Platform Bidang Kebudayaan Resolusi WCF 2016   10 Oktober 2016  ← Back

Nusa Dua, Kemendikbud—Platform atau rencana kerja bidang kebudayaan mengemuka sebagai resolusi dari World Culture Forum (WCF) 2016, di Nusa Dua, Bali. Ditemui saat persiapan akhir WCF 2016, di Bali Nusa Dua Convention Center, Hilmar Farid, selaku Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menjelaskan kiblat implementasi Rencana Kerja perhelatan internasional tersebut. 
 
“Platform ini mengacu kepada Bali Promise. Perintahnya di dalam Bali Promise itu adalah menyelenggarakan Forum Kebudayaan yang kedua,” ujarnya. Forum kedua ini, kata Hilmar, untuk membicarakan kelanjutan dari ide besar yang sudah dibicarakan di (WCF) 2013,” jelasnya. 
 
Sebagai informasi, World Culture Forum merupakan diskusi kebudayaan dengan Indonesia sebagai pemrakarsa. Tahun ini, WCF memasuki kali kedua dengan tema Culture for Inclusive Sustainable Planet atau Kebudayaan untuk Pembangunan Berkelanjutan, yang terselenggara selama lima hari, sejak tanggal 10 Oktober 2016 s.d. 14 Oktober 2016, di Nusa Dua, Bali. Sebanyak enam tema simposium akan berlangsung. Pertama, Reviving Culture for Rural Sustainability. Kedua, Water for Life: Reconciling Socio-Economic Growth end Environmental Ethics. Ketiga, Interweaving History, Urban Space and Cultural Movement. Keempat, Culture in the New Digital World. Kelima, Reconciling State, Comunity and Cultural Divides. Keenam, Cultural Diversity for Responsible Development. Sebelumnya, WCF 2013, sebagai perhelatan perdana, hasilkan Deklarasi Bali atau Bali Promise dengan mengambil tema The Power of Culture in Development pada 24 s.d. 27 November 2013. 
 
Menurut Dirjen Hilmar, mendiskusikan platform sangatlah penting, karena terkait kelanjutan dari keberadaan kebudayaan. “Sekarang waktunya kita duduk bersama, merumuskan rencana kerja untuk mengembangkan fungsi kebudayaan di dalam pembangunan. Jadi, rencana kerja itu resolusi WCF 2016,” ujarnya. 
 
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, mengungkapkan budaya dapat dijadikan unsur penggerak dan menambah nilai. "Kita harus bisa melakukan  kerja sama budaya dalam seluruh aspek kehidupan,” ujar Menteri Effendy di sela-sela kunjungan kerja ke Manado, Sulawesi Utara untuk menghadiri penghargaan karya film Indonesia, Apresiasi Film Indonesia, Sabtu (8/10/2016). 
 
Budaya, lanjut Menteri, merupakan komponen penting. Sehingga, forum ini (baca: WCF 2016) memberikan kesempatan bagaimana budaya membantu pembangunan berkelanjutan," jelasnya. “Saya yakin ini waktunya bagi kita untuk membuat platform saling pengertian, dan keragaman budaya,” ujar Mendikbud Muhadjir.  ***
 
Nusa Dua, 9 Oktober 2016
 
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1426 kali