Mendikbud Gemar Nonton Film Sewaktu Kecil 17 Februari 2017 ← Back
Yogyakarta, Kemendikbud --- Nonton film itu menarik, ini disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy pada acara Pembukaan Rapat Koordinasi (Rakor) dan Sinkronisasi Pengembangan Perfilman, di P4TK Seni dan Budaya, Yogyakarta, Kamis (16/02/2017). Ia pun menggungkapkan bahwa menonton film merupakan kegemarannya sewaktu kecil.
“Masa kecil saya sekitar tahun 60-an saya sangat gemar nonton film. Hampir setiap minggu saya nonton film, karena di tempat saya tinggal ada gedung bioskop di pusat kecamatan. Nama gedung bioskop itu adalah Garuda,” kenang Mendikbud saat menceritakan semasa kecilnya.
Sewaktu kecil, kata Mendikbud, Ia bersama-sama dengan keluarga nonton film di bioskop tersebut. Zaman dahulu pagelaran wayang orang di filmkan. “Kenangan saya nonton film wayang orang bersama Ibu saya ketika itu ada yang judulnya Gatot Koco Kromo. Lalu saya bertanya dengan Ibu saya siapa orang yang bisa terbang itu? Ibu saya menjawab itu orang dekat-dekat sini,” kata Mendikbud.
Mengingat kembali kenangan menonton film sewaktu kecil, Mendikbud mengajak para pemangku kepentingan perfilman untuk melihat kembali kebelakang. Zaman dahulu hampir di setiap kecamatan memiliki gedung bioskop, namun saat ini sudah tidak ada lagi. Perkembangan zaman telah menggerus industri perfilman, khususnya yang ada di daerah-daerah.
Dengan kondisi yang memprihatinkan ini, Mendikbud mengajak pemerintah daerah untuk menggairahkan kembali produksi film daerah dengan memanfaatkan potensi lokal daerah masing-masing. “Setiap daerah memiliki keunikan masing-masing. Gunakan keunikan daerah untuk produktif dalam memproduksi film. Jika masing-masing daerah dapat memproduksi film, itu akan sangat luar biasa bagi industri film nasional,” ujar Mendikbud.
Selain itu juga, Mendikbud mengajak kepada pemerintah daerah untuk berkolaborasi dengan pemerintah pusat, serta komunitas-komunitas penggemar film, agar gairah nonton film disetiap daerah dapat kembali diangkat. “ Ini menjadi tanggungjawab kita semua untuk memulihkan kembali industri perfilman kita secara nasional. Ini perlu kerja keras yang tidak main-main. Ciptakan saling membutuhkan atau ketergantungan antara produsen atau pelaku dengan penonton. Dan mari bersama-sama berantas pembajakan film,” pesan Mendikbud.
Yogyakarta, 17 Februari 2017
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman: www.kemdikbud.goid
Sumber :
“Masa kecil saya sekitar tahun 60-an saya sangat gemar nonton film. Hampir setiap minggu saya nonton film, karena di tempat saya tinggal ada gedung bioskop di pusat kecamatan. Nama gedung bioskop itu adalah Garuda,” kenang Mendikbud saat menceritakan semasa kecilnya.
Sewaktu kecil, kata Mendikbud, Ia bersama-sama dengan keluarga nonton film di bioskop tersebut. Zaman dahulu pagelaran wayang orang di filmkan. “Kenangan saya nonton film wayang orang bersama Ibu saya ketika itu ada yang judulnya Gatot Koco Kromo. Lalu saya bertanya dengan Ibu saya siapa orang yang bisa terbang itu? Ibu saya menjawab itu orang dekat-dekat sini,” kata Mendikbud.
Mengingat kembali kenangan menonton film sewaktu kecil, Mendikbud mengajak para pemangku kepentingan perfilman untuk melihat kembali kebelakang. Zaman dahulu hampir di setiap kecamatan memiliki gedung bioskop, namun saat ini sudah tidak ada lagi. Perkembangan zaman telah menggerus industri perfilman, khususnya yang ada di daerah-daerah.
Dengan kondisi yang memprihatinkan ini, Mendikbud mengajak pemerintah daerah untuk menggairahkan kembali produksi film daerah dengan memanfaatkan potensi lokal daerah masing-masing. “Setiap daerah memiliki keunikan masing-masing. Gunakan keunikan daerah untuk produktif dalam memproduksi film. Jika masing-masing daerah dapat memproduksi film, itu akan sangat luar biasa bagi industri film nasional,” ujar Mendikbud.
Selain itu juga, Mendikbud mengajak kepada pemerintah daerah untuk berkolaborasi dengan pemerintah pusat, serta komunitas-komunitas penggemar film, agar gairah nonton film disetiap daerah dapat kembali diangkat. “ Ini menjadi tanggungjawab kita semua untuk memulihkan kembali industri perfilman kita secara nasional. Ini perlu kerja keras yang tidak main-main. Ciptakan saling membutuhkan atau ketergantungan antara produsen atau pelaku dengan penonton. Dan mari bersama-sama berantas pembajakan film,” pesan Mendikbud.
Yogyakarta, 17 Februari 2017
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman: www.kemdikbud.goid
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3329 kali
Editor :
Dilihat 3329 kali