UNESCO Apresiasi Pemerintah Indonesia atas Komitmen Penuntasan Tuna Aksara  21 Oktober 2016  ← Back

Palu, Kemendikbud --- Pada puncak peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) ke-50 hari ini, _The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization_ (UNESCO) memberikan apresiasi kepada Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) atas komitmen dalam penuntasan Buta Aksara. 
 
“Pada kesempatan ini izinkan kami UNESCO memberikan apresiasi kepada Pemerintahan Indonesia. Berdasarkan data dari UNESCO, Indonesia telah menunjukan pencapaian signifikan, khususnya angka literasi bagi kaum muda yang mencapai 99 persen,” demikian apresiasi disampaikan dalam sambutan _National Program Officer_ UNESCO Zakki Gunawan dalam sambutannya di Puncak Perihatan HAI tahun 2016, di kantor Gubernur, Sulawesi Tengah, Kamis (20/10/2016).
 
Berdasarkan data UNESCO, 99 persen literasi kaum muda tersebut untuk laki-laki dan perempuan. Dengan komitmen penuntasan tuna aksara kaum muda tersebut diharapkan akan menumbuhkan calon pemimpin masa depan dengan tingkat keaksaraan yang lebih baik. Sedangkan untuk tingkat literasi orang dewasa telah mencapai 93,09 persen. 
 
“Statistik ini menunjukan bahwa pemerintah Indonesia telah menunjukan komitmen yang kuat akan penyediaan pendidikan yang berkualitas, baik bagi anak laki-laki dan perempuan sebagai pemimpin penerus bangsa, serta bagi orang dewasa,” imbuh Zakki.
 
Pada peringatan HAI tahun ini yang menjadi tahun ke dua perayaan lima dekade pemberantasan Tuna Aksara di dunia. UNESCO pada peringatan HAI mengangkat tema _“Reading The Past, Writing The Future”_ atau “Membaca Masa Lalu, Menulis Masa Depan”. Sedangkan pada peringatan di tingkat Nasional, pemerintah Indonesia mengangkat tema “Penguatan Literasi Vokasi untuk Pembangunan Berkelanjutan”. 
 
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Dirjen PAUD Dikmas) Harris Iskandar pada laporannnya di Puncak Acara HAI mengatakan, untuk menunjukkan bahwa keaksaraan bukan hanya sekedar prioritas pendidikan, tetapi juga investasi yang sangat penting bagi masa depan yang berkesinambungan. 
 
Menanggapi apresiasi yang diberikan oleh UNESCO, Harris menyampaikan bahwa Kemendikbud terus berkomitmen dalam meningkatkan keaksaraan kaum muda dan pendidikan dewasa melalui berbagai kegiatan inovatif. Capaian pendidikan keaksaraan dalam sepuluh tahun terakhir menunjukan hasil yang signifikan. 
 
Pada tahun 2005 persentase penduduk tuna aksara di Indonesia mencapai 9,55 persen atau sekitar 14,9 juta orang. Angka tersebut munurun pada tahun 2015 menjadi 3,43 persen atau  sekitar 5,6 juta orang. Selain itu juga, sampai saat ini tercatat sebanyak 11 provinsi yang memiliki persentase tuna aksara di atas rata-rata nasional yakni 3,43 persen, dan 25 kabupaten memiliki penduduk tuna aksara di atas 50.000 orang. 
 
“Ini perlu mendapatkan perhatian khusus melalui program pendidikan keaksaraan, seperti pelaksanaan program Afirmasi Pendidikan Keaksaraan untuk Papua (APIK PAPUA),” jelas Harris. 
 
Harris menambahkan, program lain yang dapat dilaksanakan adalah Gerakan Indonesia Membaca (GIM), dan program Gerakan Pendidikan Pemberdayaan Perempuan Marginal (GP3M). Kedua program tersebut tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung, tetapi juga mengembangkan keberdayaan seseorang secara ekonomi, sosial budaya, sains, teknologi informasi dan komunikasi, serta keuangan. “Program tersebut juga untuk menghindari kemungkinan warga yang sudah melek aksara menjadi tuna aksara kembali,” ujarnya.
 
Pada kesempatan ini, Deputi Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Agus Sartono dalam sambutannya mengatakan, dalam peringatan HAI menjadi waktu yang tepat untuk bersama-sama membebaskan bangsa dari tuna aksara. Hal tersebut perlu dilakukan karena tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah, tetapi juga tanggungjawab setiap orang terdidik untuk menuntaskan tuna aksara. 
 
Penyelenggaraan Peringatan HAI tahun ini telah diawali dengan pameran yang diikuti oleh 35 peserta berasal dari Kemendikbud, PKBM dan Satuan Pendidikan Nonformal lainnya. Pameran tersebut diselenggarakan sejak tanggal 18 sampai dengan 20 Oktober 2016. Selain itu juga terdapat penyelenggaraan Festival Literasi, dan berbagai kegiatan lainnya yang menunjukkan apresiasi dan kreativitas warga belajar pendidikan nonformal. 
 
Selanjutnya, pada acara puncak peringatan HAI, Kemendikbud memberikan penghargaan kepada para tokoh yang peduli terhadap upaya penuntasan tuna aksara di Indonesia, serta penghargaan kepada satuan pendidikan nonformal berprestasi. Tidak lupa dalam menyukseskan Program Indonesia Pintar (PIP), pada kesempatan ini Kemendikbud membagikan secara simbolis Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada tujuh peserta didik program pendidikan kesetaraan Paket A, B, dan C.  
 
Terobosan baru yang dilakukan Kemendikbud, pada kesempatan ini dilakukan peluncuran Aplikasi Pembelajaran Pendidikan Kesetaraan Paket C dalam jaringan Daring (Online), dan Aplikasi Donasi  Buku Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Daring.  
 
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah yang diwakili oleh Asisten 2 Guberbur Bidang Ekonomi dan Pembangunan Elim Somba, menyampaikan ucapan terima kasih telah dipilihnya Palu menjadi tuan rumah penyelenggaraa HAI ke-50. Pada kesempatan ini pun ia menyampaikan prestasi Provinsi Sulawesi Tengah dalam penuntasan angka tuna aksara. 
 
Angka melek aksara usia 15 s.d. 59 tahun di Provinsi Sulawesi Tengah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 capaian penuntasan tuna aksara mencapai 96,48 persen, tahun 2014 mencapai 96,72 persen, serta pada tahun 2015 mencapai 96,85 persen. “Angka tuna aksara yang masih tersisa sebanyak 3,11 persen. Kami sampaikan apresiasi dan penghargaan tinggi kepada berbagai pihak yang telah berperan serta mengentaskan masyarakat dari Tuna Aksara. Apa yang dicapai ini dapat terus ditingkatkan, sampai akhirnya daerah yang kita cintai ini terbebas dari Tuna Aksara,” pesan Elim. 
 
Dalam laporan penutup, Dirjen PAUD dan Dikmas menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah yang telah bersedia menjadi tuan rumah, serta berbagai pihak yang telah mendukung dalam menyukseskan penyelenggaraan HAI ke-50. “Kita harus bekerja bersama semua pemangku kepentingan pendidikan dalam menuntaskan angka tuna aksara, dan memajukan pendidikan di Indonesia,” pesan Harris. 
 
Kamis, 20 Oktober 2016
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 1974 kali