Kunjungi SMAN 1 Muaragembong, Mendikbud Pastikan Ruang Belajar Dapat Kembali Digunakan Akhir April  02 Maret 2017  ← Back

Bekasi, Kemendikbud -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengunjungi Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat. Didampingi Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Hamid Muhammad dan Direktur Pembinaan SMA Purwadi Sutanto, Mendikbud menginstruksikan perbaikan ruang belajar dapat segera dilakukan. 

"Saya sampaikan ke pak Dirjen dan pak Direktur agar segera melakukan rehabilitasi ruang kelas yang rusak sehingga dapat segera digunakan kembali, kira-kira di akhir bulan April ini," disampaikan Mendikbud usai melakukan pertemuan dengan Kepala Sekolah, Ketua Komite Sekolah, wakil dari Kepolisian setempat, Camat Muaragembong, serta para orangtua siswa, Kamis (2-3-2017).

Sebagaimana dilansir dari media, musibah runtuhnya atap sekolah di SMAN 1 Muaragembong terjadi pada tanggal 28 Februari 2017 pada pukul 08.15 WIB saat kegiatan belajar. Saat ini, penyebab runtuhnya atap sekolah berusia tiga tahun tersebut masih diselidiki oleh pihak berwajib.

Mendikbud meminta bantuan Kepolisian agar dapat segera menuntaskan penyelidikan. Dengan demikian, direktorat terkait dapat segera memulai perbaikan ruang kelas yang rusak.

"Saya minta pak kepala sekolah dapat menyediakan lahan agar siswa dapat belajar di tenda. Nanti kita akan berikan tenda standar internasional untuk ruang kelas sementara," ujar Mendikbud.

Dilanjutkannya, ke depan program bantuan pembangunan sekolah atau rehabilitasi ruang belajar akan mendapatkan pendampingan dari Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bidang Bangunan/Sipil atau jurusan Teknik Sipil pada perguruan tinggi yang menjadi mitra Kemendikbud.

Letak geografis yang berdekatan dengan lima sungai besar seringkali menjadikan SMAN 1 Muaragembong terdampak musibah banjir. Mendikbud meminta kerja sama pihak pemerintah daerah untuk dapat bersama-sama melakukan pembenahan sistematis pada satu-satunya SMA di Muaragembong itu.

Yanti, Lilis dan Rofiq, siswa kelas X IPS yang terluka akibat tertimpa atap yang runtuh telah mendapat perawatan medis dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Sembari memberikan santunan, Mendikbud memastikan para siswa yang terluka itu telah mendapatkan perawatan yang diperlukan.

Kepala Sekolah Adar Mahdar mengungkapkan siswa yang luka telah mendapatkan perawatan medis dan direkomendasikan untuk beristirahat di rumah agar mempercepat proses penyembuhan. Sementara itu para siswa yang awalnya terguncang sudah kembali belajar di ruang kelas sementara yang berlokasi di musala.

Orangtua dan wali siswa yang menjadi korban berterima kasih atas kedatangan Mendikbud hari ini. Mereka menepis berita di beberapa media yang menyebutkan bahwa ada siswa yang meninggal ataupun mengalami patah tulang. 

Selain bantuan rehabilitasi ruang kelas, Mendikbud juga memastikan pelaksanaan Program Indonesia Pintar (PIP) di SMA yang memiliki 917 orang siswa tersebut. "Tolong para siswa yang menjadi korban ini didata untuk diusulkan menjadi penerima KIP," pungkasnya. (*)









Bekasi, 2 Maret 2017

Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman: kemdikbud.go.id
Sumber :

 


Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 4373 kali