Jamin Akses Pendidikan Anak Indonesia di Malaysia, Kemendikbud Kirim 115 Guru 28 September 2016 ← Back
Jakarta, Kemendikbud --- Demi menjamin adanya akses pendidikan bagi anak-anak Indonesia, Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengirim 115 orang guru ke Malaysia. Pelepasan para guru tersebut dilaksanakan di Plaza Insan Berprestasi, kantor Pusat Kemendikbud, Jakarta (26/9/2016).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy dalam sambutannya mengatakan bahwa ini merupakan salah satu upaya Pemerintah dalam menjaga kesempatan bagi anak-anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) untuk mendapatkan akses pendidikan di Malaysia. Dengan demikian rasa kebangsaan dan nasionalisme mereka akan tetap terjaga.
“Kita jaga agar anak-anak Indonesia tetap berakhlak Indonesia, berkepribadian Indonesia. Agar kelak ketika mereka kembali ke pangkuan ibu pertiwi, mereka siap mengabdi untuk Indonesia,” ujar Menteri Muhadjir.
Mendikbud juga berpesan agar para guru tetap menjaga rasa nasionalisme dan kehormatan bangsa Indonesia saat berada di negara lain. Karena menurutnya, salah satu ujian terbesar dalam menjaga rasa nasionalisme adalah saat kita sedang berada di negeri orang.
Dalam pelepasan ini, sebanyak 101 guru pendidikan dasar dan 14 guru pendidikan menengah siap ditugaskan di beberapa wilayah di Malaysia. Jumlah penempatan mereka terdiri dari 30 guru di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu, 31 guru di Community Learning Centre (CLC) wilayah Kota Kinabalu dan Tawau, 37 guru di Pusat Belajar Humana, 7 guru di Johor Bahru, 5 guru di Kelang, dan 5 guru di Sarawak.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Sumarna Surapranata, menjelaskan pengiriman 115 guru pada tahap ke-7 ini adalah untuk menambah guru yang sekarang berjumlah 223 guru, sehingga totalnya menjadi 338 guru.
“Tujuan pengiriman guru adalah untuk memberikan layanan pendidikan bagi anak-anak indonesia yang tidak memperoleh akses pendidikan di tempat orang tuanya bekerja”, ujar Dirjen Pranata.
Salah satu guru yang akan dikirim ke Kinabatangan, Sabah Malaysia, Mutmaimunah, berharap semoga tugas ini menjadi amanah dan benar-benar mengabdi bagi nusa dan bangsa. “Mungkin anak-anak Indonesia di sana kurang mendapatkan informasi tentang kebudayaan Indonesia, dan saya akan memberikan wawasan tentang Indonesia kepada anak-anak Indonesia yang berada di Malaysia. Sehingga nasionalismenya tetap terjaga”, kata guru yang sebelumnya pernah ikut program SM-3T (Sarjana Mendidik di daerah Tertinggal, terluar dan Terdepan) di Gayo Lues, Aceh.
Para guru diberangkatkan pada hari Selasa, 27 September 2016, keberangkatan menuju Tawau, Sabah Malaysia dan Johor Bahru. Kemudian secara resmi para guru ini akan diterima oleh perwakilan Republik Indonesia (RI) di Kinabalu, Johor Bahru dan di Tawau Malaysia pada hari Rabu, dan selanjutnya akan di distribusikan ke tempat masing-masing untuk bertugas selama dua tahun. (shahwin Aji)
Sumber : BKLM
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy dalam sambutannya mengatakan bahwa ini merupakan salah satu upaya Pemerintah dalam menjaga kesempatan bagi anak-anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) untuk mendapatkan akses pendidikan di Malaysia. Dengan demikian rasa kebangsaan dan nasionalisme mereka akan tetap terjaga.
“Kita jaga agar anak-anak Indonesia tetap berakhlak Indonesia, berkepribadian Indonesia. Agar kelak ketika mereka kembali ke pangkuan ibu pertiwi, mereka siap mengabdi untuk Indonesia,” ujar Menteri Muhadjir.
Mendikbud juga berpesan agar para guru tetap menjaga rasa nasionalisme dan kehormatan bangsa Indonesia saat berada di negara lain. Karena menurutnya, salah satu ujian terbesar dalam menjaga rasa nasionalisme adalah saat kita sedang berada di negeri orang.
Dalam pelepasan ini, sebanyak 101 guru pendidikan dasar dan 14 guru pendidikan menengah siap ditugaskan di beberapa wilayah di Malaysia. Jumlah penempatan mereka terdiri dari 30 guru di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu, 31 guru di Community Learning Centre (CLC) wilayah Kota Kinabalu dan Tawau, 37 guru di Pusat Belajar Humana, 7 guru di Johor Bahru, 5 guru di Kelang, dan 5 guru di Sarawak.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Sumarna Surapranata, menjelaskan pengiriman 115 guru pada tahap ke-7 ini adalah untuk menambah guru yang sekarang berjumlah 223 guru, sehingga totalnya menjadi 338 guru.
“Tujuan pengiriman guru adalah untuk memberikan layanan pendidikan bagi anak-anak indonesia yang tidak memperoleh akses pendidikan di tempat orang tuanya bekerja”, ujar Dirjen Pranata.
Salah satu guru yang akan dikirim ke Kinabatangan, Sabah Malaysia, Mutmaimunah, berharap semoga tugas ini menjadi amanah dan benar-benar mengabdi bagi nusa dan bangsa. “Mungkin anak-anak Indonesia di sana kurang mendapatkan informasi tentang kebudayaan Indonesia, dan saya akan memberikan wawasan tentang Indonesia kepada anak-anak Indonesia yang berada di Malaysia. Sehingga nasionalismenya tetap terjaga”, kata guru yang sebelumnya pernah ikut program SM-3T (Sarjana Mendidik di daerah Tertinggal, terluar dan Terdepan) di Gayo Lues, Aceh.
Para guru diberangkatkan pada hari Selasa, 27 September 2016, keberangkatan menuju Tawau, Sabah Malaysia dan Johor Bahru. Kemudian secara resmi para guru ini akan diterima oleh perwakilan Republik Indonesia (RI) di Kinabalu, Johor Bahru dan di Tawau Malaysia pada hari Rabu, dan selanjutnya akan di distribusikan ke tempat masing-masing untuk bertugas selama dua tahun. (shahwin Aji)
Sumber : BKLM
Penulis : Aji Shahwin
Editor :
Dilihat 934 kali
Editor :
Dilihat 934 kali