Pelajar ASEAN Pelajari Budaya Indonesia dalam Belajar Bersama Maestro se-ASEAN 09 Agustus 2016 ← Back
Jakarta, Kemendikbud --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengembangkan program Belajar Bersama Maestro (BBM) menjadi kegiatan kebudayaan dengan skala internasional. ASEAN Learning from The Cultural Expert merupakan pengembangan dari program BBM, di mana para pelajar dari negara-negara ASEAN akan mempelajari kebudayaan Indonesia dari maestro budaya Indonesia. ASEAN Learning from The Cultural Expert berlangsung mulai 8 - 14 Agustus 2016 di Jakarta dan Bandung.
Museum Tekstil di Jakarta dipilih sebagai tempat pembukaan ASEAN Learning from The Cultural Expert. Acara pembukaan berlangsung pada Selasa pagi, (9/8/2016). Di museum milik pemprov DKI Jakarta tersebut, peserta ASEAN Learning from The Cultural Expert akan belajar membatik di bawah bimbingan Komarudin Kudiya. Peserta juga akan mengunjungi Rumah Batik Komar di Bandung. Hasil membatik para peserta akan dipamerkan pada ASEAN Day, tanggal 15 Agustus 2016.
Selain membatik, peserta ASEAN Learning from The Cultural Expert juga akan mempelajari cara bermain angklung di Bandung. Mereka akan belajar langsung dari maestro angklung, Sam Udjo, di Saung Angklung Mang Udjo. Pemilihan batik dan angklung sebagai budaya yang dipelajari dalam ASEAN Learning from The Cultural Expert bukan tanpa alasan. Batik dan angklung sudah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO, sehingga diharapkan dapat mewakili budaya Indonesia yang sangat beragam.
Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Najamuddin Ramli mengatakan, ASEAN Learning from The Cultural Expert diikuti 30 pelajar SMA dari negara-negara ASEAN, yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Singapura yang juga menjadi anggota ASEAN tidak bisa mengirimkan pelajarnya karena ada agenda akademik yang tidak bisa ditinggalkan.
Dalam kegiatan ASEAN Learning from The Cultural Expert, ada dua unsur penting yang terlibat, yaitu budaya dan generasi muda. Mengapa budaya dan generasi muda? Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan, budaya merupakan suatu wadah di mana setiap orang dapat berbagi ide kreatif, sedangkan generasi muda adalah potret masa depan. "Mereka dapat belajar dan bermain bersama untuk membuat masa depan ASEAN jadi lebih baik. Mereka dapat mempelajari bagaimana mengombinasikan artistik dan energi kreatif agar dapat bertahan di dunia," katanya saat pembukaan ASEAN Learning from The Cultural Expert di Museum Tekstil, Jakarta, (9/8/2016).
Senior Officer of Culture and Information Division ASEAN, Girard Bonotan, sebagai perwakilan dari Kantor Sekretariat ASEAN di Jakarta, mengapresiasi inisiatif pemerintah Indonesia dalam menyelenggarakan ASEAN Learning from The Cultural Expert. Ia berharap para peserta dapat menjalin komunikasi antarsesama, tidak hanya sebagai individual, melainkan juga hubungan antarnegara. Penyelenggaraan ASEAN Learning from The Cultural Expert juga diharapkan dapat menginspirasi negara ASEAN lainnya untuk mengadakan kegiatan serupa.
ASEAN Learning from The Cultural Expert merupakan upaya strategi Kemendikbud agar para generasi muda ASEAN dapat melestarikan dan mengembangkan kebudayaan melalui pengalaman belajar yang menyenangkan dengan maestro budaya. Tujuannya antara lain meningkatkan kesadaran pelajar di regional ASEAN akan pentingnya budaya, dan memperkuat rasa kebersamaan dan saling pengertian antarwarga ASEAN, khususnya generasi muda.
Museum Tekstil di Jakarta dipilih sebagai tempat pembukaan ASEAN Learning from The Cultural Expert. Acara pembukaan berlangsung pada Selasa pagi, (9/8/2016). Di museum milik pemprov DKI Jakarta tersebut, peserta ASEAN Learning from The Cultural Expert akan belajar membatik di bawah bimbingan Komarudin Kudiya. Peserta juga akan mengunjungi Rumah Batik Komar di Bandung. Hasil membatik para peserta akan dipamerkan pada ASEAN Day, tanggal 15 Agustus 2016.
Selain membatik, peserta ASEAN Learning from The Cultural Expert juga akan mempelajari cara bermain angklung di Bandung. Mereka akan belajar langsung dari maestro angklung, Sam Udjo, di Saung Angklung Mang Udjo. Pemilihan batik dan angklung sebagai budaya yang dipelajari dalam ASEAN Learning from The Cultural Expert bukan tanpa alasan. Batik dan angklung sudah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO, sehingga diharapkan dapat mewakili budaya Indonesia yang sangat beragam.
Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Najamuddin Ramli mengatakan, ASEAN Learning from The Cultural Expert diikuti 30 pelajar SMA dari negara-negara ASEAN, yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Singapura yang juga menjadi anggota ASEAN tidak bisa mengirimkan pelajarnya karena ada agenda akademik yang tidak bisa ditinggalkan.
Dalam kegiatan ASEAN Learning from The Cultural Expert, ada dua unsur penting yang terlibat, yaitu budaya dan generasi muda. Mengapa budaya dan generasi muda? Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan, budaya merupakan suatu wadah di mana setiap orang dapat berbagi ide kreatif, sedangkan generasi muda adalah potret masa depan. "Mereka dapat belajar dan bermain bersama untuk membuat masa depan ASEAN jadi lebih baik. Mereka dapat mempelajari bagaimana mengombinasikan artistik dan energi kreatif agar dapat bertahan di dunia," katanya saat pembukaan ASEAN Learning from The Cultural Expert di Museum Tekstil, Jakarta, (9/8/2016).
Senior Officer of Culture and Information Division ASEAN, Girard Bonotan, sebagai perwakilan dari Kantor Sekretariat ASEAN di Jakarta, mengapresiasi inisiatif pemerintah Indonesia dalam menyelenggarakan ASEAN Learning from The Cultural Expert. Ia berharap para peserta dapat menjalin komunikasi antarsesama, tidak hanya sebagai individual, melainkan juga hubungan antarnegara. Penyelenggaraan ASEAN Learning from The Cultural Expert juga diharapkan dapat menginspirasi negara ASEAN lainnya untuk mengadakan kegiatan serupa.
ASEAN Learning from The Cultural Expert merupakan upaya strategi Kemendikbud agar para generasi muda ASEAN dapat melestarikan dan mengembangkan kebudayaan melalui pengalaman belajar yang menyenangkan dengan maestro budaya. Tujuannya antara lain meningkatkan kesadaran pelajar di regional ASEAN akan pentingnya budaya, dan memperkuat rasa kebersamaan dan saling pengertian antarwarga ASEAN, khususnya generasi muda.
Sumber :
Penulis : Desliana Maulipaksi
Editor :
Dilihat 1889 kali
Editor :
Dilihat 1889 kali