Mendikbud Tinjau Pelaksanaan UNBK di Kepulauan Aru Maluku 12 April 2017 ← Back
Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Kemendikbud -- Hujan rintik-rintik membasahi Sekolah Menengah Atas (SMA) Yos Sudarso, Kabupaten Kepulauan Aru. Dari ruang-ruang kelas, nampak para siswa kelas XII sedang menghadap ke komputer meja masing-masing. Ya, hari ini merupakan hari ketiga pelaksanaan Ujian Nasional SMA, khususnya Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMA Yos Sudarso Dobo tersebut. Semakin istimewa, ada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mendampingi para siswa tersebut.
Kehadiran Mendikbud Muhadjir di SMA tersebut bukan tanpa sebab. Menteri yang pernah menjabat Rektor Universitas Muhammadiyah ini ingin meninjau langsung pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), khususnya di wilayah timur Indonesia. Kunjungan tersebut diawali dengan SMA Yos Sudarso.
Terletak di provinsi Maluku, Kabupaten Kepulauan Aru memiliki 3.099 peserta UN Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan SMA. Para peserta berasal dari 56 satuan pendidikan dengan rincian lima Sekolah Menengah Kejuruan, 12 SMA sederajat dan 39 SMP. Kemudian, sejumlah 417 siswa SMK, 976 siswa SMA yang mengikuti UN SMA.
Dari sisi mekanisme, sebanyak 46,40 persen mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), dan 53,60 persen mengikuti Ujian Nasional Kertas Pensil (UNKP).
Loisa Kerlele, salah seorang pengawas UNBK yang sekaligus guru Kimia SMA XII IPA menjelaskan terdapat 138 siswa yang mengikuti UNBK.
“Disini, ada sebanyak 138 siswa yang mengikuti UNBK. Mereka terbagi ke dalam 34 siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Alam dan 104 siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial,” jelasnya, di sela-sela Kunjungan Mendikbud di Kota Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Selasa (12.4.2017).
Kemudian, terdapat tiga sesi UNBK dengan menggunakan dua ruang kelas yang terdiri dari 27 siswa untuk sesi pertama, 27 siswa untuk sesi kedua dan 25 siswa untuk sesi ketiga.
Lie Ing Chaterine Salay, 16, salah seorang peserta UNBK program studi IPA dan Peminatan Biologi menuturkan tidak ada kendala yang menyulitkan ketika mengerjakan soal-soal UNBK. Diakuinya, memang sempat terjadi mati lampu di tengah-tengah pengerjaan soal, tapi hal itu tidak menyulitkan dirinya untuk menyelesaikan soal tepat waktu.
“Kalau pakai komputer untuk UNBK sudah bisa, Cuma memang ada kendala di mati lampu,” ujarnya.
Mati lampu, dia melanjutkan, berlangsung ketika mata pelajaran Matematika di hari Senin (11.4.2017). “Setengah 7 pagi kemarin waktu Mata Pelajaran Matematika sempat mati lampu selama setengah jam. Kami diam saja dan tetap tenang di kelas sampai lampu menyala,” ujarnya.
Menurutnya, kepanikan sempat melanda, takut jika jawaban yang sudah dikerjakan hilang karena mati lampu.
“Sempat takut kalau yang dikerjakan hilang, ternyata tidak dan diminta guru untuk melanjutkan,” imbuhnya.
Pada kesiapan penggunaan komputer, Lie Ing menceritakan ada persiapan yang dilakukan pihak sekolah, yaitu melalui simulasi penggunaan komputer di awal Maret.
“Kami diajarkan dahulu menggunakan komputer untuk UNBK, cara memasukkan user name, password dan pengerjaannya di komputer,” ujarnya.
Siswi yang menggemari Matematika ini menambahi, literasi komputer berlangsung di setiap kegiatan pembelajaran. Sehingga, penggunaan komputer saat UN tidak membuat canggung.
“Ada belajar TIK dengan mengerjakan tugas menggunakan laptop atau komputer di lab seperti belajar memakai Corell Draw. Guru pun menjelaskan seringkali menggunakan in focuss, hanya Matematika yang pakai menulis di papan tulis,” ujarnya.
Selanjutnya, Menteri Muhadjir meninjau SMPN 2 Kota Dobo, SMA Kristen Dobo Yayasan Pembinaan Pendidikan Kristen DR.J.B. Sitanala, dan Sekolah Menengah Negeri 1 Dobo.
Pada lokasi kunjungan terakhir, Menteri mengapresiasi SMKN 1 sebagai pusat penyelenggaraan UNBK beberapa sekolah, yaitu sman 1 pulau-pulau aru, SMAN PGRI Dobo, Madrasah Aaliyah.
Sebelumnya, saat penyelenggaraan UN SMK, SMKN 1 Dobo, SMK PGRI Dobo, SMK Arafura, SMK Jeljakaka, SMK Kesehatan pun menginduk untuk penyelenggaraan UNBK.
Menyudahi rangkaian peninjauan pelaksanaan UNBK, Menteri Muhadjir mengakui adanya temuan lapangan yang dapat memberikan gambaran uang jelas mengenai aspek yang perlu dibenahi untuk pelaksanaan UN ke depan.
“Kita turun ke lapangan ini kita bisa melihat jelas apa saja yang perlu dibenahi, mulai dari fasilitas, kesiapan tenaga gurunya, pemukiman guru terutama bagi sekolah yang terletak di kepulauan seperti ini,” ujarnya.
Untuk tahun depan, dia berharap agar porsi satuan pendidikan penyelenggara UNBK dapat ditingkatkan.
“Kalau UNBK tahun depan berharap dapat lebih banyak yang ikut. Tentunya, afirmasi akan dilakukan dari pihak Kemendikbud dengan bantuan komputer di sekolah, tapi tentu saja bukan hanya bergantung kepada pemerintah pusat tapi juga ada kontribusi dari pemerintah kabupaten kota, termasuk Provinsi Maluku juga turut membantu,” tutupnya. *
Dobo, 12 April 2017,
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :
Kehadiran Mendikbud Muhadjir di SMA tersebut bukan tanpa sebab. Menteri yang pernah menjabat Rektor Universitas Muhammadiyah ini ingin meninjau langsung pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), khususnya di wilayah timur Indonesia. Kunjungan tersebut diawali dengan SMA Yos Sudarso.
Terletak di provinsi Maluku, Kabupaten Kepulauan Aru memiliki 3.099 peserta UN Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan SMA. Para peserta berasal dari 56 satuan pendidikan dengan rincian lima Sekolah Menengah Kejuruan, 12 SMA sederajat dan 39 SMP. Kemudian, sejumlah 417 siswa SMK, 976 siswa SMA yang mengikuti UN SMA.
Dari sisi mekanisme, sebanyak 46,40 persen mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), dan 53,60 persen mengikuti Ujian Nasional Kertas Pensil (UNKP).
Loisa Kerlele, salah seorang pengawas UNBK yang sekaligus guru Kimia SMA XII IPA menjelaskan terdapat 138 siswa yang mengikuti UNBK.
“Disini, ada sebanyak 138 siswa yang mengikuti UNBK. Mereka terbagi ke dalam 34 siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Alam dan 104 siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial,” jelasnya, di sela-sela Kunjungan Mendikbud di Kota Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Selasa (12.4.2017).
Kemudian, terdapat tiga sesi UNBK dengan menggunakan dua ruang kelas yang terdiri dari 27 siswa untuk sesi pertama, 27 siswa untuk sesi kedua dan 25 siswa untuk sesi ketiga.
Lie Ing Chaterine Salay, 16, salah seorang peserta UNBK program studi IPA dan Peminatan Biologi menuturkan tidak ada kendala yang menyulitkan ketika mengerjakan soal-soal UNBK. Diakuinya, memang sempat terjadi mati lampu di tengah-tengah pengerjaan soal, tapi hal itu tidak menyulitkan dirinya untuk menyelesaikan soal tepat waktu.
“Kalau pakai komputer untuk UNBK sudah bisa, Cuma memang ada kendala di mati lampu,” ujarnya.
Mati lampu, dia melanjutkan, berlangsung ketika mata pelajaran Matematika di hari Senin (11.4.2017). “Setengah 7 pagi kemarin waktu Mata Pelajaran Matematika sempat mati lampu selama setengah jam. Kami diam saja dan tetap tenang di kelas sampai lampu menyala,” ujarnya.
Menurutnya, kepanikan sempat melanda, takut jika jawaban yang sudah dikerjakan hilang karena mati lampu.
“Sempat takut kalau yang dikerjakan hilang, ternyata tidak dan diminta guru untuk melanjutkan,” imbuhnya.
Pada kesiapan penggunaan komputer, Lie Ing menceritakan ada persiapan yang dilakukan pihak sekolah, yaitu melalui simulasi penggunaan komputer di awal Maret.
“Kami diajarkan dahulu menggunakan komputer untuk UNBK, cara memasukkan user name, password dan pengerjaannya di komputer,” ujarnya.
Siswi yang menggemari Matematika ini menambahi, literasi komputer berlangsung di setiap kegiatan pembelajaran. Sehingga, penggunaan komputer saat UN tidak membuat canggung.
“Ada belajar TIK dengan mengerjakan tugas menggunakan laptop atau komputer di lab seperti belajar memakai Corell Draw. Guru pun menjelaskan seringkali menggunakan in focuss, hanya Matematika yang pakai menulis di papan tulis,” ujarnya.
Selanjutnya, Menteri Muhadjir meninjau SMPN 2 Kota Dobo, SMA Kristen Dobo Yayasan Pembinaan Pendidikan Kristen DR.J.B. Sitanala, dan Sekolah Menengah Negeri 1 Dobo.
Pada lokasi kunjungan terakhir, Menteri mengapresiasi SMKN 1 sebagai pusat penyelenggaraan UNBK beberapa sekolah, yaitu sman 1 pulau-pulau aru, SMAN PGRI Dobo, Madrasah Aaliyah.
Sebelumnya, saat penyelenggaraan UN SMK, SMKN 1 Dobo, SMK PGRI Dobo, SMK Arafura, SMK Jeljakaka, SMK Kesehatan pun menginduk untuk penyelenggaraan UNBK.
Menyudahi rangkaian peninjauan pelaksanaan UNBK, Menteri Muhadjir mengakui adanya temuan lapangan yang dapat memberikan gambaran uang jelas mengenai aspek yang perlu dibenahi untuk pelaksanaan UN ke depan.
“Kita turun ke lapangan ini kita bisa melihat jelas apa saja yang perlu dibenahi, mulai dari fasilitas, kesiapan tenaga gurunya, pemukiman guru terutama bagi sekolah yang terletak di kepulauan seperti ini,” ujarnya.
Untuk tahun depan, dia berharap agar porsi satuan pendidikan penyelenggara UNBK dapat ditingkatkan.
“Kalau UNBK tahun depan berharap dapat lebih banyak yang ikut. Tentunya, afirmasi akan dilakukan dari pihak Kemendikbud dengan bantuan komputer di sekolah, tapi tentu saja bukan hanya bergantung kepada pemerintah pusat tapi juga ada kontribusi dari pemerintah kabupaten kota, termasuk Provinsi Maluku juga turut membantu,” tutupnya. *
Dobo, 12 April 2017,
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 9635 kali
Editor :
Dilihat 9635 kali