Melacak Proses Migrasi Bahasa Austronesia di Indonesia 16 September 2016 ← Back
Jakarta, Kemendikbud --- Sebanyak 150 orang menghadiri Seminar Internasional Migrasi Bahasa Austronesia yang diselenggarakan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Badan Bahasa Kemendikbud). Para peserta seminar itu akan mendengarkan pemaparan dari 25 pemakalah dari dalam dan luar negeri di seminar bertema “Melacak Proses Migrasi Bahasa Austronesia” itu.
Seminar Internasional Migrasi Bahasa Austronesia diselenggarakan Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan, Badan Bahasa Kemendikbud, pada 14-16 September 2016 di Jakarta. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy membuka secara resmi Seminar Internasional Migrasi Bahasa Austronesia pada Rabu malam, (14/9/2016).
Dalam sambutannya Mendikbud mengatakan, bahasa merupakan kesempurnaan dan keunggulan manusia. Bahasa juga menjadi sumber budaya, dan dengan bahasa, manusia menjadi makhluk yang istimewa. Ia juga mengimbau semua pihak untuk bersama-sama berupaya menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional.
“Kita harus percaya diri dengan bahasa kita. Contohnya, dalam program kelas internasional, mahasiswa asing yang akan belajar di Indonesia harus menguasai bahasa Indonesia. Demikian juga dalam jurnal internasional. Seharusnya tetap menggunakan bahasa Indonesia, tetapi diakui oleh lembaga penilai jurnal internasional,” ujar Mendikbud.
Kepala Badan Bahasa Kemendikbud, Dadang Sunendar mengatakan, tujuan Seminar Internasional Migrasi Bahasa Austronesia adalah untuk melacak proses migrasi bahasa Austronesia di Indonesia dengan mengemukakan fitur-fitur lingusitik bahasa daerah di Indonesia. Peserta seminar juga akan mendiskusikan keberagaman bahasa-bahasa daerah di tanah air yang memiliki ciri bahasa Austronesia.
“Seminar ini juga bertujuan untuk mempertemukan para ahli perbandingan bahasa, untuk bertukar pikiran mengenai seluk beluk bahasa Austronesia. Seminar juga akan menjadi ajang bertukar pikiran para ahli bahasa dan para akademisi dalam mengkaji sejarah migrasi bahasa Austronesia di Indonesia secara lebih mendalam, sekaligus membuka wawasan mengenai kekayaan bahasa yang ada di Indonesia sebagai rumpun bahasa Austronesia,” kata Dadang.
Rumpun bahasa Austronesia memiliki 1200 bahasa, yang dituturkan tidak kurang dari 300 juta penduduk, dengan wilayah sebaran yang sangat luas, meliputi hampir setengah belahan dunia dari Madagaskar (barat) hingga pulau paskah (timur), dari Thailand dan Mikronesia (utara) hingga Selandia Baru (selatan). “Indonesia mempunyai peran penting dalam ketersebaran bahasa Austronesia, karena posisi Indonesia di titik sentral sebaran bahasa ini dengan jumlah penutur tidak kurang dari 200 juta orang,” ujar Dadang.
Beberapa pembicara ahli yang menjadi narasumber antara lain Prof Mahsun dari Universitas Mataram, Prof. Bernd Nothofer dari Universitas Frankfurt Jerman, Prof. John Edward Terrel dari Field Museum of Natural Amerika Serikat, Prof Marian Klamer dari Universitas Leiden Belanda, dan Prof James T Collins dari Universitas Kebangsaan Malaysia. (M Ridwan/Desliana Maulipaksi)
Sumber : BKLM
Penulis : Desliana Maulipaksi
Editor :
Dilihat 1088 kali
Editor :
Dilihat 1088 kali