Kemendikbud Dukung Gerakan Perempuan Indonesia Memajukan Perempuan Melalui Pendidikan 08 Maret 2017 ← Back
Peringati Hari Perempuan Internasional, Sembilan Ormas Perempuan Sampaikan Pernyataan Sikap Untuk Memajukan Pendidikan Para Perempuan Indonesia
Jakarta, Kemendikbud -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaaan (Kemendikbud) bersama berbagai organisasi masyarakat (ormas) di bidang pemberdayaan perempuan menyelenggarakan dialog interaktif dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Dirjen PAUD dan Dikmas) Harris Iskandar mengapresiasi dan mendukung penuh pernyataan sikap yang disampaikan sembilan ormas hari ini.
"Saya sangat senang sekali dengan inisiatif ibu-ibu sekalian memajukan program-program pendidikan PAUD dan Dikmas," disampaikan Dirjen Harris Iskandar, saat memberikan sambutannya di depan peserta dialog interaktif yang mengambil topik terkait PAUD dan Dikmas, di Graha Tama, Kemendikbud, Jakarta (8-3-2017).
Sebelumnya Harris menyampaikan tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini. Selain bonus demografi yang harus dijawab dengan produktivitas, Indonesia menghadapi tantangan perkembangan teknologi yang sangat cepat. Lanjutnya, dalam upaya mencapai target-target Sustainable Development Goals (SDGs), pemerintah membutuhkan kolaborasi dan kerja sama dari mitra-mitra strategis. Ia ungkapkan bahwa para ibu dan organisasi perempuan merupakan mitra strategis Kemendikbud.
Tanggal 8 Maret diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional sejak tahun 1913. Tahun 2017 ini peringatan Hari Perempuan Internasional mengambil tema "Be Bold for Change". Indonesia menempati peringkat 88 untuk kesetaraan jender untuk negara-negara di dunia (data World Economic Forum tahun 2016). Masih jamak ditemui ketimpangan terhadap perempuan yang berada pada daerah terpencil dan termarjinalisasi. Peran pendidikan menjadi sangat penting untuk mengubah kondisi tersebut.
"Pendidikan merupakan alat perubahan yang tepat dan strategis untuk mewujudkan kesetaraan jender dan hak-hak perempuan," Christina Aryani, Ketua Penyelenggara dialog interaktif dalam rangka peringatan Hari Perempuan Internasional pagi ini.
Dirjen PAUD dan Dikmas menyampaikan pentingnya investasi pada pendidikan usia dini, khususnya masa pre-natal atau masa dalam kandungan bunda. "Bukti-bukti empirik menunjukkan pentingnya program PAUD pada investasi sumber daya manusia," ujar Dirjen Harris.
Perempuan Indonesia Bersatu Wujudkan Pendidikan Yang Lebih Maju, Adil, Tanpa Diskriminasi
Tiga poin pokok pernyataan sikap yang disepakati sembilan ormas perempuan pagi ini adalah upaya individu maupun kelompok agar perempuan miskin dan kaum marjinal dapat mengenyam pendidikan; agar perempuan dapat memperoleh pendidikan luar sekolah sepanjang hayat; dan agar anak-anak perempuan dan remaja perempuan bisa mendapatkan kesempatan yang setara untuk mengembangkan potensinya dan melanjutkan pendidikan hingga jenjang pendidikan tinggi.
Sembilan perwakilan ormas perempuan yang hadir dalam kegiatan dialog interaktif pagi ini di antaranya Gerakan Ormas Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR), Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Komunitas Gerakan Peduli Anak Indonesia (Kugapai), Persatuan Istri Insinyur Indonesia (PIII), Pengajian Al-Hidayah, Yayasan Penyayang Indonesia, Wanita Pelopor Perjuangan Kemerdekaan Bangsa Indonesia (WPPKBI), Aliansi Pita Putih Indonesia (APPI).
"Perempuan adalah pendidik utama dan pertama di dalam keluarga. Kalau perempuan tidak cerdas, tidak pandai, maka ia tidak dapat melahirkan generasi penerus bangsa yang berkualitas," ujar Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Marlinda Irwanti yang menghadiri kegiatan dialog interaktif pagi ini.
Turut hadir mendampingi Dirjen Harris pada dialog interaktif program PAUD dan Dikmas pagi ini, Sekretaris Direktorat Jenderal PAUD dan Dikmas Wartanto, dan Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga Sukiman. (*)
Jakarta, 8 Maret 2017
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :
Jakarta, Kemendikbud -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaaan (Kemendikbud) bersama berbagai organisasi masyarakat (ormas) di bidang pemberdayaan perempuan menyelenggarakan dialog interaktif dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Dirjen PAUD dan Dikmas) Harris Iskandar mengapresiasi dan mendukung penuh pernyataan sikap yang disampaikan sembilan ormas hari ini.
"Saya sangat senang sekali dengan inisiatif ibu-ibu sekalian memajukan program-program pendidikan PAUD dan Dikmas," disampaikan Dirjen Harris Iskandar, saat memberikan sambutannya di depan peserta dialog interaktif yang mengambil topik terkait PAUD dan Dikmas, di Graha Tama, Kemendikbud, Jakarta (8-3-2017).
Sebelumnya Harris menyampaikan tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini. Selain bonus demografi yang harus dijawab dengan produktivitas, Indonesia menghadapi tantangan perkembangan teknologi yang sangat cepat. Lanjutnya, dalam upaya mencapai target-target Sustainable Development Goals (SDGs), pemerintah membutuhkan kolaborasi dan kerja sama dari mitra-mitra strategis. Ia ungkapkan bahwa para ibu dan organisasi perempuan merupakan mitra strategis Kemendikbud.
Tanggal 8 Maret diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional sejak tahun 1913. Tahun 2017 ini peringatan Hari Perempuan Internasional mengambil tema "Be Bold for Change". Indonesia menempati peringkat 88 untuk kesetaraan jender untuk negara-negara di dunia (data World Economic Forum tahun 2016). Masih jamak ditemui ketimpangan terhadap perempuan yang berada pada daerah terpencil dan termarjinalisasi. Peran pendidikan menjadi sangat penting untuk mengubah kondisi tersebut.
"Pendidikan merupakan alat perubahan yang tepat dan strategis untuk mewujudkan kesetaraan jender dan hak-hak perempuan," Christina Aryani, Ketua Penyelenggara dialog interaktif dalam rangka peringatan Hari Perempuan Internasional pagi ini.
Dirjen PAUD dan Dikmas menyampaikan pentingnya investasi pada pendidikan usia dini, khususnya masa pre-natal atau masa dalam kandungan bunda. "Bukti-bukti empirik menunjukkan pentingnya program PAUD pada investasi sumber daya manusia," ujar Dirjen Harris.
Perempuan Indonesia Bersatu Wujudkan Pendidikan Yang Lebih Maju, Adil, Tanpa Diskriminasi
Tiga poin pokok pernyataan sikap yang disepakati sembilan ormas perempuan pagi ini adalah upaya individu maupun kelompok agar perempuan miskin dan kaum marjinal dapat mengenyam pendidikan; agar perempuan dapat memperoleh pendidikan luar sekolah sepanjang hayat; dan agar anak-anak perempuan dan remaja perempuan bisa mendapatkan kesempatan yang setara untuk mengembangkan potensinya dan melanjutkan pendidikan hingga jenjang pendidikan tinggi.
Sembilan perwakilan ormas perempuan yang hadir dalam kegiatan dialog interaktif pagi ini di antaranya Gerakan Ormas Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR), Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Komunitas Gerakan Peduli Anak Indonesia (Kugapai), Persatuan Istri Insinyur Indonesia (PIII), Pengajian Al-Hidayah, Yayasan Penyayang Indonesia, Wanita Pelopor Perjuangan Kemerdekaan Bangsa Indonesia (WPPKBI), Aliansi Pita Putih Indonesia (APPI).
"Perempuan adalah pendidik utama dan pertama di dalam keluarga. Kalau perempuan tidak cerdas, tidak pandai, maka ia tidak dapat melahirkan generasi penerus bangsa yang berkualitas," ujar Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Marlinda Irwanti yang menghadiri kegiatan dialog interaktif pagi ini.
Turut hadir mendampingi Dirjen Harris pada dialog interaktif program PAUD dan Dikmas pagi ini, Sekretaris Direktorat Jenderal PAUD dan Dikmas Wartanto, dan Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga Sukiman. (*)
Jakarta, 8 Maret 2017
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 4547 kali
Editor :
Dilihat 4547 kali