Perempuan Indonesia Pejuang Pendidikan Keluarga 26 April 2016 ← Back
Jakarta, Kemendikbud --- Melalui peringatan Hari Kartini tahun ini, Dharma Wanita Persatuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ingin menekankan pentingnya peran perempuan, khususnya ibu, dalam menanamkan kebiasaan hidup sehat dengan mengkonsumsi dan melestarikan buah dan sayur lokal. Peringatan Hari Kartini dimeriahkan dengan penyelenggaraan Lomba Merangkai Buah dan Sayur Lokal, sesuai dengan tema yang diangkat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemendikbud, "Perempuan Indonesia Pejuang Pendidikan Keluarga, Turut Melestarikan Buah dan Sayur Lokal."
Selain upaya melestarikan buah dan sayur lokal, pada peringatan Hari Kartini yang dihadiri perwakilan DWP unit kerja Kemendikbud pusat, perempuan dibudayakan mengenakan busana nasional sebagai usaha membiasakan mengenakan pakaian nasional. Pakaian nasional tidak lagi hanya dikenakan pada upacara-upacara adat atau pernikahan tapi juga dalam keseharian.
“Melalui lomba ini diharapkan lahir kreativitas dan inovasi ibu-ibu dalam merangkai buah dan sayur lokal yang disajikan dengan menarik sambil memberi pemahaman, pembelajaran, dan pembiasaan dalam keluarga dan lingkungan sekitar,” ujar Fery Farhati Baswedan, Dewan Penasehat DWP Kemendikbud, saat memberikan sambutan sekaligus membuka acara Peringatan Hari Kartini Tahun 2016 di Graha Utama Kemendikbud, Jakarta, Kamis (21/4/2016).
Sebagai acara utama, panitia juga menyelenggarakan lomba merangkai buah dan sayur, yang diikuti delapan kelompok. Acara ini digagas untuk melestarikan buah lokal sekaligus sosialisasi hidup sehat di lingkungan keluarga. Di sela-sela lomba, acara dilanjutkan dengan presentasi kiat-kiat berbusana oleh desainer Meeta Armeta Fauzan dan penampilan tari persembahan perwakilan anggota DWP Kemdikbud.
Kehadiran Meeta Armeta Fauzan, desainer muda terkemuka; Siwi Wulandari, Wakil Pemimpin Redaksi Majalah Paras; dan Martha Tilaar Group, menginspirasi para peserta agar turut melestarikan budaya dengan cara mengenakan ragam rancangan busana nasional yang menarik dan mudah dikenakan. ”Ibu-ibu ini adalah perempuan pendidik yang terjun langsung berkarya melestarikan budaya nasional,” ujar Fery Farhati Baswedan mengakhiri sambutannya. (Erika Hutapea/ Desliana Maulipaksi)
Selain upaya melestarikan buah dan sayur lokal, pada peringatan Hari Kartini yang dihadiri perwakilan DWP unit kerja Kemendikbud pusat, perempuan dibudayakan mengenakan busana nasional sebagai usaha membiasakan mengenakan pakaian nasional. Pakaian nasional tidak lagi hanya dikenakan pada upacara-upacara adat atau pernikahan tapi juga dalam keseharian.
“Melalui lomba ini diharapkan lahir kreativitas dan inovasi ibu-ibu dalam merangkai buah dan sayur lokal yang disajikan dengan menarik sambil memberi pemahaman, pembelajaran, dan pembiasaan dalam keluarga dan lingkungan sekitar,” ujar Fery Farhati Baswedan, Dewan Penasehat DWP Kemendikbud, saat memberikan sambutan sekaligus membuka acara Peringatan Hari Kartini Tahun 2016 di Graha Utama Kemendikbud, Jakarta, Kamis (21/4/2016).
Sebagai acara utama, panitia juga menyelenggarakan lomba merangkai buah dan sayur, yang diikuti delapan kelompok. Acara ini digagas untuk melestarikan buah lokal sekaligus sosialisasi hidup sehat di lingkungan keluarga. Di sela-sela lomba, acara dilanjutkan dengan presentasi kiat-kiat berbusana oleh desainer Meeta Armeta Fauzan dan penampilan tari persembahan perwakilan anggota DWP Kemdikbud.
Kehadiran Meeta Armeta Fauzan, desainer muda terkemuka; Siwi Wulandari, Wakil Pemimpin Redaksi Majalah Paras; dan Martha Tilaar Group, menginspirasi para peserta agar turut melestarikan budaya dengan cara mengenakan ragam rancangan busana nasional yang menarik dan mudah dikenakan. ”Ibu-ibu ini adalah perempuan pendidik yang terjun langsung berkarya melestarikan budaya nasional,” ujar Fery Farhati Baswedan mengakhiri sambutannya. (Erika Hutapea/ Desliana Maulipaksi)
Sumber :
Penulis : Erika Hutapea
Editor :
Dilihat 1129 kali
Editor :
Dilihat 1129 kali