Guru untuk Anak TKI Dibekali Bimbingan Teknis Bersifat Psikologis 16 November 2015 ← Back
Kinabalu, Kemendikbud --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan bimbingan teknis (bimtek) budaya pembelajaran di Malaysia. Bimtek tersebut berupa pemberian motivasi pembelajaran dan rencana jangka panjang layanan pendidikan untuk anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) kepada 92 guru pendidikan dasar, dan 6 guru pendidikan menengah yang akan mengajar anak TKI di Sabah. Bimtek yang berlangsung pada Jumat, (13/11/2015) ini dilakukan untuk menyiapkan mental dan psikologis guru tahap 6 pengiriman guru pendidikan dasar dan menengah penugasan pendidik untuk pendidikan anak-anak Indonesia di Sabah, Malaysia Periode Tahun 2015-2017.
Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Menengah, Anas M Adam menjelaskan, terdapat 299 guru yang telah dikirimkan melalui lima tahap sejak tahun 2011. Jumlah itu berkurang karena ada 77 guru mengundurkan diri. "Itu terbukti dari angkatan lama yang mengundurkan diri karena tidak siap mental untuk mengajar, bukan karena ilmu pengetahuan yang dimiliki, terlebih mereka kurang kesiapan mental untuk mengajar anak TKI," jelasnya. Karena itulah Kemendikbud memberikan bimbingan teknis kepada guru-guru yang akan mengajar anak TKI untuk mengantisipasi terjadinya pengunduran diri guru setelah mengajar di lokasi penempatan.
Selain bimtek, Anas menjelaskan, pada proses seleksi tahun ini, guru diberikan tes yang bertahap dan berjenjang. Tahap tes itu mencakup tes administratif, tertulis, wawancara, dan micro teaching. Pada tes tertulis, Anas menjelaskan terdapat lima Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LPTK) sebagai penyeleksi, yaitu Universitas Negeri Surabaya, Universitas Negeri Makassar, Universitas Negeri Semarang, Universitas Pendidikan Indonesia, dan Universitas Negeri Medan. "Walaupun di lima LPTK, tapi guru-guru dari penjuru Indonesia dapat mendaftar," jelasnya. Guru yang telah lolos tes administratif mengikuti tes potensi akademik (TPA), wawancara, dan micro teaching yang dilakukan tim seleksi pusat.
Berdasarkan hasil seleksi, dalam tahap 6, sebanyak 66 guru dari total 98 guru merupakan lulusan Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T). Hasil ini memberikan dampak positif bagi para siswa karena mendapatkan guru yang tangguh.
Lokasi penugasan bagi guru tahap enam ini akan ditempatkan yaitu 14 guru di Distrik Tawau, 11 guru di Distrik Sandakan, sembilan guru di Distrik Pedalaman, 18 guru di Distrik Pantai Barat, 11 guru di Distrik Lahad Datu, 13 guru di Distrik Kunak, 11 guru di Distrik Kinabatangan 2, 11 guru di Kinabatangan 1.
Direktur Anas menambahkan, terdapat guru pendidikan menengah yang akan ditugaskan untuk mengajar anak-anak TKI di Sabah, Malaysia. "Hari ini kita datang untuk mengantar dan menyerahkan teman- guru untuk mengajar di daerah Sabah, ada sedikit perbedaan yaitu kita mulai tahun ini merintis di pendidikan menengah. Angkatan 6 (guru dikdas) dipersiapkan karena mereka (siswa) ada yang sudah tamat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama maka perlu Sekolah Menengah Atas," jelasnya.
Guru SMA ini, kata Anas, ditempatkan seperti paket C. "Paket C ini sebagai solusi supaya kalau ada keinginan untuk melanjut kuliah, bisa menggunakan ijazah paket C ini," tutupnya. (Gloria Gracia)
Sumber :
Penulis :
Editor :
Dilihat 785 kali
Editor :
Dilihat 785 kali