Kemendikbud Siap Selenggarakan International Junior Science Olympiad (IJSO) Ke-13 Tahun 2016 28 November 2016 ← Back
“IJSO Promosikan Minat Sains Kepada Peserta Didik”
Jakarta, Kemendikbud --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kembali siap selenggarakan International Junior Science Olympiad (IJSO) tahun ini. IJSO adalah kompetisi tahunan bidang ilmu pengetahuan alam (Sains) yang telah diselenggarakan sejak tahun 2004. Tahun ini merupakan pelaksanaan ke-13 akan dilaksanakan pada tanggal 02 s.d. 11 Desember 2016 di Provinsi Bali.
“Pasca pengunduran diri negara Cambodia sebagai tuan rumah IJSO tahun 2016, Indonesia melalui Kemendikbud menyatakan siap menjadi tuan rumah IJSO ke-13. Penyelenggaraan IJSO dipandang sangat penting dilaksanakan untuk mempromosikan minat atau gemar terhadap sains kepada peserta didik khususnya siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP,” demikian disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Hamid Muhammad, pada jumpa pers di kantor Kemendikbud, Senin (28/11/2016).
Ajang IJSO akan mempertandingkan mata pelajaran Fisika, Biologi, dan Kimia untuk siswa yang berusia 15 tahun ke bawah atau jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sejak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2004 di Jakarta, olimpiade ini sudah mendapatkan pengakuan dari negara-negara lain secara signifikan di bidang ilmu pengetahuan alam bagi generasi muda dan dalam semua aspek kehidupan. Tes IJSO terdiri dari 3 jenis tes yakni pilihan ganda (MCQ), teori, dan tes praktek (Experimental Test).
IJSO tahun ini akan diikuti oleh 58 negara yang terdiri dari 123 pendamping, 276 siswa, 8 visitors, 25 observers, dan 5 executive members, dengan total peserta yang akan ikut sebanyak 437 orang. Peserta dari Indonesia sendiri akan diikuti oleh 12 siswa dan 6 pendamping. Siswa tersebut adalah Albert Sutiono, Aditya David Wirawan, Wiston Cahya, Nixon Widjaja, Raymond Valentino, dan Arkananta Rasendriya.
Selanjutnya siswa dari Indonesia yang ikut dalam IJSO tergabung dalam dua tim, yakni Tomotius Jason, Tanya Nuhaisi Wulandari, Epafroditus Kristiadi Susetyo, Gede Aryana Saputra, Haniif Ahmad Jauhari, dan Joan Nadia, serta Winston Cahya. Sedangkan pendamping peserta Indonesia terdiri dari Dr. Budhy Kurniawan, Dr. Agustino Zulys, Dr Ahmad Ridwan, Prof. Dr. Triyanta, Dr. Yasman, dan Untuk Triadhi, M.Si.
Dalam kesempatan ini Dirjen Dikdasmen mengatakan bahwa IJSO selain sebagai ajang memprosikan minat terhadap ilmu pengetahuan kepada siswa, juga memiliki potensi untuk mempromosikan perdamaian dan kesepahaman global. “Hal tersebut ditunjukan bahwa dalam pelaksanaan IJSO tidak boleh ada negara yang delegasinya dikeluarkan dari keikutsertaannya karena alasan latar belakang politik, ketiadaan hubungan diplomatik, kurangnya penghargaan dari negara penyelenggara IJSO, pemberlakuan embargo, atau alasan lainnya,” jelas Dirjen Dikdasmen.
Dalam kesempatan lain Presiden IJSO Paresh K Joshi menyatakan bahwa Pemerintah Indonesia telah berjasa atas niat baik dan pertolongan untuk mengambil alih, dan menyelamatkan nasib penyelenggaraan IJSO ke-13. Setelah penyelenggaraan IJSO ke-12 di Korea Selatan, Cambodia ditunjuk sebagai tuan rumah penyelenggaraan IJSO ke-13. Namun setelah itu Cambodia menyatakan mengundurkan diri sebagai tuan rumah penyelenggaraan tahun 2016. Karena banyak ketidakpastian, maka Presiden IJSO penyampaikan kepada Pemerintah Indonesia melalui Kemendikbud untuk kesediannya menyadi tuan rumah. Permohonan tersebut pun disambut baik oleh Pemerintah Indonesia.
Dirjen Dikdasmen mengajak kepada seluruh masyarakat dan pegiat pendidikan untuk bersama-sama membantu menyukseskan pelaksanaan IJSO ke-13. “Dengan semangat mendukung perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia, mari kita bersama-sama mendukung suksesnya penyelenggaraan IJSO yang siap diselenggarakan di Indonesia,” pesan Dirjen Dikdasmen.
Jakarta, Kemendikbud --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyepakati program penguatan kerja sama dengan industri dalam rangka pengembangan pendidikan kejuruan dan vokasi berbasis kompetensi yang link and match dengan industri.
Hal tersebut ditandai dengan penandatangan nota kesepahaman antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy; Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir; Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri; Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto; dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (Menteri BUMN) Rini M. Soemarno di gedung Kemenperin, Jakarta, Selasa (29/11). Turut hadir menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Darmin Nasution dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani.
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani berharap, menteri terkait beserta seluruh jajarannya mampu saling berkoordinasi dan bekerjasama dengan baik. Sehingga tindak lanjut kerja sama ini dapat berjalan dengan maksimal, mewujudkan link and match dalam penerapan pendidikan vokasi dengan dunia industri.
"Pada sejumlah SMK dan politeknik, industri dilibatkan langsung dalam proses pembelajaran, sehingga tidak ada lagi ketidak-sesuaian (mismatch) antara dunia pendidikan dengan dunia kerja," kata Menko PMK.
Lebih lanjut Menko Puan mengatakan, pemerintah terus berupaya mencari solusi untuk meningkatkan kompetensi SDM Indonesia agar mampu menghadapi persaingan global. Salah satunya adalah melalui jalur pendidikan dan pelatihan vokasi. “Untuk menyiapkan calon tenaga kerja yang memiliki kompetensi sehingga berdaya saing, pemerintah membuat kebijakan untuk melakukan revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi,” ujarnya.
Penandatangan nota kesepahaman kerja sama lintas sektor ini merupakan salah satu tindak lanjut dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Ruang lingkup nota kesepahaman tersebut meliputi upaya untuk membangun pendidikan kejuruan dan vokasi berbasis kompetensi yang link and match dengan industri, restrukturisasi program keahlian dan kurikulum pada satuan pendidikan sesuai dengan kebutuhan industri, serta pembangunan infrastruktur kompetensi bidang industri.
Selanjutnya, untuk mendukung pengembangan pendidikan vokasi dan kompetensi SDM, disepakati adanya fasilitasi industri dalam pelaksanaan praktik kerja lapangan dan/atau pemagangan industri bagi siswa/mahasiwa dan guru/dosen, fasilitasi industri untuk penyediaan workshop/teaching factory, dan penyediaan instruktur dari industri, peningkatan kompetensi guru/dosen melalui pendidikan, pelatihan dan pemagangan industri, serta peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan kejuruan dan vokasi.
Pada kesempatan yang sama juga dilaksanakan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara SMK dengan perusahaan industri. Sebagai pilot project pada tahap awal, telah ditunjuk tiga perusahaan industri dan 20 SMK, yaitu PT. Petrokimia Gresik dengan 7 SMK di wilayah Jawa Timur; PT. Astra Honda Motor dengan 9 SMK dari Tangerang, Banten, dan Sulawesi Selatan; serta PT. Polytama Propindo dengan 4 SMK dari Indramayu dan Cirebon. (Desliana Maulipaksi/Danasmoro Brahmantyo/Anandes Langguana)
Daftar Negara Peserta IJSO ke-13:
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman: www.kemdikbud.go.id
Sumber :
Jakarta, Kemendikbud --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kembali siap selenggarakan International Junior Science Olympiad (IJSO) tahun ini. IJSO adalah kompetisi tahunan bidang ilmu pengetahuan alam (Sains) yang telah diselenggarakan sejak tahun 2004. Tahun ini merupakan pelaksanaan ke-13 akan dilaksanakan pada tanggal 02 s.d. 11 Desember 2016 di Provinsi Bali.
“Pasca pengunduran diri negara Cambodia sebagai tuan rumah IJSO tahun 2016, Indonesia melalui Kemendikbud menyatakan siap menjadi tuan rumah IJSO ke-13. Penyelenggaraan IJSO dipandang sangat penting dilaksanakan untuk mempromosikan minat atau gemar terhadap sains kepada peserta didik khususnya siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP,” demikian disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Hamid Muhammad, pada jumpa pers di kantor Kemendikbud, Senin (28/11/2016).
Ajang IJSO akan mempertandingkan mata pelajaran Fisika, Biologi, dan Kimia untuk siswa yang berusia 15 tahun ke bawah atau jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sejak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2004 di Jakarta, olimpiade ini sudah mendapatkan pengakuan dari negara-negara lain secara signifikan di bidang ilmu pengetahuan alam bagi generasi muda dan dalam semua aspek kehidupan. Tes IJSO terdiri dari 3 jenis tes yakni pilihan ganda (MCQ), teori, dan tes praktek (Experimental Test).
IJSO tahun ini akan diikuti oleh 58 negara yang terdiri dari 123 pendamping, 276 siswa, 8 visitors, 25 observers, dan 5 executive members, dengan total peserta yang akan ikut sebanyak 437 orang. Peserta dari Indonesia sendiri akan diikuti oleh 12 siswa dan 6 pendamping. Siswa tersebut adalah Albert Sutiono, Aditya David Wirawan, Wiston Cahya, Nixon Widjaja, Raymond Valentino, dan Arkananta Rasendriya.
Selanjutnya siswa dari Indonesia yang ikut dalam IJSO tergabung dalam dua tim, yakni Tomotius Jason, Tanya Nuhaisi Wulandari, Epafroditus Kristiadi Susetyo, Gede Aryana Saputra, Haniif Ahmad Jauhari, dan Joan Nadia, serta Winston Cahya. Sedangkan pendamping peserta Indonesia terdiri dari Dr. Budhy Kurniawan, Dr. Agustino Zulys, Dr Ahmad Ridwan, Prof. Dr. Triyanta, Dr. Yasman, dan Untuk Triadhi, M.Si.
Dalam kesempatan ini Dirjen Dikdasmen mengatakan bahwa IJSO selain sebagai ajang memprosikan minat terhadap ilmu pengetahuan kepada siswa, juga memiliki potensi untuk mempromosikan perdamaian dan kesepahaman global. “Hal tersebut ditunjukan bahwa dalam pelaksanaan IJSO tidak boleh ada negara yang delegasinya dikeluarkan dari keikutsertaannya karena alasan latar belakang politik, ketiadaan hubungan diplomatik, kurangnya penghargaan dari negara penyelenggara IJSO, pemberlakuan embargo, atau alasan lainnya,” jelas Dirjen Dikdasmen.
Dalam kesempatan lain Presiden IJSO Paresh K Joshi menyatakan bahwa Pemerintah Indonesia telah berjasa atas niat baik dan pertolongan untuk mengambil alih, dan menyelamatkan nasib penyelenggaraan IJSO ke-13. Setelah penyelenggaraan IJSO ke-12 di Korea Selatan, Cambodia ditunjuk sebagai tuan rumah penyelenggaraan IJSO ke-13. Namun setelah itu Cambodia menyatakan mengundurkan diri sebagai tuan rumah penyelenggaraan tahun 2016. Karena banyak ketidakpastian, maka Presiden IJSO penyampaikan kepada Pemerintah Indonesia melalui Kemendikbud untuk kesediannya menyadi tuan rumah. Permohonan tersebut pun disambut baik oleh Pemerintah Indonesia.
Dirjen Dikdasmen mengajak kepada seluruh masyarakat dan pegiat pendidikan untuk bersama-sama membantu menyukseskan pelaksanaan IJSO ke-13. “Dengan semangat mendukung perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia, mari kita bersama-sama mendukung suksesnya penyelenggaraan IJSO yang siap diselenggarakan di Indonesia,” pesan Dirjen Dikdasmen.
Jakarta, Kemendikbud --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyepakati program penguatan kerja sama dengan industri dalam rangka pengembangan pendidikan kejuruan dan vokasi berbasis kompetensi yang link and match dengan industri.
Hal tersebut ditandai dengan penandatangan nota kesepahaman antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy; Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir; Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri; Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto; dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (Menteri BUMN) Rini M. Soemarno di gedung Kemenperin, Jakarta, Selasa (29/11). Turut hadir menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Darmin Nasution dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani.
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani berharap, menteri terkait beserta seluruh jajarannya mampu saling berkoordinasi dan bekerjasama dengan baik. Sehingga tindak lanjut kerja sama ini dapat berjalan dengan maksimal, mewujudkan link and match dalam penerapan pendidikan vokasi dengan dunia industri.
"Pada sejumlah SMK dan politeknik, industri dilibatkan langsung dalam proses pembelajaran, sehingga tidak ada lagi ketidak-sesuaian (mismatch) antara dunia pendidikan dengan dunia kerja," kata Menko PMK.
Lebih lanjut Menko Puan mengatakan, pemerintah terus berupaya mencari solusi untuk meningkatkan kompetensi SDM Indonesia agar mampu menghadapi persaingan global. Salah satunya adalah melalui jalur pendidikan dan pelatihan vokasi. “Untuk menyiapkan calon tenaga kerja yang memiliki kompetensi sehingga berdaya saing, pemerintah membuat kebijakan untuk melakukan revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi,” ujarnya.
Penandatangan nota kesepahaman kerja sama lintas sektor ini merupakan salah satu tindak lanjut dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Ruang lingkup nota kesepahaman tersebut meliputi upaya untuk membangun pendidikan kejuruan dan vokasi berbasis kompetensi yang link and match dengan industri, restrukturisasi program keahlian dan kurikulum pada satuan pendidikan sesuai dengan kebutuhan industri, serta pembangunan infrastruktur kompetensi bidang industri.
Selanjutnya, untuk mendukung pengembangan pendidikan vokasi dan kompetensi SDM, disepakati adanya fasilitasi industri dalam pelaksanaan praktik kerja lapangan dan/atau pemagangan industri bagi siswa/mahasiwa dan guru/dosen, fasilitasi industri untuk penyediaan workshop/teaching factory, dan penyediaan instruktur dari industri, peningkatan kompetensi guru/dosen melalui pendidikan, pelatihan dan pemagangan industri, serta peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan kejuruan dan vokasi.
Pada kesempatan yang sama juga dilaksanakan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara SMK dengan perusahaan industri. Sebagai pilot project pada tahap awal, telah ditunjuk tiga perusahaan industri dan 20 SMK, yaitu PT. Petrokimia Gresik dengan 7 SMK di wilayah Jawa Timur; PT. Astra Honda Motor dengan 9 SMK dari Tangerang, Banten, dan Sulawesi Selatan; serta PT. Polytama Propindo dengan 4 SMK dari Indramayu dan Cirebon. (Desliana Maulipaksi/Danasmoro Brahmantyo/Anandes Langguana)
Daftar Negara Peserta IJSO ke-13:
No | Negara | No | Negara | No | Negara |
1 | Argentina | 20 | Iraq | 39 | Spain |
2 | Azerbaijan | 21 | Ireland | 40 | Sri Lanka |
3 | Bangladesh | 22 | Kazakhstan | 41 | Taiwan |
4 | Bolivia | 23 | Kenya | 42 | Thailand |
5 | Botswana | 24 | Korea, Republic of | 43 | Turkey |
6 | Brazil | 25 | Lithuania | 44 | Uganda |
7 | Bulgaria | 26 | Macau | 45 | Uni Arab Emirates |
8 | Cambodia | 27 | Malaysia | 46 | Vietnam |
9 | China | 28 | Moldova, Republic of | 47 | Zimbabwe |
10 | Colombia | 29 | Myanmar | 48 | Egypt |
11 | Croatia | 30 | Netherlands | ||
12 | Cyprus | 31 | Pakistan | ||
13 | Estonia | 32 | Philippines | ||
14 | Georgia | 33 | Romania | ||
15 | Germany | 34 | Russian Federation | ||
16 | Hongkong | 35 | Saudi Arabia | ||
17 | Hungary | 36 | Serbia | ||
18 | India | 37 | Slovakia | ||
19 | Indonesia | 38 | South Africa |
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman: www.kemdikbud.go.id
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3949 kali
Editor :
Dilihat 3949 kali