Ekstrakurikuler Pramuka di Negeri Jiran  28 Desember 2015  ← Back

Kuala Lumpur, Kemendikbud---Kepramukaan merupakan media yang signifikan untuk melatih kemandirian dan nasionalisme generasi muda Indonesia sehingga menjadi kuat dan tangguh. Untuk itu, ekstrakurikuler pramuka wajib diterapkan di sekolah, khususnya sekolah Indonesia di luar negeri. Demikian hal ini dikemukakan Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur  Ari Purbayanto, saat membuka kegiatan Perkemahan Bersama Gugus Depan Kedutaan Besar Republik Indonesia (Gudep KBRI) Kuala Lumpur, di Kemah Alang Sedayu Gumeak, Kuala Lumpur, Malaysia, hari Senin (20/12).
 
Atdikbud Ari mengatakan, "Melalui pramuka, anak Indonesia berlatih  menjadi disiplin, dan tangguh". Dia mencontohkan saat melakukan aktivitas jurit malam, misalnya, ada ujian mental bagi para peserta pramuka. “Bayangkan aktivitas jurit malam, menyusuri hutan di tengah malam, bisa melatih mental dari anak Indonesia,” ujarnya. Harapannya, ke depan, dapat lebih berani bicara yang benar, melalui tempaan ajaran-ajaran kepramukaan.
 
Perkemahan berlangsung selama tiga hari, yaitu hari Sabtu s.d. Senin, pada tanggal 19 s.d. 21 Desember 2015. Peserta terdiri atas tujuh orang penggalang putra yang berjumlah tujuh orang, empat orang penggalang putri, tiga orang penegak putra dan 14 orang penegak putra.
 
Gugus Depan Kedutaan Besar Republik Indonesia (Gudep KBRI) Kuala Lumpur merupakan gugus depan Pramuka yang terdiri atas satuan Siaga, Penggalang, Penegak, dan Pandega. Para peserta gudep ini berasal dari siswa Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) dan siswa SIKL) yang berdomisili di sekitar Kuala Lumpur. Keberadaanya, gudep ini mengacu pada SIKL.
 
Atdikbud Ari berpesan implementasi nilai-nilai kepramukaan di dalam Satya dan Dasa Darma Pramuka dapat meningkatkan potensi dan kualitas sumber daya manusia sehingga dapat menjadikan negara Indonesia maju. “Saya yakin kalau kesepuluh Dasa Darma dan dari Satya Pramuka dilakukab, seperti tolong menolong, empati dengan lingkungan, suka bekerja keras. Indonesia dapat menjadi negara maju,” jelasnya. Menurut Atdikbud Ari, potensi negara maju dilihat dari sumber daya manusianya. “Kita tahu kalau sumber daya alam Indonesia sangat banyak, tapi harus dikelola dengan sumber daya manusia yang baik maka bangsa kita (Indonesia) belum bisa menjadi maju,” ujarnya.
 
Joko Satria, seorang mahasiswa dari Universiti Malaya sekaligus pembina pramuka untuk gugus depan Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Malaysia, menjelaskan pembinaan kepramukaan bagi anak-anak Indonesia di Kuala Lumpur berlangsung di dalam dua metode yaitu melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan di SIKL, dan kegiatan gugus depan KBRI Kuala Lumpur. Pada kegiatan gugus depan, peserta merupakan anak Indonesia yang mau ikut serta di dalam kegiatan pramuka. Adapun atase pendidikan merupakan Majelis Pembimbing Gugus Depan KBRI Kuala Lumpur. 

Sumber : Gloria Gracia

 


Penulis : admin_portal
Editor :
Dilihat 1603 kali