Cagar Budaya Pabrik Gula Colomadu Jadi Lokasi Pagelaran Budaya 12 November 2015 ← Back
Jakarta, Kemendikbud --- Pabrik Gula Colomadu merupakan salah satu cagar budaya di Solo, Jawa Tengah. Saat ini Pabrik Gula Colomadu sudah tidak lagi produktif, namun masih menyimpan cerita sejarah dengan artefak yang memiliki nilai struktur dan visual yang sangat solid dan gigantif karena terdiri dari mesin produksi gula yang terbuat dari logam. Pabrik ini akan menjadi lokasi pagelaran budaya Sardono's Retrospective, dengan dukungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah Kabupaten Karanganyar, Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta, dan beberapa perusahaan.
"Terima kasih kepada semua pihak sebagai keluarga besar dan organisasi. Ini adalah suatu pengembangan kreativitas SDM. Kami juga di kementerian bekerja sesuai arahan Mendikbud. Kebudayaan tak bisa lepas dari yang sekarang kita lakukan. Kemendikbud berkewajiban sebagai kementerian membantu memfasilitasi," ujar Sekretaris Ditjen Kebudayaan, Nono Adya Supriyatno, saat jumpa pers di Gedung Kemendikbud, Kamis siang (12/11/2015).
Pabrik Gula Colomadu merupakan peninggalan sejarah yang didirikan pada tahun 1861 oleh Mangkunegoro IV. Pabrik ini telah menjadi suatu ikon perubahan ekonomi dari pertanian yang berbasis sawah pada sebuah industri perkebunan. Makna sejarah dan estetika dari Pabrik Gula Colomadu memiliki daya tarik yang inspiratif apabila ditransformasikan sebagai ruang performatif. Oleh karena itu pagelaran kebudayaan sebagai persiapan menuju Singapore International Festival of Arts (SIFA) tahun 2016 ditempatkan di cagar budaya itu, salah satunya Sardono's Retrospective.
Menuju SIFA 2016, seniman Sardono W Kusumo menggelar pertunjukan yang bersifat inter-kultur, berkarya bersama masyarakat Papua dengan mengangkat tema tentang ikon warisan budaya. Sardono's Retrospective akan menampilkan gerak-gerak dari aktor dan penari, serta penyanyi yang memenuhi ruang mesin-mesin di Pabrik Colomadu. Pagelaran tersebut akan diisi dengan penari Papua, penari Serimpi, Penari Hip-Hop, Komputerisasi Musik Elektronik, dan pemutaran film. Di halaman pabrik juga akan ditampilkan pameran kerajinan dan berbagai industri dari masyarakat Kabupaten Karanganyar.
Sardono mengatakan, ia juga mengajak sastrawan senior asal Solo, Sapardi Djoko Damono. Meski di usia senja, karya-karya Sapardi memiliki daya pikat yang kuat, bahkan bagi anak-anak muda. Sardono mencontohkan, saat acara peluncuran atau diskusi buku Sapardi yang berjudul "Hujan Bulan Juni", sangat banyak anak muda yang mengantre untuk mendapatkan tanda tangan Sapardi dan berfoto dengannya.
"Seni itu harus mampu meregenerasi. Sapardi Djoko Damono telah membuktikannya. Ia mampu membaca human conscience dari anak-anak muda," ujar Sardono.
Dalam Sardono's Retrospective juga akan ditampilkan Expanded Cinema, sebuah terminologi baru dari media film alternatif yang telah mengalami proses syuting selama tujuh tahun dan masih berlangsung hingga sekarang. Selain itu akan ditampilkan juga kostum Sarong Fashion dan kain-kain tradisional. (Desliana Maulipaksi)
Sumber :
Penulis :
Editor :
Dilihat 1089 kali
Editor :
Dilihat 1089 kali