Langkah Cepat Pemerintah Wujudkan Pemerataan Melalui Pendidikan 03 Juni 2017 ← Back
Kemendikbud Bagikan KIP ke 1.539 Anak Yatim dan/atau Piatu di Kabupaten Malang
Gondanglegi, Kemendikbud -- Komitmen pemerintah mewujudkan pemerataan melalui pendidikan terus ditunjukkan melalui Program Indonesia Pintar (PIP). Sabtu pagi (3-6-2017), 1.539 siswa yatim dan/atau piatu serta warga belajar pendidikan kesetaraan mendapatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) di lapangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai pelaksana PIP hari ini membagikan KIP kepada 1.351 siswa yang berasal dari jalur pendidikan formal, dan 188 warga belajar pendidikan kesetaraan di wilayah Kabupaten Malang. PIP bertujuan untuk membantu anak-anak terus belajar sampai lulus jenjang pendidikan menengah.
"Semuanya dipakai untuk keperluan yang berkaitan dengan pendidikan. Benar yah. Janjian kita," disampaikan Presiden Jokowi usai menjelaskan jumlah dana manfaat bantuan pendidikan PIP kepada para siswa penerima KIP.
Dari jalur pendidikan formal, terdapat 346 siswa Sekolah Dasar (SD), 333 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), 191 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), 481 siswa SMK. Adapun dari jalur pendidikan kesetaraan terdapat 11 warga belajar program Paket A, 66 warga belajar Paket B, dan 111 warga belajar Paket C.
Saat melakukan interaksi dengan para siswa, Presiden kembali menyinggung tentang persaingan antar negara yang semakin ketat. Kecepatan, menurut mantan Walikota Solo itu, mutlak diperlukan dalam menghadapi persaingan antar negara yang semakin ketat.
Saat memberikan kuis berhadiah sepeda, Presiden menunjuk Rahmat Maulana Muhamad siswa SD yang cepat dan sigap maju ke depan. Maulana juga mampu menyebutkan dengan lancar dan tepat kelima sila dari Pancasila.
"Yang cepat mengalahkan yang lambat. Tadi saya lihat Maulana suruh tunjuk tangan cepat. Karena persaingan negara itu harus cepat. Maulana itu contoh yang cepat. Dari belakang lari ke depan. Pancasila 100 persen betul," ujar Presiden.
Kemudian ia berpesan kepada para siswa, agar Pancasila tidak hanya dihafalkan, namun juga perlu dipahami dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Sepuluh orang penerima KIP secara simbolis oleh Presiden pagi ini adalah Indah Mawarni, Reval Angga Saputra perwakilan jenjang SD, Nurul Yasin, Nur Azizah perwakilan jenjang SMP. Terdapat pula Addina Muslimatul Izzah, Alfin Elvani yang mewakili siswa SMK, dan Dessy Dwi Ramadhani, Elma Dwiana sebagai perwakilan siswa SMA. Serta Djaber dari (Paket C), Ilmia Ambar Lestari (Paket B) mewakili warga belajar dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Djaber mengaku belajar di PKBM sejak kelas VII karena permintaan orangtua yang merasa kesulitan membiayai keperluan sekolahnya. Dana manfaat PIP akan digunakan anak bungsu dari delapan bersaudara ini untuk membeli seragam dan pakaian olahraga.
Peran SMK Rujukan Dalam Revitalisasi SMK
Dalam laporannya pagi ini, Mendikbud menyampaikan bahwa SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi yang menjadi lokasi pembagian KIP kali ini adalah salah satu SMK rujukan yang ditunjuk Kemendikbud.
"SMK ini telah memenuhi standar revitalisasi. Nantinya, akan menjadi SMK rujukan untuk SMK-SMK lain di wilayah Kabupaten Malang," disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy.
Pendidikan vokasi menjadi bagian dari strategi utama pemerintah untuk mengurangi kesenjangan di masyarakat. Mendikbud melaporkan, terpilih 219 SMK yang akan direvitalisasi oleh Kemendikbud di tahun 2017. Diharapkan revitalisasi SMK dapat meningkatkan jumlah lulusan yang kompeten, terampil dan bisa bersaing dalam persaingan global.
Peresmian SMA Taruna Nala
Sebelumnya, Presiden bersama Mendikbud dan Gubernur Jawa Timur meresmikan SMA Negeri Taruna Nala di Tlogowaru, Kedungkandang, Kota Malang. Dirancang sebagai tempat menyiapkan calon taruna, SMA ini menggunakan Kurikulum 2013 serta pengembangan Kurikulum Bela Negara dan Kemaritiman. Pembinaan SMA ini dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur sesuai Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 yang mengalihkan pembinaan pendidikan menengah dari kabupaten/kota ke tingkat provinsi.
Mendikbud mengungkapkan bahwa Kemdikbud saat ini mendorong provinsi untuk membangun sekolah-sekolah unggul yang sesuai dengan karakter dan potensi daerahnya. "SMA Taruna Nala ini diharapkan menjadi pencetak kader-kader unggul bangsa yang berkarakter, utamanya pada keunggulan kemaritiman," ujar Muhadjir.
Hadir bersama Mendikbud dalam kunjungan kerja mendampingi Presiden di Kabupaten Malang, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Bupati Malang Rendra Kreshna. Dari jajaran Kemendikbud nampak Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Hamid Muhammad, Direktur Pembinaan SMK Mustaghfirin Amin, Staf Khusus bidang Monitoring Implementasi Kebijakan R. Alpha Amirrachman, Staf Khusus bidang Komunikasi Publik Nasrullah, dan Staf Khusus bidang Kerja Sama Antar Lembaga Fajar Riza Ul Haq. (*)
Gondanglegi, 3 Juni 2017
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :
Gondanglegi, Kemendikbud -- Komitmen pemerintah mewujudkan pemerataan melalui pendidikan terus ditunjukkan melalui Program Indonesia Pintar (PIP). Sabtu pagi (3-6-2017), 1.539 siswa yatim dan/atau piatu serta warga belajar pendidikan kesetaraan mendapatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) di lapangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai pelaksana PIP hari ini membagikan KIP kepada 1.351 siswa yang berasal dari jalur pendidikan formal, dan 188 warga belajar pendidikan kesetaraan di wilayah Kabupaten Malang. PIP bertujuan untuk membantu anak-anak terus belajar sampai lulus jenjang pendidikan menengah.
"Semuanya dipakai untuk keperluan yang berkaitan dengan pendidikan. Benar yah. Janjian kita," disampaikan Presiden Jokowi usai menjelaskan jumlah dana manfaat bantuan pendidikan PIP kepada para siswa penerima KIP.
Dari jalur pendidikan formal, terdapat 346 siswa Sekolah Dasar (SD), 333 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), 191 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), 481 siswa SMK. Adapun dari jalur pendidikan kesetaraan terdapat 11 warga belajar program Paket A, 66 warga belajar Paket B, dan 111 warga belajar Paket C.
Saat melakukan interaksi dengan para siswa, Presiden kembali menyinggung tentang persaingan antar negara yang semakin ketat. Kecepatan, menurut mantan Walikota Solo itu, mutlak diperlukan dalam menghadapi persaingan antar negara yang semakin ketat.
Saat memberikan kuis berhadiah sepeda, Presiden menunjuk Rahmat Maulana Muhamad siswa SD yang cepat dan sigap maju ke depan. Maulana juga mampu menyebutkan dengan lancar dan tepat kelima sila dari Pancasila.
"Yang cepat mengalahkan yang lambat. Tadi saya lihat Maulana suruh tunjuk tangan cepat. Karena persaingan negara itu harus cepat. Maulana itu contoh yang cepat. Dari belakang lari ke depan. Pancasila 100 persen betul," ujar Presiden.
Kemudian ia berpesan kepada para siswa, agar Pancasila tidak hanya dihafalkan, namun juga perlu dipahami dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Sepuluh orang penerima KIP secara simbolis oleh Presiden pagi ini adalah Indah Mawarni, Reval Angga Saputra perwakilan jenjang SD, Nurul Yasin, Nur Azizah perwakilan jenjang SMP. Terdapat pula Addina Muslimatul Izzah, Alfin Elvani yang mewakili siswa SMK, dan Dessy Dwi Ramadhani, Elma Dwiana sebagai perwakilan siswa SMA. Serta Djaber dari (Paket C), Ilmia Ambar Lestari (Paket B) mewakili warga belajar dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Djaber mengaku belajar di PKBM sejak kelas VII karena permintaan orangtua yang merasa kesulitan membiayai keperluan sekolahnya. Dana manfaat PIP akan digunakan anak bungsu dari delapan bersaudara ini untuk membeli seragam dan pakaian olahraga.
Peran SMK Rujukan Dalam Revitalisasi SMK
Dalam laporannya pagi ini, Mendikbud menyampaikan bahwa SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi yang menjadi lokasi pembagian KIP kali ini adalah salah satu SMK rujukan yang ditunjuk Kemendikbud.
"SMK ini telah memenuhi standar revitalisasi. Nantinya, akan menjadi SMK rujukan untuk SMK-SMK lain di wilayah Kabupaten Malang," disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy.
Pendidikan vokasi menjadi bagian dari strategi utama pemerintah untuk mengurangi kesenjangan di masyarakat. Mendikbud melaporkan, terpilih 219 SMK yang akan direvitalisasi oleh Kemendikbud di tahun 2017. Diharapkan revitalisasi SMK dapat meningkatkan jumlah lulusan yang kompeten, terampil dan bisa bersaing dalam persaingan global.
Peresmian SMA Taruna Nala
Sebelumnya, Presiden bersama Mendikbud dan Gubernur Jawa Timur meresmikan SMA Negeri Taruna Nala di Tlogowaru, Kedungkandang, Kota Malang. Dirancang sebagai tempat menyiapkan calon taruna, SMA ini menggunakan Kurikulum 2013 serta pengembangan Kurikulum Bela Negara dan Kemaritiman. Pembinaan SMA ini dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur sesuai Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 yang mengalihkan pembinaan pendidikan menengah dari kabupaten/kota ke tingkat provinsi.
Mendikbud mengungkapkan bahwa Kemdikbud saat ini mendorong provinsi untuk membangun sekolah-sekolah unggul yang sesuai dengan karakter dan potensi daerahnya. "SMA Taruna Nala ini diharapkan menjadi pencetak kader-kader unggul bangsa yang berkarakter, utamanya pada keunggulan kemaritiman," ujar Muhadjir.
Hadir bersama Mendikbud dalam kunjungan kerja mendampingi Presiden di Kabupaten Malang, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Bupati Malang Rendra Kreshna. Dari jajaran Kemendikbud nampak Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Hamid Muhammad, Direktur Pembinaan SMK Mustaghfirin Amin, Staf Khusus bidang Monitoring Implementasi Kebijakan R. Alpha Amirrachman, Staf Khusus bidang Komunikasi Publik Nasrullah, dan Staf Khusus bidang Kerja Sama Antar Lembaga Fajar Riza Ul Haq. (*)
Gondanglegi, 3 Juni 2017
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 11755 kali
Editor :
Dilihat 11755 kali