Mendikbud Mengapresiasi Program Pendidikan Karakter Bandung Masagi 20 Juli 2016 ← Back
Bandung, Kemendikbud --- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengapresiasi masyarakat pendidikan di Kota Bandung yang mencanangkan program Bandung Masagi, yaitu implementasi sebuah model pendidikan karakter berbasis kearifan lokal. Peluncuran Bandung Masagi dilakukan program bertepatan dengan masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) di SMA Negeri 8 Bandung, Selasa (19/07/2016). Mendikbud dan Walikota Bandung Ridwan Kamil hadir untuk meluncurkan program tersebut bersama ratusan masyarakat pendidikan di Kota Bandung.
"Hari ini saya hadir di Bandung karena Bandung melakukan terobosan, membuat program Bandung Masagi, Saya sangat mengapresiasi program ini," ungkap Anies Baswedan. Mendikbud berjanji akan menggaungkan program tersebut ke seluruh penjuru Indonesia, agar dicontoh oleh daerah-daerah lain dan dipadukan dengan nilai-nilai kearifan lokal di daerah-daerah.
"Karena itu saya datang ke sini, satu untuk mengapresiasi. Kedua, saya ingin mengabarkan pada semua di seluruh Indonesia, ini contoh, mari kita buat di tiap tempat seperti Bandung. Kita ingin PLS itu benar-benar sebuah pengenalan yang nuansanya pembelajaran," ujar Anies.
Anies kembali menegaskan bahwa perpeloncoan dan kekerasan di dunia pendidikan harus dihapus, diganti dengan kegiatan yang menumbuhkan karakter positif siswa. "Untuk menumbuhkan generasi yang tangguh, tidak harus dengan memakai kekerasan. Contohnya Jerman, mereka melarang kekerasan di sekolah sejak lama, dan mereka mampu menghasilkan generasi yang tangguh," ujar mantan Rektor Universitas Paramadina tersebut.
Pada kesempatan tersebut, Ridwan kamil menyebut berkat program Bandung Masagi, di Kota Bandung tidak terjadi tindakan perpeloncoan yang dilakukan di sekolah. "Karena kan kita sudah mewajibkan semua panitianya guru. Jadi logikanya kalau guru yang jadi panitia PLS insya-Allah tidak ada istilah perpeloncoan," kata Ridwan.
Bandung Masagi adalah model pendidikan karakter berbasis kearifan lokal yang dirumuskan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung. Kata 'masagi' dalam Bahasa Sunda berarti paripurna, kokoh, dan ajeg menuju kesempurnaan.
Bandung Masagi mengandung empat prinsip utama masyarakat Sunda dalam mengamalkan kehidupan, yakni silih asih (kemanusiaan), silih asah (mencerdaskan), silih asuh (mendampingi), dan silih wawangi (mengampaikan hal-hal positif). Keempat prinsip tersebut diwujudkan ke dalam empat program utama, yakni cinta agama, jaga budaya, bela negara, dan cinta lingkungan.
"Model pendidikan karakter Bandung Masagi ini merupakan bentuk konkret revolusi mental agar anak-anak Bandung memiliki pijakan akar jati diri kearifan lokal dan kompetensi abad 21," tambah pria yang akrab dipanggil Kang Emil tersebut. Implementasi Bandung Masagi telah dilatihkan kepada guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah di Kota Bandung bulan Juni yang lalu, dan disosialisasikan kepada guru-guru sasaran di seluruh Kota Bandung.
"Hari ini saya hadir di Bandung karena Bandung melakukan terobosan, membuat program Bandung Masagi, Saya sangat mengapresiasi program ini," ungkap Anies Baswedan. Mendikbud berjanji akan menggaungkan program tersebut ke seluruh penjuru Indonesia, agar dicontoh oleh daerah-daerah lain dan dipadukan dengan nilai-nilai kearifan lokal di daerah-daerah.
"Karena itu saya datang ke sini, satu untuk mengapresiasi. Kedua, saya ingin mengabarkan pada semua di seluruh Indonesia, ini contoh, mari kita buat di tiap tempat seperti Bandung. Kita ingin PLS itu benar-benar sebuah pengenalan yang nuansanya pembelajaran," ujar Anies.
Anies kembali menegaskan bahwa perpeloncoan dan kekerasan di dunia pendidikan harus dihapus, diganti dengan kegiatan yang menumbuhkan karakter positif siswa. "Untuk menumbuhkan generasi yang tangguh, tidak harus dengan memakai kekerasan. Contohnya Jerman, mereka melarang kekerasan di sekolah sejak lama, dan mereka mampu menghasilkan generasi yang tangguh," ujar mantan Rektor Universitas Paramadina tersebut.
Pada kesempatan tersebut, Ridwan kamil menyebut berkat program Bandung Masagi, di Kota Bandung tidak terjadi tindakan perpeloncoan yang dilakukan di sekolah. "Karena kan kita sudah mewajibkan semua panitianya guru. Jadi logikanya kalau guru yang jadi panitia PLS insya-Allah tidak ada istilah perpeloncoan," kata Ridwan.
Bandung Masagi adalah model pendidikan karakter berbasis kearifan lokal yang dirumuskan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung. Kata 'masagi' dalam Bahasa Sunda berarti paripurna, kokoh, dan ajeg menuju kesempurnaan.
Bandung Masagi mengandung empat prinsip utama masyarakat Sunda dalam mengamalkan kehidupan, yakni silih asih (kemanusiaan), silih asah (mencerdaskan), silih asuh (mendampingi), dan silih wawangi (mengampaikan hal-hal positif). Keempat prinsip tersebut diwujudkan ke dalam empat program utama, yakni cinta agama, jaga budaya, bela negara, dan cinta lingkungan.
"Model pendidikan karakter Bandung Masagi ini merupakan bentuk konkret revolusi mental agar anak-anak Bandung memiliki pijakan akar jati diri kearifan lokal dan kompetensi abad 21," tambah pria yang akrab dipanggil Kang Emil tersebut. Implementasi Bandung Masagi telah dilatihkan kepada guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah di Kota Bandung bulan Juni yang lalu, dan disosialisasikan kepada guru-guru sasaran di seluruh Kota Bandung.
Sumber :
Penulis : Nur Widiyanto
Editor :
Dilihat 4171 kali
Editor :
Dilihat 4171 kali