Pertunjukan Kolaborasi Seni 14 Negara Undang Decak Kagum   13 Oktober 2016  ← Back

Denpasar, Kemendikbud --- Bersatu dalam perbedaan. Unity in diversity. Itulah pesan yang tampak dalam pertunjukan kolaborasi seni 14 negara di ajang World Culture Forum (WCF) 2016. Sebanyak 156 penari dari 14 negara tampil dalam sebuah kolaborasi yang indah dengan gerakan serentak, diiringi aransemen musik yang menawan.

Malam itu (12/10/2016), sebuah panggung di Bali Nusa Dua Convention Center, tampak sangat meriah dengan penampilan kolaborasi seni dari 156 penari. Mereka berasal dari 14 negara, yaitu Indonesia, Argentina, Bulgaria, Republik Ceko, Yunani, Italia, Kazakhstan, Latvia, Polandia, Rusia, Slovakia, Uzbekistan, Thailand, dan Taiwan.

Meski berasal dari negara yang berbeda-beda, mereka mampu tampil dengan kompak dalam sebuah pertunjukan kolaborasi seni. Dengan mengenakan kostum yang seragam, gerakan mereka pun serentak satu sama lain mengikuti irama musik. Bersama-sama mereka menari dengan riang gembira, kemudian menari berpasangan lelaki-perempuan, lalu membuat dua lingkaran besar, dan berpencar ke sisi kiri dan kanan panggung sambil perlahan-lahan keluar dari panggung. Delapan pasang penari (laki-laki dan perempuan) tetap berada di atas panggung dan membentuk formasi satu baris di tengah panggung, dan kompak menarikan tarian yang sekilas mirip dengan gerakan Tari Saman dari Gayo, Aceh Tengah.

Selanjutnya, penari lain dari balik panggung bergabung dengan mengenakan pakaian khas negaranya, dan menarikan tarian tradisional dari negara masing-masing. Jika sebelumnya para penari mengenakan kostum yang seragam dengan gerakan tari yang sama, kali ini sebaliknya, dengan pakaian dan gerakan tari yang berbeda, para penari mengikuti alunan musik yang sama. Musik menjadi pemersatu. Secara bergantian, grup penari dari masing-masing negara tampil dengan ciri khasnya masing-masing dan menyesuaikan gerakan tarinya dengan ritme musik. Pertunjukan kemudian ditutup dengan koreografi yang indah oleh ratusan penari tersebut, disambut tepuk tangan meriah dari peserta World Culture Forum 2016.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy, menyatakan apresiasinya atas pertunjukan kolaborasi seni tersebut. "Bagus! Koreografinya juga luar biasa. Kemudian pernyataan-pernyataan simbolik dari gerakan-gerakan dan gesture-nya itu mencerminkan tema dari pertemuan ini (World Culture Forum 2016). Di situ ada sustainability, ada keharmonisan, dan ada keseimbangan antara rohani dan jasmani. Kemudian juga ada multikultural. Mengagumkan, dalam waktu yang singkat mereka bisa memperagakan tari yang sangat kompak dan menyatu," ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan Bielecka dari Polandia yang ikut menonton pertunjukan.  "Sangat menakjubkan. Keren. Tadi itu benar-benar pertunjukan yang sangat bagus. Musik dan gerakan tarinya dapat menyatu dengan baik," tuturnya.

Selain berkesan bagi penonton, pertunjukan itu juga menjadi pengalaman tak terlupakan bagi para penari, salah satunya Peter dari Republik Ceko. Ia mengaku tidak merasakan adanya perbedaan dengan penari dari negara lain selama waktu latihan dan saat pertunjukan. "Hebat. Kami semua bisa melakukan ini bersama-sama. lt was great to feel the moment," tuturnya bersemangat. Meski awalnya ia mengaku agak sulit mengikuti gerakan tari saat latihan, perlahan-lahan ia dapat menyesuaikan antara gerakan tangan dan langkah kaki dengan ritme musik hingga hari pertunjukan tiba.

Penari dari Taiwan, Tang Sheng Wen juga menyatakan kegembiraannya bisa bergabung dalam pertunjukan kolaborasi seni itu. "Sangat menyenangkan, karena dapat menari dengan penari dari negara lain," katanya. Tang Sheng Wen dan teman-temannya menampilkan tarian tradisional Taiwan yang dipadu dengan seni bela diri kungfu dan wushu di pertunjukan kolaborasi tersebut.

Sang koreografer, Bimo Wiwohatmo mengatakan, konsep kebersamaan menjadi ruh dalam menciptakan koreografi kolaborasi seni 14 negara itu. "Kita coba untuk menemukan suatu bentuk gerakan yang dikemas secara kontemporer," tuturnya. Ia mengaku, perbedaan bahasa antarpenari pun tidak menjadi hambatan yang berarti, karena seni adalah tentang rasa. Tema yang diusungnya dalam tari kolaborasi itu disebut "memayu hayuning bawono", yaitu nilai luhur Jawa yang memiliki makna untuk memperindah keindahan dunia. (Desliana Maulipaksi)
Sumber : BKLM

 


Penulis : Desliana Maulipaksi
Editor :
Dilihat 4678 kali