Organisasi Menteri Pendidikan Asia Tenggara Siapkan Program Aksi Pendidikan 29 April 2016 ← Back
Bandung, Kemendikbud --- 2nd Strategic Dialogue for Education Ministers (SDEM) atau Dialog Strategis Kedua Menteri-menteri Pendidikan Asia Tenggara telah selesai diselenggarakan selama satu hari penuh di Bandung, Jawa Barat, Kamis (28/4/2016). Tema utama yang diangkat adalah "Strategy 2035: Innovating, Leading Learning and Moving Forward Together". Dalam konferensi pers usai keseluruhan sesi dialog berlangsung, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan, para menteri pendidikan se-Asia Tenggara telah menyepakati beberapa hal mendasar untuk kemajuan pendidikan di regional Asia Tenggara.
“Dari dialog-dialog tersebut akan muncul kegiatan-kegiatan konkret untuk memajukan kerja sama pendidikan di kawasan Asia Tenggara. SEAMEO bertanggungjawab menerjemahkannya ke dalam tiga hingga lima program aksi yang sudah dibicarakan,” ujar Mendikbud saat jumpa pers penyampaian hasil Dialog Strategis Kedua Menteri-menteri Pendidikan Asia Tenggara di Bandung, (28/4/2016). Dalam jumpa pers tersebut, hadir pula Menteri Pendidikan Thailand, Dapong Ratanasuwan, yang juga menjabat sebagai Presiden SEAMEO, dan Direktur Sekretariat SEAMEO, Gatot Hari Priowirjanto.
Mendikbud juga mengatakan, kerja sama di bidang pendidikan antarnegara anggota SEAMEO tidak hanya bertujuan memajukan pendidikan di negara masing-masing, tetapi juga membuat rasa persatuan muncul di antara generasi baru di setiap negara. “Ada harapan untuk menyambungkan sekolah-sekolah di berbagai negara sehingga memiliki rasa persatuan sebagai masyarakat ASEAN,” katanya.
Direktur Sekretariat SEAMEO, Gatot Hari Priowirjanto, mengatakan, hal tersebut salah satunya akan dilakukan di daerah perbatasan antarnegara. “Kami akan menyiapkan tim di setiap perbatasan negara. Kita akan cari datanya untuk diusulkan jadi bagian program yang kita siapkan,” ucapnya. Selain itu melalui program pembelajaran digital atau digital learning juga diharapkan bisa menyambungkan siswa-siswa antarkelas di suatu negara dengan negara lain. Program pembelajaran digital yang sudah dikembangkan SEAMEO antara lain SEA Digital Class dan Twinning Class.
Presiden SEAMEO, Dapong Ratanasuwan menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Indonesia sebagai tuan rumah, khususnya kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang menjadi panitia penyelenggara. Ia juga menekankan pentingnya persatuan sebagai sesama bangsa ASEAN. “Kita harus memecahkan apa yang menjadi penghalang secara bersama-sama sebagai bangsa yang berada di kawasan yang sama,” katanya.
Mendikbud mengatakan, Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggara 2nd Strategic Dialogue for Education Ministers (SDEM), mendapat sesi dialog untuk menyampaikan pandangan mengenai pentingnya pelibatan publik di dalam kegiatan pendidikan dan formulasi kebijakan pendidikan. “Alhamdulillah apa yang kita kerjakan menjadi bahan yang menarik dalam diskusi,” ujarnya.
Pertemuan SDEM Kedua terdiri dari empat sesi diskusi tematik, yaitu: 1) Agenda Pendidikan SEAMEO dan Sustainable Development Goals, 2) Inovasi dan Substansi Pembelajaran, 3) Pelaku Pendidikan dan Pelibatan Para Pemangku Kepentingan, dan 4) Agenda Tujuh Area Prioritas SEAMEO untuk tiga tahun ke depan (2016-2018), di mana para menteri pendidikan akan berbagi pengalaman implementasi tujuh prioritas area SEAMEO yang telah dilaksanakan di negara masing-masing.
Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) adalah sebuah organisasi internasional yang didirikan pada tahun 1965, antara pemerintah negara-negara di Asia Tenggara untuk mempromosikan kerja sama regional di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan di Asia Tenggara. Indonesia bergabung sebagai anggota SEAMEO pada tahun 1968, bertepatan dengan ditandatanganinya Piagam SEAMEO. Saat ini SEAMEO telah beranggotakan 10 negara anggota ASEAN (Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Laos, Kamboja, Vietnam, Thailand, dan Myanmar), serta Timor Leste.
“Dari dialog-dialog tersebut akan muncul kegiatan-kegiatan konkret untuk memajukan kerja sama pendidikan di kawasan Asia Tenggara. SEAMEO bertanggungjawab menerjemahkannya ke dalam tiga hingga lima program aksi yang sudah dibicarakan,” ujar Mendikbud saat jumpa pers penyampaian hasil Dialog Strategis Kedua Menteri-menteri Pendidikan Asia Tenggara di Bandung, (28/4/2016). Dalam jumpa pers tersebut, hadir pula Menteri Pendidikan Thailand, Dapong Ratanasuwan, yang juga menjabat sebagai Presiden SEAMEO, dan Direktur Sekretariat SEAMEO, Gatot Hari Priowirjanto.
Mendikbud juga mengatakan, kerja sama di bidang pendidikan antarnegara anggota SEAMEO tidak hanya bertujuan memajukan pendidikan di negara masing-masing, tetapi juga membuat rasa persatuan muncul di antara generasi baru di setiap negara. “Ada harapan untuk menyambungkan sekolah-sekolah di berbagai negara sehingga memiliki rasa persatuan sebagai masyarakat ASEAN,” katanya.
Direktur Sekretariat SEAMEO, Gatot Hari Priowirjanto, mengatakan, hal tersebut salah satunya akan dilakukan di daerah perbatasan antarnegara. “Kami akan menyiapkan tim di setiap perbatasan negara. Kita akan cari datanya untuk diusulkan jadi bagian program yang kita siapkan,” ucapnya. Selain itu melalui program pembelajaran digital atau digital learning juga diharapkan bisa menyambungkan siswa-siswa antarkelas di suatu negara dengan negara lain. Program pembelajaran digital yang sudah dikembangkan SEAMEO antara lain SEA Digital Class dan Twinning Class.
Presiden SEAMEO, Dapong Ratanasuwan menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Indonesia sebagai tuan rumah, khususnya kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang menjadi panitia penyelenggara. Ia juga menekankan pentingnya persatuan sebagai sesama bangsa ASEAN. “Kita harus memecahkan apa yang menjadi penghalang secara bersama-sama sebagai bangsa yang berada di kawasan yang sama,” katanya.
Mendikbud mengatakan, Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggara 2nd Strategic Dialogue for Education Ministers (SDEM), mendapat sesi dialog untuk menyampaikan pandangan mengenai pentingnya pelibatan publik di dalam kegiatan pendidikan dan formulasi kebijakan pendidikan. “Alhamdulillah apa yang kita kerjakan menjadi bahan yang menarik dalam diskusi,” ujarnya.
Pertemuan SDEM Kedua terdiri dari empat sesi diskusi tematik, yaitu: 1) Agenda Pendidikan SEAMEO dan Sustainable Development Goals, 2) Inovasi dan Substansi Pembelajaran, 3) Pelaku Pendidikan dan Pelibatan Para Pemangku Kepentingan, dan 4) Agenda Tujuh Area Prioritas SEAMEO untuk tiga tahun ke depan (2016-2018), di mana para menteri pendidikan akan berbagi pengalaman implementasi tujuh prioritas area SEAMEO yang telah dilaksanakan di negara masing-masing.
Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) adalah sebuah organisasi internasional yang didirikan pada tahun 1965, antara pemerintah negara-negara di Asia Tenggara untuk mempromosikan kerja sama regional di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan di Asia Tenggara. Indonesia bergabung sebagai anggota SEAMEO pada tahun 1968, bertepatan dengan ditandatanganinya Piagam SEAMEO. Saat ini SEAMEO telah beranggotakan 10 negara anggota ASEAN (Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Laos, Kamboja, Vietnam, Thailand, dan Myanmar), serta Timor Leste.
Sumber :
Penulis : Desliana Maulipaksi
Editor :
Dilihat 12343 kali
Editor :
Dilihat 12343 kali