Pelatihan Akbar, Ribuan Guru TK dan PAUD di Riau Dilatih Penguatan Pendidikan Karakter 29 Maret 2017 ← Back
Riau, Kemendikbud—Keriuhan dan antusiasme nampak berbeda di Universitas Islam Riau, Rabu (28.3.2017). Sedari pagi, 1700 guru jenjang Pendidikan Anak usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK) dari seluruh provinsi Riau, sudah memenuhi Gelanggang Olah Raga Indoor Kampus Universitas Riau. Mereka akan mendapatkan Pelatihan Akbar yang bertema “Praktik Pendidikan Karakter dan Pendekatan Saintifik yang Sukses Membangun Akhlak, Daya Pikir Kritis dan Kreativitas Anak."
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen GTK Kemendikbud) Sumarna Surapranata mengungkapkan pendidikan karakter bukanlah hal yang baru di dunia pendidikan. Sesuai perkembangan dan tuntutan jaman, pendidikan karakter pun harus mengalami penguatan.
“Jadi, pendidikan karakter bukan barang baru, kita sudah lama berkenalan dengan pendidikan karakter. Disini, para guru akan mendapatkan penguatan kembali untuk pendidikan karakter,”ujarnya saat membuka Pelatihan Akbar, hari Rabu (29.3.2017), di Pekanbaru.
Pelatihan diselenggarakan selama tiga hari, dari tanggal 29 s.d. 31 Maret 2017 melalui kerja sama Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan PAUD Ditjen GTK Kemendikbud, Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE-KK), Tim Penggerak PKK, Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUD Indonesia (HIMPAUDI) Riau, Pemerintah Provinsi Riau, Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) Riau, dan Indonesia Heritage Foundation (IHF).
Kepada para peserta, Dirjen Pranata berpesan agar para peserta usai pelatihan dapat menjalankan pendidikan karakter bagi siswa yang sesuai abad 21, dan diajarkan tanpa melalui kekerasan.
“Semoga, 1700-an guru disini dapat menjalankan pendidikan karakter yang sesuai abad 21 dan diajarkan tanpa kekerasan,” ujarnya.
Ratna Megawangi, selaku Ketua OASE KK Bidang Pendidikan, mengungkapkan pendidikan karakter sudah diajarkan kepada para siswa mulai dari usia TK hingga perguruan tinggi melalui mata pelajaran (Mapel) Pendidikan Agama dan Pendidikan Moral Pancasila.
“Usia TK, para siswa sudah diwajibkan untuk mempelajari mata pelajaran agama hingga kuliah. Disinilah terlihat begitu pentingnya agama bagi anak Indonesia,” ujar Ratna.
Selain itu, lanjut Ratna, terdapat pelajaran wajib Pendidikan Moral Pancasila untuk mengajarkan moral kepada para siswa.
Menurut Ratna, materi ajaran dari kedua mata pelajaran ini tergolong sangat baik dan bahkan sudah dilakukan bertahun-tahun. Namun, permasalahan pendidikan karakter bagi Indonesia terletak pada penerapan kehidupan sehari-hari.
“Kita mengetahui (pendidikan karakter), tetapi belum sampai pada tataran perilaku. Mudah-mudahan selama tiga hari ini para guru mendapatkan jawabannya kenapa kita sudah tahu ajaran pendidikan karakter tapi masih sulit menerapkan, bahkan para guru istimewa disini dapat belajar untuk bisa menerapkan ilmu pendidikan karakter yang sudah diketahui tersebut,” harapnya.
Ibu Negara Iriana Joko Widodo, dan Mufidah Jusuf Kalla pun turut menghadiri rangkaian pelatihan di hari pertama. *
Riau, 29 Maret 2017
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen GTK Kemendikbud) Sumarna Surapranata mengungkapkan pendidikan karakter bukanlah hal yang baru di dunia pendidikan. Sesuai perkembangan dan tuntutan jaman, pendidikan karakter pun harus mengalami penguatan.
“Jadi, pendidikan karakter bukan barang baru, kita sudah lama berkenalan dengan pendidikan karakter. Disini, para guru akan mendapatkan penguatan kembali untuk pendidikan karakter,”ujarnya saat membuka Pelatihan Akbar, hari Rabu (29.3.2017), di Pekanbaru.
Pelatihan diselenggarakan selama tiga hari, dari tanggal 29 s.d. 31 Maret 2017 melalui kerja sama Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan PAUD Ditjen GTK Kemendikbud, Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE-KK), Tim Penggerak PKK, Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUD Indonesia (HIMPAUDI) Riau, Pemerintah Provinsi Riau, Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) Riau, dan Indonesia Heritage Foundation (IHF).
Kepada para peserta, Dirjen Pranata berpesan agar para peserta usai pelatihan dapat menjalankan pendidikan karakter bagi siswa yang sesuai abad 21, dan diajarkan tanpa melalui kekerasan.
“Semoga, 1700-an guru disini dapat menjalankan pendidikan karakter yang sesuai abad 21 dan diajarkan tanpa kekerasan,” ujarnya.
Ratna Megawangi, selaku Ketua OASE KK Bidang Pendidikan, mengungkapkan pendidikan karakter sudah diajarkan kepada para siswa mulai dari usia TK hingga perguruan tinggi melalui mata pelajaran (Mapel) Pendidikan Agama dan Pendidikan Moral Pancasila.
“Usia TK, para siswa sudah diwajibkan untuk mempelajari mata pelajaran agama hingga kuliah. Disinilah terlihat begitu pentingnya agama bagi anak Indonesia,” ujar Ratna.
Selain itu, lanjut Ratna, terdapat pelajaran wajib Pendidikan Moral Pancasila untuk mengajarkan moral kepada para siswa.
Menurut Ratna, materi ajaran dari kedua mata pelajaran ini tergolong sangat baik dan bahkan sudah dilakukan bertahun-tahun. Namun, permasalahan pendidikan karakter bagi Indonesia terletak pada penerapan kehidupan sehari-hari.
“Kita mengetahui (pendidikan karakter), tetapi belum sampai pada tataran perilaku. Mudah-mudahan selama tiga hari ini para guru mendapatkan jawabannya kenapa kita sudah tahu ajaran pendidikan karakter tapi masih sulit menerapkan, bahkan para guru istimewa disini dapat belajar untuk bisa menerapkan ilmu pendidikan karakter yang sudah diketahui tersebut,” harapnya.
Ibu Negara Iriana Joko Widodo, dan Mufidah Jusuf Kalla pun turut menghadiri rangkaian pelatihan di hari pertama. *
Riau, 29 Maret 2017
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 6991 kali
Editor :
Dilihat 6991 kali