Penutupan OPSI: Yogyakarta Juara Umum OPSI 2016   10 Oktober 2016  ← Back

Jakarta, Kemendikbud --- Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2016 yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) resmi ditutup, (6/10/2016). Dari hasil penilaian akhir dewan juri, Daerah Istimewa Yogyakarta memborong total 15 medali, yakni enam perunggu, tiga perak dan enam emas. Provinsi Bali menyusul dengan perolehan total empat medali, terdiri dari dua perunggu dan dua emas. Sementara Provinsi DKI Jakarta sebagai tuan rumah berhasil meraih satu perak dan satu emas. Raihan ini membuat Yogyakarta dinobatkan sebagai juara umum OPSI 2016.

Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi kemendikbud (Kapustekkom), Ari Santoso berpesan kepada para peserta agar tetap meneruskan penelitian apapun hasil yang dicapai nantinya. Menurutnya apa yang dicapai saat ini bukanlah akhir, tetapi justru menjadi awal bagi peserta untuk memasuki dunia penelitian yang sebenarnya.

“Karena memang yang belum beruntung itu belum tentu gagal. Karena bisa saja dalam presentasi, penulisan atau pada saat mempresentasikan ke dewan juri kurang meyakinkan. Sehingga mungkin selisih nilainya tidak banyak dibandingkan dengan yang sedang beruntung,” kata Ari saat menutup ajang tahunan ini di Kampus Indonesia International Institute for Life Scieces (I3L), Jakarta, (6/10/2016).

Ia juga berpesan kepada para peserta yang belum berhasil meraih medali untuk tetap semangat. Karena ada banyak faktor yang memengaruhi penilaian para siswa. Antara lain Penyajian Presentasi, yang meliputi teknik presentasi (menyampaikan dan menjawab), Bahan presentasi, dan juga Ketepatan waktunya.

Kepala Subdirektorat Kelembagaan dan Peserta Didik Kemendikbud, Suharlan, mengatakan bentuk apresiasi dan penghargaan OPSI tahun ini adalah sertifikat, dan beasiswa prestasi yang akan diberikan untuk semua peserta.

"Beasiswa prestasi sebesar Rp 3,5 juta akan diberikan kepada semua peserta. Untuk peraih medali emas, sebesar Rp 7 juta, peraih perak sebesar Rp 6 juta, dan peraih perunggu sebesar Rp 5 juta", Kata Suharlan.

Salah seorang peserta bidang sains dan teknologi, Muhammad Irzal Faturrahman mengaku dirinya tidak menyangka penelitiannya yang berjudul “Pemanfaatan Nasbung (Bamboo Rice) Sebagai Bahan Alternatif Pengganti Nasi Bagi Penderita Diabetes Melitus” mengantarkannya meraih medali emas. "Banyak peserta yang menampilkan karya yang juga tidak kalah bagusnya", kata siswa yang berasal dari MAN 3 Yogyakarta.

Peraih medali emas ini berencana akan menyempurnakan beras rebung yang menjadi penelitiannya saat ini, dan mengembangkan jenis makanan lain yang juga berasal dari rebung, yaitu biskuit rebung. (Aji Shahwin)

Sumber : BKLM

 


Penulis : Aji Shahwin
Editor :
Dilihat 2972 kali