal 5 s.d. 7 November 2015 di Hotel Golden Tulyp Banjarmasin.

Rincian dari kelima angkatan mencakup sebanyak 240 peserta pada angkatan I yang berasal dari provinsi Aceh, Jambi, Bangka Belitung, Lampung, Riau, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Pada angkatan II sebanyak 110 peserta yang berasal dari provinsi Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat. Sebanyak 250 peserta pada angkatan III yang berasal dari provinsi Sumatera Utara, Jawa Barat, Banten, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Angkatan IV terdiri dari 250 peserta dari provinsi Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat. Angkatan V terdiri dari 150 peserta dari provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur. 

Saat membuka Sosialisasi Penguatan Kemitraan Pendidikan Keluarga angkatan I, Direktur Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Erman Syamsuddin mengungkapkan pendidikan keluarga bukan hal yang baru. Namun, diakuinya, perlu strategi khusus untuk dapat mengajak orang tua berperan aktif di dalam ranah pendidikan untuk mendidik anak.

Menurut Erman, keberadaan organisasi mitra terlebih untuk mengajak orang tua menciptakan ekosistem pendidikan. “Organisasi mitra kita ajak kesini untuk dapat mendorong orang tua supaya membina karakter siswa dan menciptakan budaya berprestasi”, jelasnya di Sentul Kabupaten Bogor, senin malam (2/11/2015).

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Dance Supriadi mengungkapkan strategi pendidikan keluarga yang dilaksanakan secara khusus, untuk menciptakan siswa yang berkarakter dan berbudaya prestasi adalah sebuah inovasi. Karena, kebanyakan kedua hal tersebut dibebankan kepada guru, jarang keterlibatan dari orang tua. “Ini inovasi bagus, kami sering temukan, siswa dibiarkan begitu saja berkembang tanpa diawasi karakter dan budaya prestasinya”, ujarnya.

Pada lingkup dinas pendidikan daerah, Kadisdik Dance mengungkapkan penerapan pendidikan keluarga belum dapat dilaksanakan secara khusus. Hal ini disebabkan struktur nomenklatur yang belum mengalami perubahan. “Struktur kita belum berubah, belum ada yang menangani pendidikan keluarga di satuan kerja sendiri, jadi kita masih melihat petunjuk teknis dan petunjuk pelaksana dari Kemendikbud, itu kita jadikan acuan”, ujarnya. Sementara itu, ujar Dance, pendidikan keluarga akan tetap dijalankan secara menyeluruh di semua aspek pendidikan. *** (Gloria Gracia)

 


Sumber :

 


Penulis :
Editor :
Dilihat 862 kali