Kembali Dibuka, Gerakan Seniman Masuk Sekolah Targetkan 26.400 Siswa 20 Juli 2017 ← Back
Jakarta, Kemendikbud—Gerakan Seniman Masuk Sekolah kembali dibuka tahun ini. Memasuki tahun ketiga, gerakan ini diselenggarakan untuk memperkuat Pendidikan Karakter di sekolah.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengungkapkan pendidikan dasar di sekolah berfokus pada pemberantasan buta huruf. Pemberantasan ini menurut Menteri Muhadjir menekankan pada penggunaan otak kiri, seperti Aritmatika. Sedangkan, penggunaan otak kanan untuk kemampuan etik, estetik dan kinetik masih kurang.
“Saya harap penguatan pendidikan karakter melalui seni, ketiga kemampuan tadi bisa diperkuat. Mari, kita dorong seni (dan) sastrawan masuk sekolah,” ujar Mendikbud saat membuka Gerakan Seniman Masuk Sekolah, di Jakarta, Rabu (19/7/2017).
Mendikbud pun menghimbau agar mendukung para peserta didik dapat mengembangkan bakat yang dimiliki.
“Mari, kita dukung anak kita sesuai dengan bakatnya, sudahlah jangan kita paksa anak kita harus pintar menguasai Matematika, padahal bakat dia di kesenian dan olah raga,” himbau Mendikbud.
Menurutnya, penerapan Gerakan Seniman Masuk Sekolah akan difokuskan pada sekolah-sekolah pinggiran, dan tertinggal. Hal ini dilakukan untuk mengurangi tindakan-tindakan ekstrimisme di sekolah.
“Kita mulai dari sekolah pinggiran, sekolah di kota juga butuh tapi kita sentuh pinggiran dulu. Jadi, saya yakin guru bisa jadi gatekeepers informasi, bisa mengurangi ekstrimisme di sekolah,” jelasnya.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjenbud Kemendikbud), Hilmar Farid mengungkapkan penyelenggaraan Gerakan Seniman Masuk Sekolah juga untuk membangkitkan seni di sekolah.
“Selama ini banyak komentar, sekolah kita ‘sepi’ kesenian maka untuk mengembalikan kesenian ke sekolah, gerakan ini diselenggarakan tahun ini, sudah memasuki tahun ketiga,” jelas Dirjen Hilmar, saat menghadiri Workshop Gerakan Seniman Masuk Sekolah, di Jakarta, Rabu (19/7/2017).
Ia menambahkan, intensitas dan jangkauan peserta turut ditambah, yaitu dari 280 sekolah dari tujuh provinsi di tahun 2016 meningkat menjadi 1.320 sekolah di 26 provinsi di tahun 2017. Sehingga, jumlah target peserta pun meningkat menjadi 26.400 siswa. Para siswa ini akan mengikuti 32 kali pertemuan selama empat bulan durasi pelaksanaan.
“Semoga dengan pengalaman ini, gerakan bisa lebih masif, bahkan Dinas pendidikan dan sekolah bisa berkomitmen untuk melaksanakan,”jelasnya.
Sebagai tahapan awal, workshop Gerakan Seniman Masuk Sekolah diselengarakan. Workshop ini menghimpun sebanyak 208 peserta yang berasal dari 26 kepala dinas pendidikan (kadisdik) provinsi, 26 kadisdik kabupaten/kota, 78 kepala sekolah jenjang Sekolah Dasar s.d. Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa baik negeri maupun swasta, dan 78 seniman Indonesia. *
Jakarta, 20 Juli 2017
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengungkapkan pendidikan dasar di sekolah berfokus pada pemberantasan buta huruf. Pemberantasan ini menurut Menteri Muhadjir menekankan pada penggunaan otak kiri, seperti Aritmatika. Sedangkan, penggunaan otak kanan untuk kemampuan etik, estetik dan kinetik masih kurang.
“Saya harap penguatan pendidikan karakter melalui seni, ketiga kemampuan tadi bisa diperkuat. Mari, kita dorong seni (dan) sastrawan masuk sekolah,” ujar Mendikbud saat membuka Gerakan Seniman Masuk Sekolah, di Jakarta, Rabu (19/7/2017).
Mendikbud pun menghimbau agar mendukung para peserta didik dapat mengembangkan bakat yang dimiliki.
“Mari, kita dukung anak kita sesuai dengan bakatnya, sudahlah jangan kita paksa anak kita harus pintar menguasai Matematika, padahal bakat dia di kesenian dan olah raga,” himbau Mendikbud.
Menurutnya, penerapan Gerakan Seniman Masuk Sekolah akan difokuskan pada sekolah-sekolah pinggiran, dan tertinggal. Hal ini dilakukan untuk mengurangi tindakan-tindakan ekstrimisme di sekolah.
“Kita mulai dari sekolah pinggiran, sekolah di kota juga butuh tapi kita sentuh pinggiran dulu. Jadi, saya yakin guru bisa jadi gatekeepers informasi, bisa mengurangi ekstrimisme di sekolah,” jelasnya.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjenbud Kemendikbud), Hilmar Farid mengungkapkan penyelenggaraan Gerakan Seniman Masuk Sekolah juga untuk membangkitkan seni di sekolah.
“Selama ini banyak komentar, sekolah kita ‘sepi’ kesenian maka untuk mengembalikan kesenian ke sekolah, gerakan ini diselenggarakan tahun ini, sudah memasuki tahun ketiga,” jelas Dirjen Hilmar, saat menghadiri Workshop Gerakan Seniman Masuk Sekolah, di Jakarta, Rabu (19/7/2017).
Ia menambahkan, intensitas dan jangkauan peserta turut ditambah, yaitu dari 280 sekolah dari tujuh provinsi di tahun 2016 meningkat menjadi 1.320 sekolah di 26 provinsi di tahun 2017. Sehingga, jumlah target peserta pun meningkat menjadi 26.400 siswa. Para siswa ini akan mengikuti 32 kali pertemuan selama empat bulan durasi pelaksanaan.
“Semoga dengan pengalaman ini, gerakan bisa lebih masif, bahkan Dinas pendidikan dan sekolah bisa berkomitmen untuk melaksanakan,”jelasnya.
Sebagai tahapan awal, workshop Gerakan Seniman Masuk Sekolah diselengarakan. Workshop ini menghimpun sebanyak 208 peserta yang berasal dari 26 kepala dinas pendidikan (kadisdik) provinsi, 26 kadisdik kabupaten/kota, 78 kepala sekolah jenjang Sekolah Dasar s.d. Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa baik negeri maupun swasta, dan 78 seniman Indonesia. *
Jakarta, 20 Juli 2017
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sumber :
Penulis : pengelola web kemdikbud
Editor :
Dilihat 3967 kali
Editor :
Dilihat 3967 kali