Sampaikan Fokus Kebijakan Pemerintah, Mendikbud Ajak Muhammadiyah Majukan Pendidikan 24 Februari 2017 ← Back
Ambon, Kemendikbud -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy memaparkan fokus kebijakan pemerintah dalam pembangunan pendidikan di depan peserta Tanwir Muhammadiyah. Sembari menyampaikan pokok-pokok kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Mendikbud mengajak Muhammadiyah untuk menyukseskan program-program prioritas yang diharapkan dapat mendorong pemerataan kesejahteraan dan mewujudkan ekonomi yang berkeadilan. Adapun di antaranya adalah Program Indonesia Pintar (PIP), Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Revitalisasi Pendidikan Kejuruan.
"Saya rasa Program Indonesia Pintar itu sejalan dengan semangat Muhammadiyah. Pemerintah menyantuni anak miskin, yatim piatu dan telantar sehingga dapat melanjutkan pendidikannya minimal sampai lulus SMA atau SMK," disampaikan Mendikbud di Gedung Islamic Center Kota Ambon, Jumat (24-2-2017).
Terkait rencana delapan jam di sekolah untuk mewujudkan pendidikan karakter yang lebih berdampak pada penyiapan generasi emas Indonesia, mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini mengingatkan peran vital seorang guru. "Penguatan Pendidikan Karakter ini memang kita rancang untuk mendorong guru-guru supaya dapat lebih kreatif dan proaktif," tutur Muhadjir.
Menyambung pernyataan Presiden Joko Widodo dalam sambutan pembukaan Tanwir Muhammadiyah, Mendikbud mengakui salah satu tantangan berat menyiapkan tenaga produktif melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dihadapkan pada kompetensi tenaga pendidik yang masih rendah. Saat ini banyak guru SMK masih tergolong guru normatif. "Ke depan kami akan berikan sertifikasi keahlian ganda agar guru-guru mormatif itu dapat berubah menjadi guru-guru produktif," ujar Menteri Muhadjir.
Menjawab pertanyaan peserta dari Kalimantan, Mendikbud mengungkapkan rencana revitalisasi SMK yaitu penguatan hubungan dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Lanjutnya, Kemendikbud saat ini memetakan potensi daerah dan menyiapkan peta jalan pengembangan SMK seluruh Indonesia yang me pengembangan potensi lokal.
"Hati-hati mengajukan pendirian SMK baru. Nanti kita cek apakah sudah ada mitra dari industri atau dunia usahanya," pungkas Muhadjir. (*)
Ambon, 24 Februari 2017
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman: kemdikbud.go.id
Sumber :
"Saya rasa Program Indonesia Pintar itu sejalan dengan semangat Muhammadiyah. Pemerintah menyantuni anak miskin, yatim piatu dan telantar sehingga dapat melanjutkan pendidikannya minimal sampai lulus SMA atau SMK," disampaikan Mendikbud di Gedung Islamic Center Kota Ambon, Jumat (24-2-2017).
Terkait rencana delapan jam di sekolah untuk mewujudkan pendidikan karakter yang lebih berdampak pada penyiapan generasi emas Indonesia, mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini mengingatkan peran vital seorang guru. "Penguatan Pendidikan Karakter ini memang kita rancang untuk mendorong guru-guru supaya dapat lebih kreatif dan proaktif," tutur Muhadjir.
Menyambung pernyataan Presiden Joko Widodo dalam sambutan pembukaan Tanwir Muhammadiyah, Mendikbud mengakui salah satu tantangan berat menyiapkan tenaga produktif melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dihadapkan pada kompetensi tenaga pendidik yang masih rendah. Saat ini banyak guru SMK masih tergolong guru normatif. "Ke depan kami akan berikan sertifikasi keahlian ganda agar guru-guru mormatif itu dapat berubah menjadi guru-guru produktif," ujar Menteri Muhadjir.
Menjawab pertanyaan peserta dari Kalimantan, Mendikbud mengungkapkan rencana revitalisasi SMK yaitu penguatan hubungan dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Lanjutnya, Kemendikbud saat ini memetakan potensi daerah dan menyiapkan peta jalan pengembangan SMK seluruh Indonesia yang me pengembangan potensi lokal.
"Hati-hati mengajukan pendirian SMK baru. Nanti kita cek apakah sudah ada mitra dari industri atau dunia usahanya," pungkas Muhadjir. (*)
Ambon, 24 Februari 2017
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman: kemdikbud.go.id
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 7689 kali
Editor :
Dilihat 7689 kali