Kemendikbud Tingkatkan Pengembangan Program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) 16 Februari 2016 ← Back
Jakarta, Kemendikbud --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa terus mengupayakan penguatan program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) melalui tugas dan fungsi yang dilaksanakan oleh unit-unit kerjanya. Beberapa hal yang tengah dilakukan dalam pengembangan program BIPA antara lain pembuatan standar nasional BIPA, penambahan kuota dalam mengirim pengajar BIPA keluar negeri, hingga penjajakan untuk merekrut alumni beasiswa Darmasiswa, dan kemungkinan membuka program studi BIPA di perguruan tinggi.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kemendikbud, Dadang Sunendar mengatakan salah satu kebutuhan adanya program BIPA adalah untuk pengembangan akses diplomasi Indonesia di dunia internasional sebagai bangsa yang besar. Saat ini Badan Bahasa Kemendikbud masih membahas pembuatan standar nasional BIPA. Badan Bahasa juga telah mengundang beberapa rektor perguruan tinggi dan direktur program pascasarjana untuk membahas kemungkinan dibukanya program studi BIPA.
“Kami mengimbau semua perguruan tinggi negeri yang memenuhi standar untuk membuka program studi BIPA agar program studi BIPA bisa dibuka untuk program S-2 atau program Pendidikan Profesi Guru (PPG). Karena program BIPA sebaiknya memang berada pada level tinggi,” ujar Dadang saat acara Pembekalan dan Pelepasan Pengajar BIPA ke Luar Negeri, di Aula Graha Utama Kemendikbud, Jakarta, Selasa (16/2/2016). Ia menuturkan, kelak lulusan dari program studi BIPA itu bisa dimanfaatkan sebagai guru BIPA profesional untuk program BIPA.
Upaya lain yang sedang dijajaki Kemendikbud dalam pengembangan program BIPA adalah melakukan pendataan jumlah peserta Darmasiswa untuk direkrut sebagai pengajar BIPA. Darmasiswa adalah program beasiswa dari Kemendikbud yang diberikan kepada mahasiswa asing yang negaranya memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia, untuk mempelajari bahasa Indonesia, musik, kesenian, dan kerajinan tradisional di Indonesia. Dadang mengatakan, setiap tahun ada sekitar 700-800 peserta Darmasiswa yang datang ke Indonesia.
“Mereka nanti tinggal dilatih selama satu tahun, dilatih dengan ilmu tambahan tentang BIPA, kemudian dites, dan memiliki sertifikat BIPA,” kata Dadang. Para alumni Darmasiswa ini, lanjutnya, bisa juga dimanfaatkan untuk mendampingi pengajar BIPA dari Indonesia yang mengajar di negaranya.
Untuk pengiriman pengajar BIPA tahun 2016 ini, sudah ada 80 orang yang lulus seleksi. Jumlah ini meningkat drastis dari tahun 2015 lalu, yang hanya mengirimkan 14 orang. Ada 16 negara tujuan dalam pengiriman pengajar BIPA. Negara tersebut antara lain Cina, Jepang, Jerman, Perancis, Amerika, Timor Leste, dan beberapa negara di ASEAN.
Sumber :
Penulis : Desliana Maulipaksi
Editor :
Dilihat 4230 kali
Editor :
Dilihat 4230 kali