Temu Komunitas Film Indonesia Diskusikan Peran Negara dalam Perfilman 28 Maret 2016 ← Back
Baturraden, Kemendikbud --- Diskusi dalam Temu Komunitas Film Indonesia dihadiri berbagai komunitas film dan unsur pemerintah, Pusat Pengembangan Perfilman (Pusbangfilm) Kemendikbud, dan anggota Komisi X DPR RI. Diskusi dipandu oleh Dimas Jayasrana selaku Koordinator Utama Temu Komunitas Film Indonesia. Hadir dalam diskusi tersebut, Kepala Pusbang Film Kemendikbud Maman Wijaya, Wakil Komisi X DPR RI sekaligus Ketua Panitia Kerja (Panja) Perfilman Nasional Abdul Kharis Almasyhari, dan anggota Komisi X DPR RI Mujib Rohmat. Salah satu hal yang menjadi pembahasan dalam diskusi adalah peran negara dalam dunia perfilman Indonesia.
Dalam diskusi tersebut, Abdul Kharis berbagi tentang apa yang didapatkan Panja Perfilman Nasional selama mengawasi penerapan Undang-undang Nomor 33 tahun 2009 tentang Perfilman. Ia menjelaskan, ada beberapa masalah perfilman di Indonesia, di antaranya adalah akses ke gedung bioskop dan perkembangan di era digital di mana saat ini film sudah dapat diunduh melalui internet. Selain itu kecocokan film dengan masyarakat yang berada di sekitar gedung bioskop juga diduga berpengaruh terhadap permasalahan tersebut.
“Karakteristik penonton yang berbeda menuntut gedung bioskop yang berbeda. Dan saya kira film indonesia akan lebih banyak ditonton oleh orang Indonesia ,” ujar Abdul Kharis saat diskusi di acara Temu Komunitas Film Indonesia di Baturraden, Purwokerto, Jawa Tengah, (26/3/2016).
Ia berharap komunitas film dapat memberikan masukan bagi anggota dewan dan Pusbangfilm Kemendikbud yang sedang merumuskan peraturan menteri terkait perfilman, sehingga di dalam peraturan selanjutnya, negara bisa lebih banyak hadir dalam perfilman Indonesia. Dengan kehadiran negara, katanya, diharapkan akan bisa semakin mendukung komunitas perfilman baik dalam peningkatan sumber daya manusia, kesempatan untuk tayang di bioskop, maupun memfasilitasi komunitas dalam produksi film.
Sementara itu, Mujib Rohmat, anggota Komisi X DPR RI yang juga hadir dalam Temu Komunitas Film Indonesia menyampaikan kesediaan negara dalam menerima masukan dari komunitas film. Ia mempersilakan jika ada yang ingin memberikan aspirasi maupun mengajak diskusi terkait perfilman dan peran negara di dalamnya.
“Kami berdua hadir di sini dalam rangka untuk menyerap pikiran-pikiran dari teman-teman sekalian, sahabat-sahabat sekalian yang beragam ini, kira-kira baiknya seperti apa,” ujarnya.
Terakhir, Kepala Pusbangfilm Kemendikbud Maman Wijaya juga memberikan pesan kepada komunitas film agar tetap menjaga silaturahmi antarkomunitas. Ke depan diharapkan akan ada program yang lebih baik lagi untuk kemajuan dunia perfilman Indonesia. Selain itu ia juga berharap hadirnya Pusbangfilm sebagai unit kerja baru di Kemendikbud dapat mempererat hubungan antara komunitas film dengan pemerintah. "Ingat! Militansi itu adalah bagian terpenting ciri khas komunitas,” ucapnya. (Aji Shahwin/Desliana Maulipaksi)
Dalam diskusi tersebut, Abdul Kharis berbagi tentang apa yang didapatkan Panja Perfilman Nasional selama mengawasi penerapan Undang-undang Nomor 33 tahun 2009 tentang Perfilman. Ia menjelaskan, ada beberapa masalah perfilman di Indonesia, di antaranya adalah akses ke gedung bioskop dan perkembangan di era digital di mana saat ini film sudah dapat diunduh melalui internet. Selain itu kecocokan film dengan masyarakat yang berada di sekitar gedung bioskop juga diduga berpengaruh terhadap permasalahan tersebut.
“Karakteristik penonton yang berbeda menuntut gedung bioskop yang berbeda. Dan saya kira film indonesia akan lebih banyak ditonton oleh orang Indonesia ,” ujar Abdul Kharis saat diskusi di acara Temu Komunitas Film Indonesia di Baturraden, Purwokerto, Jawa Tengah, (26/3/2016).
Ia berharap komunitas film dapat memberikan masukan bagi anggota dewan dan Pusbangfilm Kemendikbud yang sedang merumuskan peraturan menteri terkait perfilman, sehingga di dalam peraturan selanjutnya, negara bisa lebih banyak hadir dalam perfilman Indonesia. Dengan kehadiran negara, katanya, diharapkan akan bisa semakin mendukung komunitas perfilman baik dalam peningkatan sumber daya manusia, kesempatan untuk tayang di bioskop, maupun memfasilitasi komunitas dalam produksi film.
Sementara itu, Mujib Rohmat, anggota Komisi X DPR RI yang juga hadir dalam Temu Komunitas Film Indonesia menyampaikan kesediaan negara dalam menerima masukan dari komunitas film. Ia mempersilakan jika ada yang ingin memberikan aspirasi maupun mengajak diskusi terkait perfilman dan peran negara di dalamnya.
“Kami berdua hadir di sini dalam rangka untuk menyerap pikiran-pikiran dari teman-teman sekalian, sahabat-sahabat sekalian yang beragam ini, kira-kira baiknya seperti apa,” ujarnya.
Terakhir, Kepala Pusbangfilm Kemendikbud Maman Wijaya juga memberikan pesan kepada komunitas film agar tetap menjaga silaturahmi antarkomunitas. Ke depan diharapkan akan ada program yang lebih baik lagi untuk kemajuan dunia perfilman Indonesia. Selain itu ia juga berharap hadirnya Pusbangfilm sebagai unit kerja baru di Kemendikbud dapat mempererat hubungan antara komunitas film dengan pemerintah. "Ingat! Militansi itu adalah bagian terpenting ciri khas komunitas,” ucapnya. (Aji Shahwin/Desliana Maulipaksi)
Sumber :
Penulis : Desliana Maulipaksi
Editor :
Dilihat 1460 kali
Editor :
Dilihat 1460 kali