Peserta Darmasiswa Unjuk Keterampilan Berbahasa dan Berkesenian Indonesia 02 Juni 2016 ← Back
Jakarta, Kemendikbud --- Satu tahun berada di Indonesia, menjadikan para peserta Darmasiswa dari berbagai negara mampu berbahasa Indonesia dengan fasih, bahkan bisa menari tarian tradisional dengan luwes. Dalam acara pelepasan atau pembekalan peserta Darmasiswa tahun 2015/2016, ratusan mahasiswa asing yang menjadi peserta Darmasiswa hadir mengenakan pakaian tradisional dari berbagai daerah. Puluhan di antaranya tampil di atas panggung menampilkan berbagai kesenian Indonesia, dari menari, bermain music karawitan, hingga menjadi dalang wayang kulit.
Misalnya dua mahasiswa asal Jerman, Anna Thu Schmid dan Andrea Rutkowski, yang tampil luwes menarikan Tari Retno Tinandhing. Anna dan Andrea menari dengan mengenakan pakaian layaknya tokoh wanita dalam cerita pewayangan, yaitu Srikandi dan Larasati, lengkap dengan membawa busur dan panah. Tari Retno Tinandhing emang diambil dari cerita wayang purwa, yaitu Srikandi Meguru Manah, yang menggambarkan ketangguhan dua prajurit wanita, yaitu Srikandi dan Larasati.
Selain itu ada juga penampilan lima mahasiswa asing, yaitu tiga perempuan dan dua laki-laki, yang berasal dari negara Korea Selatan, Vietnam, Laos dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Mereka belajar di Universitas Binadarma Palembang, dan tampil menarikan Tari Kebah Betuah. Tidak ketinggalan, dua mahasiswa asing dari Italia dan Meksiko yang belajar di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar juga tampil dengan baik menarikan Tari Baris dari Bali.
Selain seni tari, ada juga peserta Darmasiswa yang mendalami seni mendalang, salah satunya mahasiswa asal Perancis bernama Sasha. Sasha yang belajar di ISI Yogyakarta, tertarik untuk mendalami seni mendalang di Indonesia. Ia kemudian tampil sebagai dalang wayang kulit dalam acara pelepasan peserta Darmasiswa tahun 2015/2016. Penampilan Sasha sebagai dalang ditemani alunan musik karawitan, di mana teman-temannya sesama peserta Darmasiswa memainkan alat musik gamelan.
Dalam pidato kesan dan pesan sebagai peserta Darmasiswa, para mahasiswa asing yang menyampaikan pidatonya memberikan kesan yang baik dan positif atas pengalaman mereka di Indonesia. Pavel, mahasiswa dari Rusia yang belajar di Universitas Padjadjaran mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada pemerintah dan Rakyat Indonesia. Karin, mahasiswa asing dari Meksiko mengatakan, meski telah kembali ke negaranya, ia akan tetap mempraktikkan tari Sumatera dan Jawa yang dipelajarinya di Indonesia, untuk mempromosikan kebudayaan Indonesia. Sedangkan Nurei, mahasiswa asal Vietnam, lebih tertarik dengan kuliner khas Indonesia. Ia berencana membuka restoran Indonesia di Vietnam, dan akan berkolaborasi dengan koki asal Indonesia untuk menjaga cita rasa khas makanan Indonesia.
Program Darmasiswa Indonesia adalah program pemberian beasiswa non-gelar selama satu tahun oleh pemerintah Republik Indonesia kepada mahasiswa asing dari negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia. Para peserta darmasiswa belajar bahasa Indonesia, seni, dan budaya pada perguruan tinggi di Indonesia. Pada tahun pelajaran 2015/2016, Program Darmasiswa diikuti 643 peserta yang berasal dari 81 negara dan ditempatkan di 54 perguruan tinggi di Indonesia.
Misalnya dua mahasiswa asal Jerman, Anna Thu Schmid dan Andrea Rutkowski, yang tampil luwes menarikan Tari Retno Tinandhing. Anna dan Andrea menari dengan mengenakan pakaian layaknya tokoh wanita dalam cerita pewayangan, yaitu Srikandi dan Larasati, lengkap dengan membawa busur dan panah. Tari Retno Tinandhing emang diambil dari cerita wayang purwa, yaitu Srikandi Meguru Manah, yang menggambarkan ketangguhan dua prajurit wanita, yaitu Srikandi dan Larasati.
Selain itu ada juga penampilan lima mahasiswa asing, yaitu tiga perempuan dan dua laki-laki, yang berasal dari negara Korea Selatan, Vietnam, Laos dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Mereka belajar di Universitas Binadarma Palembang, dan tampil menarikan Tari Kebah Betuah. Tidak ketinggalan, dua mahasiswa asing dari Italia dan Meksiko yang belajar di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar juga tampil dengan baik menarikan Tari Baris dari Bali.
Selain seni tari, ada juga peserta Darmasiswa yang mendalami seni mendalang, salah satunya mahasiswa asal Perancis bernama Sasha. Sasha yang belajar di ISI Yogyakarta, tertarik untuk mendalami seni mendalang di Indonesia. Ia kemudian tampil sebagai dalang wayang kulit dalam acara pelepasan peserta Darmasiswa tahun 2015/2016. Penampilan Sasha sebagai dalang ditemani alunan musik karawitan, di mana teman-temannya sesama peserta Darmasiswa memainkan alat musik gamelan.
Dalam pidato kesan dan pesan sebagai peserta Darmasiswa, para mahasiswa asing yang menyampaikan pidatonya memberikan kesan yang baik dan positif atas pengalaman mereka di Indonesia. Pavel, mahasiswa dari Rusia yang belajar di Universitas Padjadjaran mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada pemerintah dan Rakyat Indonesia. Karin, mahasiswa asing dari Meksiko mengatakan, meski telah kembali ke negaranya, ia akan tetap mempraktikkan tari Sumatera dan Jawa yang dipelajarinya di Indonesia, untuk mempromosikan kebudayaan Indonesia. Sedangkan Nurei, mahasiswa asal Vietnam, lebih tertarik dengan kuliner khas Indonesia. Ia berencana membuka restoran Indonesia di Vietnam, dan akan berkolaborasi dengan koki asal Indonesia untuk menjaga cita rasa khas makanan Indonesia.
Program Darmasiswa Indonesia adalah program pemberian beasiswa non-gelar selama satu tahun oleh pemerintah Republik Indonesia kepada mahasiswa asing dari negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia. Para peserta darmasiswa belajar bahasa Indonesia, seni, dan budaya pada perguruan tinggi di Indonesia. Pada tahun pelajaran 2015/2016, Program Darmasiswa diikuti 643 peserta yang berasal dari 81 negara dan ditempatkan di 54 perguruan tinggi di Indonesia.
Sumber :
Penulis : Desliana Maulipaksi
Editor :
Dilihat 998 kali
Editor :
Dilihat 998 kali