Program Indonesia Pintar dan Revitalisasi SMK Komitmen Kemendikbud Wujudkan Pemerataan 26 Mei 2017 ← Back
Kemendikbud Bagikan KIP dan Luncurkan Program Revitalisasi SMK di Surakarta
Surakarta, Kemendikbud -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus mendorong pemerataan dalam pendidikan sebagai upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045. Selain penguatan karakter, peningkatan akses pada layanan pendidikan melalui Program Indonesia Pintar (PIP) dan Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi program prioritas Kemendikbud dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang produktif dan berdaya saing.
Bertempat di Stadiun Manahan Kota Surakarta, Jumat (26-5-2017), Kemendikbud membagikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada 1.857 siswa yatim piatu dan siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu di wilayah Surakarta, sekaligus meluncurkan secara resmi program Revitalisasi SMK.
Program Indonesia Pintar Dukung Wajib Belajar 12 Tahun
Didampingi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, pagi ini Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani membagikan KIP kepada 331 siswa Sekolah Dasar (SD), 283 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), 257 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), 610 siswa SMK, 12 siswa Sekolah Luar Biasa (SLB), serta 364 warga belajar Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Secara simbolis Menko PMK menyerahkan kartu penanda bantuan pendidikan dari pemerintah tersebut kepada Haidar Marfad (SD 6 Al Islam Al Fajar), Agnes Indah Saputri (SDN Kedunglumbu), Aulia Beta Permata, Afidudin Abdullah Al Firdaus (SMPN 9), Aldona Akhira Susanto (SMAN 3) dan Rakha Mohammad Aryaputra (SMAN 1), Avikasari Septaning Swantari (SMKN 4),Abdurrahman Wahid (SMKN 2), Eko Prihatin (Program Paket B PKBM Sinar Mentari), serta Tita Novita Loka (Program Paket C PKBM Martarubi).
Program Indonesia Pintar yang dirancang untuk membantu anak-anak usia sekolah dari keluarga miskin/rentan miskin/prioritas agar tetap mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat pendidikan menengah.
Menko Puan Maharani menyinggung angkatan kerja Indonesia yang didominasi lulusan SD dan SMP. Menurutnya, hal ini perlu dilakukan penanganan yang baik agar dapat memastikan penduduk usia produktif memiliki keterampilan yang dibutuhkan dalam persaingan masa depan.
Senada dengan Menko PMK, Mendikbud mengingatkan pentingnya mengelola bonus demografi dengan baik agar dapat meningkatkan produktivitas nasional.
"Kita harus bisa memastikan anak-anak yang kelak menjadi kelompok usia produktif dapat menjadi tenaga terampil yang benar-benar produktif," disampaikan Mendikbud di Surakarta.
Revitalisasi SMK Untuk Produktivitas dan Daya Saing Bangsa
Tenaga kerja yang berdaya saing dan terampil salah satu di antaranya dilahirkan dari pendidikan dan pelatihan vokasi yang bermutu dan relevan dengan tuntutan dunia usaha dan industri (DUDI) yang terus menerus berkembang. Program Revitalisasi SMK sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 akan fokus pada reorientasi pendidikan dan pelatihan vokasi ke arah demand driven.
Menko PMK mengapresiasi program revitalisasi SMK yang digulirkan oleh Kemendikbud. Baginya, kesesuaian dan keterkaitan SMK dengan dunia usaha dan industri menjadi kunci keberhasilan revitalisasi SMK. "Diperlukan adanya link and match atau sinergi antara SMK dengan industri," ungkap Menko Puan.
Mendikbud menyampaikan, pada tahun 2017, telah ditunjuk 125 SMK yang memiliki bidang keahlian sesuai dengan prioritas pembangunan nasional, yaitu kemaritiman, pariwisata, pertanian (ketahanan pangan), dan industri kreatif. Serta 94 SMK bidang keahlian lainnya yang juga mendukung prioritas pembangunan nasional.
"Kita akan kawal terus sekolah rintisan ini sampai menjadi SMK yang siap menghasilkan tenaga terampil sesuai kebutuhan abad 21," ujar Mendikbud.
Adapun SMK rintisan yang terpilih untuk direvitalisasi akan didorong untuk melakukan perubahan yang meliputi pengembangan dan penyelarasan kurikulum dengan dunia usaha dan industri; inovasi pembelajaran yang mendorong keterampilan abad 21; pemenuhan dan peningkatan profesionalitas guru dan tenaga kependidikan; standarisasi sarana dan prasarana utama; pemutakhiran program kerja sama industri; pengelolaan dan penataan lembaga; serta peningkatan akses sertifikasi kompetensi.
Melalui program revitalisasi SMK, pada tahun 2020 diharapkan terwujud kondisi sebagai berikut:
Dalam kegiatan pagi ini, secara simbolis Menko PMK menyerahkan penghargaan kepada sepuluh perusahaan yang berkomitmen mendukung pengembangan SMK.
Turut hadir dalam kegiatan hari ini Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko, Deputi bidang Pendidikan dan Agama Kemenko PMK Agus Sartono, Inspektur Jenderal Kemendikbud Daryanto, Direktur Jenderal Pendidikan dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Hamid Muhammad, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Dirjen PAUD Dikmas) Harris Iskandar dan Staf Khusus Mendikbud bidang Monitoring Implementasi Kebijakan Alpha Amirrachman. Terdapat pula perwakilan dari Kementerian/Lembaga terkait revitalisasi SMK, 193 industri yang memiliki komitmen dan dedikasi tinggi membangun SMK, 219 SMK yang direvitalisasi di tahun 2017, serta Guru peserta Program Keahlian Ganda. (*)
Surakarta, 26 Mei 2017
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :
Surakarta, Kemendikbud -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus mendorong pemerataan dalam pendidikan sebagai upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045. Selain penguatan karakter, peningkatan akses pada layanan pendidikan melalui Program Indonesia Pintar (PIP) dan Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi program prioritas Kemendikbud dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang produktif dan berdaya saing.
Bertempat di Stadiun Manahan Kota Surakarta, Jumat (26-5-2017), Kemendikbud membagikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada 1.857 siswa yatim piatu dan siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu di wilayah Surakarta, sekaligus meluncurkan secara resmi program Revitalisasi SMK.
Program Indonesia Pintar Dukung Wajib Belajar 12 Tahun
Didampingi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, pagi ini Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani membagikan KIP kepada 331 siswa Sekolah Dasar (SD), 283 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), 257 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), 610 siswa SMK, 12 siswa Sekolah Luar Biasa (SLB), serta 364 warga belajar Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Secara simbolis Menko PMK menyerahkan kartu penanda bantuan pendidikan dari pemerintah tersebut kepada Haidar Marfad (SD 6 Al Islam Al Fajar), Agnes Indah Saputri (SDN Kedunglumbu), Aulia Beta Permata, Afidudin Abdullah Al Firdaus (SMPN 9), Aldona Akhira Susanto (SMAN 3) dan Rakha Mohammad Aryaputra (SMAN 1), Avikasari Septaning Swantari (SMKN 4),Abdurrahman Wahid (SMKN 2), Eko Prihatin (Program Paket B PKBM Sinar Mentari), serta Tita Novita Loka (Program Paket C PKBM Martarubi).
Program Indonesia Pintar yang dirancang untuk membantu anak-anak usia sekolah dari keluarga miskin/rentan miskin/prioritas agar tetap mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat pendidikan menengah.
Menko Puan Maharani menyinggung angkatan kerja Indonesia yang didominasi lulusan SD dan SMP. Menurutnya, hal ini perlu dilakukan penanganan yang baik agar dapat memastikan penduduk usia produktif memiliki keterampilan yang dibutuhkan dalam persaingan masa depan.
Senada dengan Menko PMK, Mendikbud mengingatkan pentingnya mengelola bonus demografi dengan baik agar dapat meningkatkan produktivitas nasional.
"Kita harus bisa memastikan anak-anak yang kelak menjadi kelompok usia produktif dapat menjadi tenaga terampil yang benar-benar produktif," disampaikan Mendikbud di Surakarta.
Revitalisasi SMK Untuk Produktivitas dan Daya Saing Bangsa
Tenaga kerja yang berdaya saing dan terampil salah satu di antaranya dilahirkan dari pendidikan dan pelatihan vokasi yang bermutu dan relevan dengan tuntutan dunia usaha dan industri (DUDI) yang terus menerus berkembang. Program Revitalisasi SMK sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 akan fokus pada reorientasi pendidikan dan pelatihan vokasi ke arah demand driven.
Menko PMK mengapresiasi program revitalisasi SMK yang digulirkan oleh Kemendikbud. Baginya, kesesuaian dan keterkaitan SMK dengan dunia usaha dan industri menjadi kunci keberhasilan revitalisasi SMK. "Diperlukan adanya link and match atau sinergi antara SMK dengan industri," ungkap Menko Puan.
Mendikbud menyampaikan, pada tahun 2017, telah ditunjuk 125 SMK yang memiliki bidang keahlian sesuai dengan prioritas pembangunan nasional, yaitu kemaritiman, pariwisata, pertanian (ketahanan pangan), dan industri kreatif. Serta 94 SMK bidang keahlian lainnya yang juga mendukung prioritas pembangunan nasional.
"Kita akan kawal terus sekolah rintisan ini sampai menjadi SMK yang siap menghasilkan tenaga terampil sesuai kebutuhan abad 21," ujar Mendikbud.
Adapun SMK rintisan yang terpilih untuk direvitalisasi akan didorong untuk melakukan perubahan yang meliputi pengembangan dan penyelarasan kurikulum dengan dunia usaha dan industri; inovasi pembelajaran yang mendorong keterampilan abad 21; pemenuhan dan peningkatan profesionalitas guru dan tenaga kependidikan; standarisasi sarana dan prasarana utama; pemutakhiran program kerja sama industri; pengelolaan dan penataan lembaga; serta peningkatan akses sertifikasi kompetensi.
Melalui program revitalisasi SMK, pada tahun 2020 diharapkan terwujud kondisi sebagai berikut:
- SMK melayani 5,5 juta siswa dengan pendidikan berbasis teknologi informasi melalui 1.650 SMK Rujukan, 850 SMK Reguler, 3.300 SMK Aliansi serta 750 SMK Konsorsium;
- 80 persen tamatan SMK bekerja dibidangnya, 12 persen berwirausaha, dan 8 persen 1.650 SMK rujukan memiliki lisensi LSP-P1 dan membawahi 800 tempat uji kompetensi (TUK) bagi siswa dan aliansinya;
- 750 Teaching Factory dan Technopark di SMK berfungsi sebagai Rumah Inovasi;
- 1.000 Lembaga Kursus dan Pelatihan, serta 350 SMA Luar Biasa terintegrasi dengan SMK.
- 45.000 Guru Keahlian Ganda dan 2500 Instuktur Kursus;
- 1,75 juta lulusan SMK, 1 juta lulusan Kursus dan Pelatihan, 1.200 lulusan SMA Luar Biasa memiliki sertifikat keahlian;
- SMK menjadi pilihan utama bagi lulusan SMP untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan menengah.
Dalam kegiatan pagi ini, secara simbolis Menko PMK menyerahkan penghargaan kepada sepuluh perusahaan yang berkomitmen mendukung pengembangan SMK.
Turut hadir dalam kegiatan hari ini Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko, Deputi bidang Pendidikan dan Agama Kemenko PMK Agus Sartono, Inspektur Jenderal Kemendikbud Daryanto, Direktur Jenderal Pendidikan dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Hamid Muhammad, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Dirjen PAUD Dikmas) Harris Iskandar dan Staf Khusus Mendikbud bidang Monitoring Implementasi Kebijakan Alpha Amirrachman. Terdapat pula perwakilan dari Kementerian/Lembaga terkait revitalisasi SMK, 193 industri yang memiliki komitmen dan dedikasi tinggi membangun SMK, 219 SMK yang direvitalisasi di tahun 2017, serta Guru peserta Program Keahlian Ganda. (*)
Surakarta, 26 Mei 2017
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 16742 kali
Editor :
Dilihat 16742 kali