Kemeriahan Tari Mahelat Lebo Awali Pembukaan Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2016 21 Februari 2016 ← Back
Bojongsari, Kemendikbud --- Pembukaan Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2016 diawali dengan kemeriahan tarian daerah Mahelat Lebo. Acara pembukaan berlangsung pada Minggu malam, (21/2/2016), sehingga diharapkan tari Mahelat Lebo sebagai penampilan pertama dapat meningkatkan semangat para peserta RNPK meski pembukaan berlangsung pada malam hari.
Tari Mahelat Lebo, atau berarti
"Membentengi Kampung", berasal dari Kalimantan Selatan. Tarian ini sarat dengan nilai-nilai keberanian. Pada Festival Nasional Tari Tradisi 2015 yang diselenggarakan kemendikbud, Tarian Mahelat Lebo mendapat penghargaan sebagai salah satu penyaji terbaik.
Tari Mahelat Lebo merupakan sebuah tari yang diilhami dari perjuangan suku Dayak Bakumpai pada zaman dulu sebagai bentuk perlawanan yang muncul akibat ancaman baik dari alam nyata dan alam gaib. Dalam keseharian mereka dibekali dengan latihan-latihan perang yang senantiasa diawali upacara adat sebagai bentuk permohonan keselamatan dan perlindungan kepada Mahakuasa.
Karena itu dalam tarian ini para penari tampak bersemangat dengan irama lagu yang cepat, dengan membawa replika senjata khusus suku dayak seperti mandau, sipet dan talabang (tameng) sehingga timbul semangat dan kepercayaan dan media untuk pengusir roh-roh jahat. Mereka turun berjuang untuk mempertahankan dan melindungi kampung mereka dari gangguan-gangguan yang bersifat mengancam.
Tari Mahelat Lebo, atau berarti
"Membentengi Kampung", berasal dari Kalimantan Selatan. Tarian ini sarat dengan nilai-nilai keberanian. Pada Festival Nasional Tari Tradisi 2015 yang diselenggarakan kemendikbud, Tarian Mahelat Lebo mendapat penghargaan sebagai salah satu penyaji terbaik.
Tari Mahelat Lebo merupakan sebuah tari yang diilhami dari perjuangan suku Dayak Bakumpai pada zaman dulu sebagai bentuk perlawanan yang muncul akibat ancaman baik dari alam nyata dan alam gaib. Dalam keseharian mereka dibekali dengan latihan-latihan perang yang senantiasa diawali upacara adat sebagai bentuk permohonan keselamatan dan perlindungan kepada Mahakuasa.
Karena itu dalam tarian ini para penari tampak bersemangat dengan irama lagu yang cepat, dengan membawa replika senjata khusus suku dayak seperti mandau, sipet dan talabang (tameng) sehingga timbul semangat dan kepercayaan dan media untuk pengusir roh-roh jahat. Mereka turun berjuang untuk mempertahankan dan melindungi kampung mereka dari gangguan-gangguan yang bersifat mengancam.
Sumber :
Penulis : Desliana Maulipaksi
Editor :
Dilihat 1438 kali
Editor :
Dilihat 1438 kali