Pendidikan Berbasis Luas, Pendidikan untuk Semua 03 Agustus 2016 ← Back
Jakarta, Kemendikbud --- Hakikat dari Education For All (EFA) atau Pendidikan Untuk Semua (PUS) pada intinya adalah mengupayakan agar setiap warga negara bisa mendapatkan haknya atas layanan pendidikan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, gerakan Education For All yang diusung PBB itu sejalan dengan konsep Broad Based Education atau Pendidikan Berbasis Luas.
“Pendidikan Berbasis Luas itu artinya pendidikan didesain sedemikian rupa sehingga siapapun bisa mendapatkan kesempatan belajar,” ujar Mendikbud Muhadjir Effendy, saat pembukaan Lomba Motivasi Belajar Mandiri (Lomojari) 2016 di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Senin (1/8/2016).
Ia mengatakan, negara tidak boleh membeda-bedakan atau menghambat kesempatan warga negaranya dalam menikmati layanan pendidikan. Namun diakuinya, banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya kesenjangan dalam pendidikan.
“Ada tiga bentuk kesenjangan pendidikan, yaitu kesenjangan struktural, kesenjangan kultural, dan kesenjangan spasial,” kata mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu.
Mendikbud Muhadjir menuturkan, kesenjangan struktural merupakan kesenjangan pendidikan yang disebabkan oleh struktur kekuasaan atau kebijakan penguasa, sehingga ada masyarakat yang sangat mudah mengakses layanan pendidikan, dan ada yang sangat sulit mengaksesnya. “Contohnya negara konflik. Siapapun yang berkuasa bisa memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada temannya,” tuturnya.
Kesenjangan kultural, lanjutnya, disebabkan oleh nilai budaya, di mana masih ada masyarakat tertentu yang menganggap pendidikan bukan hal yang penting, bahkan dianggap merampas sumber tenaga kerja yang dimiliki suatu keluarga karena anaknya harus membuang waktunya dengan bersekolah. Sedangkan kesenjangan spasial adalah kesenjangan yang terjadi karena tempat atau geografi yang berbeda.
“Inilah yang akan kita atasi. SMP Terbuka dan SMP Satu Atap adalah salah satu bentuk upaya kita menghilangkan perbedaan akibat kesenjangan spasial,” ujar Mendikbud Muhadjir Effendy.
Ia mengatakan, anak-anak yang berada di kota bisa memiliki produktivitas lebih baik dibandingkan anak-anak yang berada di daerah. Dengan adanya SMP Terbuka atau SMP Satu Atap, diharapkan dapat menghilangkan jurang pemisah antara anak-anak tersebut. Selain itu, pilihan lain berupa program pendidikan kesetaraan seperti program Paket B juga dapat dimanfaatkan agar warga negara bisa mendapatkan pendidikan yang setara SMP.
“Semakin banyak pilihan akan semakin banyak peluang bagi anak-anak kita mendapatkan pendidikan,” katanya.
Sumber :
Penulis : Desliana Maulipaksi
Editor :
Dilihat 5031 kali
Editor :
Dilihat 5031 kali